Follow Us :              

Jadi Bandung Bondowoso, Ganjar Malah Ngurusi Orang Hamil

  11 December 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 2328 
Kategori :
Bagikan :


Jadi Bandung Bondowoso, Ganjar Malah Ngurusi Orang Hamil

11 December 2019 | 19:00:00 | dibaca : 2328
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Kisah Bandung Bondowoso ditampilkan secara menarik dalam pementasan ketoprak milenial di Wisma Perdamaian, Rabu (11/12/2019) malam. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ikut berperan dalam pementasan yang digelar dalam rangka memperingati  Hari Kesehatan Nasional dan Peringatan Hari AIDS sedunia  itu.

Berperan sebagai Bandung Bondowoso, Ganjar tampil menghibur dalam pementasan itu. Namun bukan Ganjar namanya, apabila pentas ketoprak mengikuti alur cerita yang disediakan.

Ada saja ulah yang dilakukan Ganjar saat memerankan Bandung Bondowoso. Alih-alih menceritakan perjuangannya membangun 1.000 candi dalam waktu semalam demi mewujudkan permintaan sang pujaan hati, Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso versi Ganjar justru mengurusi hal yang tidak biasa, yakni orang hamil.

Bersama komedian Marwoto, Ganjar membuka penampilannya dengan membahas program pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu hal yang harus diperhatikan, adalah mempersiapkan generasi unggul sedini mungkin.

Kelucuan antara Ganjar dan Marwoto mampu membuat suasana jadi ger-geran. Meski begitu, pesan-pesan Ganjar tentang mewujudkan Indonesia maju melalui SDM unggul tetap mengena.

"Dadi ben negorone unggul (jadi biar negaranya maju), SDM kudu apik (SDM nya harus bagus). Carane pie, ya sejak meteng kudu diperhatekno (caranya, sejak hamil harus diperhatikan). Makane Jawa Tengah kui duwe program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, disingkat 5Ng," kata Ganjar.

Untuk menerangkan program 5Ng itu, Ganjar pun kemudian memanggil salah satu penonton bernama Maeta, 20, mahasiswi kesehatan masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Kepada Maeta, Ganjar bertanya tentang konsep 5Ng dalam upaya penanggulangan kematian ibu melahirkan dan angka kematian balita.

"Pie carane ibu-ibu sing lagi meteng, iso lahiran sehat, anake yo sehat (bagaimana caranya agar ibu hamil bisa melahirkan dengan sehat, bayinya juga sehat)," tanya Ganjar.

Dengan mantab, Maeta menerangkan bahwa ibu hamil harus rutin periksa kandungan ke dokter atau bidan. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi.

"Apabila kondisinya sehat, maka sudah selesai. Kalau ada kelainan, maka harus mendapat perhatian terus menerus," jawab Maeta.

Maeta pun menerangkan bahwa program 5Ng tidak hanya untuk menekan angka kematian ibu dan anak, namun juga untuk mencegah stunting. Untuk itu lanjut dia, asupan gizi untuk bayi juga harus dipenuhi dengan baik.

"Biar tidak stunting, sejak dalam kandungan harus diberi asupan gizi yang cukup. Kalau sudah lahir, harus diberikan air susu ibu minimal enam bulan," jawab Maeta.

Jawaban itu membuat Ganjar sumringah. Ia pun mengatakan bahwa, untuk mewujudkan generasi unggul, semua pihak harus terlibat. Tidak hanya petugas kesehatan, namun masyarakat sekitar harus peduli dengan ibu hamil dan balita.

"Dari Jawa Tengah, mari kita wujudkan SDM unggul untuk Indonesia maju," tegas Ganjar.

Keseruan-keseruan lain tersaji dalam pementasan ketoprak yang juga dimeriahkan oleh Yati Pesek tersebut. Selain tentang kesehatan, pementasan itu juga memberikan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS dan cara pencegahannya.

Sejumlah aktivis yang bergerak di bidang kesehatan dan HIV/AIDS juga diundang dalam pementasan tersebut. Satu persatu, mereka menerangkan tentang berbagai hal, khususnya kesehatan dan pencegahan HIV/AIDS.


Bagikan :

SEMARANG - Kisah Bandung Bondowoso ditampilkan secara menarik dalam pementasan ketoprak milenial di Wisma Perdamaian, Rabu (11/12/2019) malam. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ikut berperan dalam pementasan yang digelar dalam rangka memperingati  Hari Kesehatan Nasional dan Peringatan Hari AIDS sedunia  itu.

Berperan sebagai Bandung Bondowoso, Ganjar tampil menghibur dalam pementasan itu. Namun bukan Ganjar namanya, apabila pentas ketoprak mengikuti alur cerita yang disediakan.

Ada saja ulah yang dilakukan Ganjar saat memerankan Bandung Bondowoso. Alih-alih menceritakan perjuangannya membangun 1.000 candi dalam waktu semalam demi mewujudkan permintaan sang pujaan hati, Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso versi Ganjar justru mengurusi hal yang tidak biasa, yakni orang hamil.

Bersama komedian Marwoto, Ganjar membuka penampilannya dengan membahas program pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu hal yang harus diperhatikan, adalah mempersiapkan generasi unggul sedini mungkin.

Kelucuan antara Ganjar dan Marwoto mampu membuat suasana jadi ger-geran. Meski begitu, pesan-pesan Ganjar tentang mewujudkan Indonesia maju melalui SDM unggul tetap mengena.

"Dadi ben negorone unggul (jadi biar negaranya maju), SDM kudu apik (SDM nya harus bagus). Carane pie, ya sejak meteng kudu diperhatekno (caranya, sejak hamil harus diperhatikan). Makane Jawa Tengah kui duwe program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, disingkat 5Ng," kata Ganjar.

Untuk menerangkan program 5Ng itu, Ganjar pun kemudian memanggil salah satu penonton bernama Maeta, 20, mahasiswi kesehatan masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Kepada Maeta, Ganjar bertanya tentang konsep 5Ng dalam upaya penanggulangan kematian ibu melahirkan dan angka kematian balita.

"Pie carane ibu-ibu sing lagi meteng, iso lahiran sehat, anake yo sehat (bagaimana caranya agar ibu hamil bisa melahirkan dengan sehat, bayinya juga sehat)," tanya Ganjar.

Dengan mantab, Maeta menerangkan bahwa ibu hamil harus rutin periksa kandungan ke dokter atau bidan. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi.

"Apabila kondisinya sehat, maka sudah selesai. Kalau ada kelainan, maka harus mendapat perhatian terus menerus," jawab Maeta.

Maeta pun menerangkan bahwa program 5Ng tidak hanya untuk menekan angka kematian ibu dan anak, namun juga untuk mencegah stunting. Untuk itu lanjut dia, asupan gizi untuk bayi juga harus dipenuhi dengan baik.

"Biar tidak stunting, sejak dalam kandungan harus diberi asupan gizi yang cukup. Kalau sudah lahir, harus diberikan air susu ibu minimal enam bulan," jawab Maeta.

Jawaban itu membuat Ganjar sumringah. Ia pun mengatakan bahwa, untuk mewujudkan generasi unggul, semua pihak harus terlibat. Tidak hanya petugas kesehatan, namun masyarakat sekitar harus peduli dengan ibu hamil dan balita.

"Dari Jawa Tengah, mari kita wujudkan SDM unggul untuk Indonesia maju," tegas Ganjar.

Keseruan-keseruan lain tersaji dalam pementasan ketoprak yang juga dimeriahkan oleh Yati Pesek tersebut. Selain tentang kesehatan, pementasan itu juga memberikan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS dan cara pencegahannya.

Sejumlah aktivis yang bergerak di bidang kesehatan dan HIV/AIDS juga diundang dalam pementasan tersebut. Satu persatu, mereka menerangkan tentang berbagai hal, khususnya kesehatan dan pencegahan HIV/AIDS.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu