Follow Us :              

Ganjar: Bayangkan Kalau Zaman Bung Karno Ada Gadget

  13 December 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 370 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar: Bayangkan Kalau Zaman Bung Karno Ada Gadget

13 December 2019 | 19:00:00 | dibaca : 370
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kalangan milenial memiliki caranya sendiri untuk merawat kebhinekaan Indonesia. Salah satunya adalah menggunakan media sosial untuk bergaul dan menjalin kekompakan. Bisa jadi media itu juga yang digunakan Bung Karno untuk berkomunikasi dalam berjuang.

"Bung Karno, kalau tidak salah, pada usia 27 sudah mengatakan 'saya pemimpin Indonesia'. Saya tidak membayangkan pada tahun 1945 alat ini (gadget) sudah ada, kalau ada pasti Bung Karno bikin WA grup sama teman-temannya Muhammad Hatta, Sjahrir, dan lainnya. Dulu itu belum ada (gadget), adanya hanya radio. Komunikasinya dilakukan menggunakan radio," katanya dalam acara Dialog Kebangsaan bertema "Harmonisasi Keberagaman untuk Merawat Kebhinekaan Indonesia" di Balaikota Semarang, Jumat (13/12/2019).

Komunikasi yang saat itu dilakukan tujuannya hanya satu, yaitu Indonesia jadi satu. Ganjar mengatakan tujuan itu akhirnya tercapai dan bisa kita rasakan dampaknya sekarang karena para pendahulu memiliki cita-cita.

"Situasi sekarang ini seperti pohon yang dicabut akarnya, jadi semua memiliki akar baru. Sekarang ini, kalangan milenial memiliki cita-cita yang sederhana, tidak tinggi-tinggi tetapi mempunyai dampak yang berarti. Intinya adalah merawat cita-cita itu," terangnya.

Selain cita-cita, lanjut Ganjar, yang dibutuhkan negara saat ini adalah kekompakan. Menurutnya kekompakan itu tidak bisa terjalin kalau masih ada yang saling mengolok-olok dan menjelek-jelekkan.

"Kita boleh berdemokrasi, boleh berbeda pendapat, tapi tidak untuk memaki yang berlebihan, mengolok-olok berlebihan, menjelek-jelekkan berlebihan. Kita harus saling menghormati," paparnya.

Adapun dalam dialog kebangsaan tersebut hadir juga Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang bertindak sebagai moderator. Satu narasumber lainnya adalah Gracia Billy Mambrasar, salah satu milenial yang terpilih menjadi Staff Khusus Presiden Joko Widodo.

"Mas Billy ini tidak mungkin dipilih menjadi staff khusus Presiden kalau tidak memiliki cita-cita serta memiliki kreasi dan inovasi. Dua hal terakhir yang saya sebut itu tidak dapat dipisahkan di era sekarang ini," pungkas Ganjar.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kalangan milenial memiliki caranya sendiri untuk merawat kebhinekaan Indonesia. Salah satunya adalah menggunakan media sosial untuk bergaul dan menjalin kekompakan. Bisa jadi media itu juga yang digunakan Bung Karno untuk berkomunikasi dalam berjuang.

"Bung Karno, kalau tidak salah, pada usia 27 sudah mengatakan 'saya pemimpin Indonesia'. Saya tidak membayangkan pada tahun 1945 alat ini (gadget) sudah ada, kalau ada pasti Bung Karno bikin WA grup sama teman-temannya Muhammad Hatta, Sjahrir, dan lainnya. Dulu itu belum ada (gadget), adanya hanya radio. Komunikasinya dilakukan menggunakan radio," katanya dalam acara Dialog Kebangsaan bertema "Harmonisasi Keberagaman untuk Merawat Kebhinekaan Indonesia" di Balaikota Semarang, Jumat (13/12/2019).

Komunikasi yang saat itu dilakukan tujuannya hanya satu, yaitu Indonesia jadi satu. Ganjar mengatakan tujuan itu akhirnya tercapai dan bisa kita rasakan dampaknya sekarang karena para pendahulu memiliki cita-cita.

"Situasi sekarang ini seperti pohon yang dicabut akarnya, jadi semua memiliki akar baru. Sekarang ini, kalangan milenial memiliki cita-cita yang sederhana, tidak tinggi-tinggi tetapi mempunyai dampak yang berarti. Intinya adalah merawat cita-cita itu," terangnya.

Selain cita-cita, lanjut Ganjar, yang dibutuhkan negara saat ini adalah kekompakan. Menurutnya kekompakan itu tidak bisa terjalin kalau masih ada yang saling mengolok-olok dan menjelek-jelekkan.

"Kita boleh berdemokrasi, boleh berbeda pendapat, tapi tidak untuk memaki yang berlebihan, mengolok-olok berlebihan, menjelek-jelekkan berlebihan. Kita harus saling menghormati," paparnya.

Adapun dalam dialog kebangsaan tersebut hadir juga Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang bertindak sebagai moderator. Satu narasumber lainnya adalah Gracia Billy Mambrasar, salah satu milenial yang terpilih menjadi Staff Khusus Presiden Joko Widodo.

"Mas Billy ini tidak mungkin dipilih menjadi staff khusus Presiden kalau tidak memiliki cita-cita serta memiliki kreasi dan inovasi. Dua hal terakhir yang saya sebut itu tidak dapat dipisahkan di era sekarang ini," pungkas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu