Follow Us :              

Mbah Supartini Bungah Dapat Bantuan Bedah Rumah

  12 December 2019  |   09:30:00  |   dibaca : 513 
Kategori :
Bagikan :


Mbah Supartini Bungah Dapat Bantuan Bedah Rumah

12 December 2019 | 09:30:00 | dibaca : 513
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Sragen - Mbah Supartini (72) tak henti-hentinya mengucap syukur ketika Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen dan rombongan berkunjung ke rumahnya, di Desa Kedawung Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen, Kamis (12/12/2019). Pasalnya, dalam kunjungan yang tak ia sangka itu, Taj Yasin memberinya kabar bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memperbaiki rumahnya. 

Rumah berdinding papan kayu dan berlantai tanah yang selama ini ditempati Supartini bersama kedua cucunya ini masuk dalam program bantuan bedah rumah tidak layak huni (RTLH) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jateng.

"Alhamdulillah, saya sangat bungah (bahagia – Red) mendapat bantuan ini. Rumah saya elek (jelek – Red) dan rusak karena tidak mampu memperbaiki tapi sebentar lagi akan dibangun oleh pemerintah. Saya bersyukur, kalau sudah diperbaiki nanti cucu-cucu saya bisa lebih nyaman berada di rumah ini," ucap Supartini.

Keterbatasan ekonomi menjadikan janda lanjut usia ini tidak mampu memperbaiki rumahnya yang sudah mengalami kerusakan di berbagai bagian. Bahkan, nenek yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani ini masih harus menanggung biaya kebutuhan hidup dan pendidikan kedua cucunya. Dengan adanya bantuan ini, Supartini merasa lega dan bahagia karena bebannya teringankan.

Taj Yasin berharap, adanya program RTLH ini tidak hanya dirasakan oleh penerima bantuan, melainkan juga warga desa yang ikut bergotong royong membantu proses perbaikan. Ini sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat guna mengurangi kemiskinan di desa tersebut. 

"Saya berharap semua warga ikut nyengkuyung (mendukung – Red) program pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten dan kota. Warga nanti dibantu TNI PMI dari Koramil setempat, dan PMI membongkar dan memperbaiki rumah warga penerima bantuan RTLH, kemudian 19 warga yang rumahnya belum dialiri listrik PLN juga sudah dibantu. Program kami tidak hanya fisik tetapi juga program pemberdayaan masyarakat melalui berbagai pelatihan," jelas Taj Yasin.

Biaya Pengobatan
Selain Supartini, kebahagian juga dirasakan keluarga Martorejo (75), warga RT 05 desa yang sama. Kakek delapan cucu ini mendapat bantuan perbaikan RTLH dan biaya pengobatan untuk kondisi sakit tulang dan pendarahan otak yang dialaminya akibat jatuh dari sepeda. 

"Bapak (Martorejo) baru seminggu ini pulang dari rumah sakit. Selama di rumah sakit, biaya kami tanggung sendiri karena KIS (Kartu Indonesia Sehat) milik bapak tidak dapat digunakan. KIS punya bapak ada kesalahan admunistrasi, yaitu namanya tidak sama antara yang tertulis di KTP dan di KIS," terang Kemis, salah satu putra Martorejo.

Mendengar ini, Taj Yasin yang didampingi Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Kepala DP3AKB Jateng Retno Sudewi, langsung menindaklanjuti persoalan terkait KIS milik Martorejo. Dengan demikian, nantinya Martorejo bisa mendapat perawatan medis di rumah sakit tanpa mengeluarkan biaya pribadi.

"Kami sudah menindaklanjuti persoalan administrasi KIS milik Mbah Martorejo. KIS yang lama segera diurus pergantian namanya, jadi nanti tidak ada kesulitan lagi. Pemkab Sragen siap memfasilitasi agar proses pengobatan Mbah Martorejo lancar tanpa kendala," terang Dedy.


Bagikan :

Sragen - Mbah Supartini (72) tak henti-hentinya mengucap syukur ketika Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen dan rombongan berkunjung ke rumahnya, di Desa Kedawung Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen, Kamis (12/12/2019). Pasalnya, dalam kunjungan yang tak ia sangka itu, Taj Yasin memberinya kabar bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memperbaiki rumahnya. 

Rumah berdinding papan kayu dan berlantai tanah yang selama ini ditempati Supartini bersama kedua cucunya ini masuk dalam program bantuan bedah rumah tidak layak huni (RTLH) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jateng.

"Alhamdulillah, saya sangat bungah (bahagia – Red) mendapat bantuan ini. Rumah saya elek (jelek – Red) dan rusak karena tidak mampu memperbaiki tapi sebentar lagi akan dibangun oleh pemerintah. Saya bersyukur, kalau sudah diperbaiki nanti cucu-cucu saya bisa lebih nyaman berada di rumah ini," ucap Supartini.

Keterbatasan ekonomi menjadikan janda lanjut usia ini tidak mampu memperbaiki rumahnya yang sudah mengalami kerusakan di berbagai bagian. Bahkan, nenek yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani ini masih harus menanggung biaya kebutuhan hidup dan pendidikan kedua cucunya. Dengan adanya bantuan ini, Supartini merasa lega dan bahagia karena bebannya teringankan.

Taj Yasin berharap, adanya program RTLH ini tidak hanya dirasakan oleh penerima bantuan, melainkan juga warga desa yang ikut bergotong royong membantu proses perbaikan. Ini sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat guna mengurangi kemiskinan di desa tersebut. 

"Saya berharap semua warga ikut nyengkuyung (mendukung – Red) program pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten dan kota. Warga nanti dibantu TNI PMI dari Koramil setempat, dan PMI membongkar dan memperbaiki rumah warga penerima bantuan RTLH, kemudian 19 warga yang rumahnya belum dialiri listrik PLN juga sudah dibantu. Program kami tidak hanya fisik tetapi juga program pemberdayaan masyarakat melalui berbagai pelatihan," jelas Taj Yasin.

Biaya Pengobatan
Selain Supartini, kebahagian juga dirasakan keluarga Martorejo (75), warga RT 05 desa yang sama. Kakek delapan cucu ini mendapat bantuan perbaikan RTLH dan biaya pengobatan untuk kondisi sakit tulang dan pendarahan otak yang dialaminya akibat jatuh dari sepeda. 

"Bapak (Martorejo) baru seminggu ini pulang dari rumah sakit. Selama di rumah sakit, biaya kami tanggung sendiri karena KIS (Kartu Indonesia Sehat) milik bapak tidak dapat digunakan. KIS punya bapak ada kesalahan admunistrasi, yaitu namanya tidak sama antara yang tertulis di KTP dan di KIS," terang Kemis, salah satu putra Martorejo.

Mendengar ini, Taj Yasin yang didampingi Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Kepala DP3AKB Jateng Retno Sudewi, langsung menindaklanjuti persoalan terkait KIS milik Martorejo. Dengan demikian, nantinya Martorejo bisa mendapat perawatan medis di rumah sakit tanpa mengeluarkan biaya pribadi.

"Kami sudah menindaklanjuti persoalan administrasi KIS milik Mbah Martorejo. KIS yang lama segera diurus pergantian namanya, jadi nanti tidak ada kesulitan lagi. Pemkab Sragen siap memfasilitasi agar proses pengobatan Mbah Martorejo lancar tanpa kendala," terang Dedy.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu