Follow Us :              

Ganjar : Hati-Hati Pegang Proyek Gede

  03 December 2019  |   07:00:00  |   dibaca : 470 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar : Hati-Hati Pegang Proyek Gede

03 December 2019 | 07:00:00 | dibaca : 470
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta sejumlah dinas yang menangani pekerjaan umum untuk hati-hati. Tingginya anggaran infrastruktur selalu menjadi incaran banyak pihak yang akan berbuat apapun untuk mendapatkan proyek-proyek tersebut, salah satunya dengan suap menyuap.

Hal itu disampaikan Ganjar kepada sejumlah pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya (DPU BMCk), Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) saat peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum ke-74 di kantor DPU BMCK Jateng, Selasa (3/12/2019).

"Saya selalu menekankan soal integritas. Harus dijaga betul. Hati-hati, karena infrastruktur memiliki proyek dengan angka besar," kata Ganjar.

Angka yang besar itu lanjut dia banyak membuat orang ngiler untuk mendapatkan proyek. Sehingga saat lelang dilakukan, seringkali mereka melakukan banyak cara untuk memenangkan tender.

"Biasanya kalau lelang banting-bantingan. Maka yang paling rendah kualitasnya harus diperhatikan. Kita mesti jaga betul integritas yang selama ini sudah berjalan baik ini," tegasnya.

Selain soal integritas, Ganjar juga menekankan pentingnya capaian dalam target kinerja yang sudah ditetapkan. Sebab, hal itu berimplikasi pada serapan anggaran yang sudah ada.

"Saya juga pesan, ini sudah masuk musim penghujan. Dinas PU kan banyak pekerjaan terkait ini, baik jalan, jembatan, aliran sungai dan perumahan. Awas banjir, semua harus siaga penuh soal itu," imbaunya.

Terkait target infrastruktur di Jawa Tengah tahun depan, Ganjar mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Sejumlah capaian yang sudah ada, akan ditingkatkan pada program yang lebih bermanfaat.

"Misalnya pengelolaan air, itu tidak cukup membangun infrastrukturnya, namun harus sudah bicara soal politik air. Bagaimana agar sungai tidak tercemar, masyarakat menggunakan air bersih dengan baik dan sebagainya. Juga tentang pemukiman, ke depan harus dipikirkan bagaimana pemenuhan pemukiman di tengah keterbatasan lahan. Pembangunan rumah ke atas, mungkin sudah saatnya dipikirkan," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta sejumlah dinas yang menangani pekerjaan umum untuk hati-hati. Tingginya anggaran infrastruktur selalu menjadi incaran banyak pihak yang akan berbuat apapun untuk mendapatkan proyek-proyek tersebut, salah satunya dengan suap menyuap.

Hal itu disampaikan Ganjar kepada sejumlah pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya (DPU BMCk), Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) saat peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum ke-74 di kantor DPU BMCK Jateng, Selasa (3/12/2019).

"Saya selalu menekankan soal integritas. Harus dijaga betul. Hati-hati, karena infrastruktur memiliki proyek dengan angka besar," kata Ganjar.

Angka yang besar itu lanjut dia banyak membuat orang ngiler untuk mendapatkan proyek. Sehingga saat lelang dilakukan, seringkali mereka melakukan banyak cara untuk memenangkan tender.

"Biasanya kalau lelang banting-bantingan. Maka yang paling rendah kualitasnya harus diperhatikan. Kita mesti jaga betul integritas yang selama ini sudah berjalan baik ini," tegasnya.

Selain soal integritas, Ganjar juga menekankan pentingnya capaian dalam target kinerja yang sudah ditetapkan. Sebab, hal itu berimplikasi pada serapan anggaran yang sudah ada.

"Saya juga pesan, ini sudah masuk musim penghujan. Dinas PU kan banyak pekerjaan terkait ini, baik jalan, jembatan, aliran sungai dan perumahan. Awas banjir, semua harus siaga penuh soal itu," imbaunya.

Terkait target infrastruktur di Jawa Tengah tahun depan, Ganjar mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Sejumlah capaian yang sudah ada, akan ditingkatkan pada program yang lebih bermanfaat.

"Misalnya pengelolaan air, itu tidak cukup membangun infrastrukturnya, namun harus sudah bicara soal politik air. Bagaimana agar sungai tidak tercemar, masyarakat menggunakan air bersih dengan baik dan sebagainya. Juga tentang pemukiman, ke depan harus dipikirkan bagaimana pemenuhan pemukiman di tengah keterbatasan lahan. Pembangunan rumah ke atas, mungkin sudah saatnya dipikirkan," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu