Follow Us :              

Pemprov Jateng Siapkan Rp 23 Miliar Untuk Korban Puting Beliung

  05 December 2019  |   16:00:00  |   dibaca : 573 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Siapkan Rp 23 Miliar Untuk Korban Puting Beliung

05 December 2019 | 16:00:00 | dibaca : 573
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG – Bencana angin puting beliung melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah. Sejak Oktober hingga Desember ini, bencana tersebut menyebabkan ratusan bangunan, baik rumah maupun fasilitas publik lain mengalami kerusakan.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, bencana angin puting beliung melanda 12 Kabupaten di Jawa Tengah. Diantaranya Kabupaten Magelang (8 kecamatan), Kabupaten Wonosobo (8 Kecamatan), Brebes (1 Kecamatan), Boyolali (1 Kecamatan), Kabupaten Tegal (1 Kecamatan), Banjarnegara (2 Kecamatan),  Karanganyar (5 Kecamatan), Batang (4 Kecamatan).

Selain itu ada Wonogiri (4 kecamatan), Pemalang (1 kecamatan), Sragen (1 kecamatan), Kendal (1 kecamatan) dan Grobogan di beberapa desa. Sebanyak 31 bangunan roboh, dan 107 bangunan mengalami rusak berat.

“Akibat bencana ini, puluhan rumah dan bangunan lain seperti sekolah mengalami kerusakan, ada yang roboh, rusak berat, sedang dan ringan. Kerugian ditaksir hingga miliaran rupiah,” kata Kepala BPBD Jateng, Sudaryanto saat dikonfirmasi, Kamis (5/12/2019).

Terkait bencana angin puting beliung itu, Pemprov Jateng lanjut Sudaryanto telah menyiapkan anggaran dari biaya tak terduga di tahun 2019. Anggaran sebesar Rp23 miliar telah disiapkan untuk memberikan bantuan kepada korban yang mengalami kerusakan akibat bencana itu.

“Tidak semua dibantu, hanya yang roboh dan juga rusak berat. Untuk rumah roboh, mendapatkan bantuan Rp 15 juta per rumah, sementara rusak berat dibantu Rp 10 juta per rumah,” terangnya.

Untuk mencairkan bantuan itu, pihak Kabupaten/Kota lanjut Sudaryanto harus membuat surat pernyataan darurat angin kencang. Apabila rumah yang rusak akibat angin kencang lebih dari lima, maka pemerintah daerah dapat mengajukan bantuan kepada Pemprov Jateng untuk bantuan kerusakan berat. Sementara untuk kerusakan sedang atau ringan, bantuan dapat diberikan dari Kabupaten/Kota setempat.

“Dari anggaran tersebut, sampai akhir tahun ini sudah digunakan sebesar Rp 6,3 miliar. Sisanya, dapat digunakan untuk membantu warga yang menjadi korban bencana angin kencang di berberapa daerah. Kami masih menunggu pengajuan dari Kabupaten/Kota,” terangnya.

Sudaryanto menambahkan, Pemprov Jateng sudah berusaha mengantisipasi adanya korban dari bencana angin puting beliung ini. Pemprov Jateng lanjut dia sudah menggelar rapat koordinasi terkait antisipasi bencana angin puting beliung.

“Termasuk adanya surat edaran Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo kepada masing-masing Kabupaten/Kota untuk antisipasi bencana. Kami mengimbau agar masyarakat terus berhati-hati dan secepat mungkin menyelamatkan diri apabila terjadi bencana. Jangan lupa untuk selalu menjadi penolong bagi orang lain,” tutupnya.

Dalam beberapa kesempatan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa Jawa Tengah merupakan supermarket bencana alam. Hampir semua bencana ada di provinsi ini.

“Jadi, semua harus siap memitigasi. Pahami potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing dan tingkatkan pelatihan. Apabila terjadi bencana, segera lakukan tindakan penyelamatan,” kata Ganjar.


Bagikan :

SEMARANG – Bencana angin puting beliung melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah. Sejak Oktober hingga Desember ini, bencana tersebut menyebabkan ratusan bangunan, baik rumah maupun fasilitas publik lain mengalami kerusakan.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, bencana angin puting beliung melanda 12 Kabupaten di Jawa Tengah. Diantaranya Kabupaten Magelang (8 kecamatan), Kabupaten Wonosobo (8 Kecamatan), Brebes (1 Kecamatan), Boyolali (1 Kecamatan), Kabupaten Tegal (1 Kecamatan), Banjarnegara (2 Kecamatan),  Karanganyar (5 Kecamatan), Batang (4 Kecamatan).

Selain itu ada Wonogiri (4 kecamatan), Pemalang (1 kecamatan), Sragen (1 kecamatan), Kendal (1 kecamatan) dan Grobogan di beberapa desa. Sebanyak 31 bangunan roboh, dan 107 bangunan mengalami rusak berat.

“Akibat bencana ini, puluhan rumah dan bangunan lain seperti sekolah mengalami kerusakan, ada yang roboh, rusak berat, sedang dan ringan. Kerugian ditaksir hingga miliaran rupiah,” kata Kepala BPBD Jateng, Sudaryanto saat dikonfirmasi, Kamis (5/12/2019).

Terkait bencana angin puting beliung itu, Pemprov Jateng lanjut Sudaryanto telah menyiapkan anggaran dari biaya tak terduga di tahun 2019. Anggaran sebesar Rp23 miliar telah disiapkan untuk memberikan bantuan kepada korban yang mengalami kerusakan akibat bencana itu.

“Tidak semua dibantu, hanya yang roboh dan juga rusak berat. Untuk rumah roboh, mendapatkan bantuan Rp 15 juta per rumah, sementara rusak berat dibantu Rp 10 juta per rumah,” terangnya.

Untuk mencairkan bantuan itu, pihak Kabupaten/Kota lanjut Sudaryanto harus membuat surat pernyataan darurat angin kencang. Apabila rumah yang rusak akibat angin kencang lebih dari lima, maka pemerintah daerah dapat mengajukan bantuan kepada Pemprov Jateng untuk bantuan kerusakan berat. Sementara untuk kerusakan sedang atau ringan, bantuan dapat diberikan dari Kabupaten/Kota setempat.

“Dari anggaran tersebut, sampai akhir tahun ini sudah digunakan sebesar Rp 6,3 miliar. Sisanya, dapat digunakan untuk membantu warga yang menjadi korban bencana angin kencang di berberapa daerah. Kami masih menunggu pengajuan dari Kabupaten/Kota,” terangnya.

Sudaryanto menambahkan, Pemprov Jateng sudah berusaha mengantisipasi adanya korban dari bencana angin puting beliung ini. Pemprov Jateng lanjut dia sudah menggelar rapat koordinasi terkait antisipasi bencana angin puting beliung.

“Termasuk adanya surat edaran Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo kepada masing-masing Kabupaten/Kota untuk antisipasi bencana. Kami mengimbau agar masyarakat terus berhati-hati dan secepat mungkin menyelamatkan diri apabila terjadi bencana. Jangan lupa untuk selalu menjadi penolong bagi orang lain,” tutupnya.

Dalam beberapa kesempatan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa Jawa Tengah merupakan supermarket bencana alam. Hampir semua bencana ada di provinsi ini.

“Jadi, semua harus siap memitigasi. Pahami potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing dan tingkatkan pelatihan. Apabila terjadi bencana, segera lakukan tindakan penyelamatan,” kata Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu