Follow Us :              

Natal dan Tahun Baru, Pemprov Jateng Batasi Operasional Angkutan Barang

  18 December 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 415 
Kategori :
Bagikan :


Natal dan Tahun Baru, Pemprov Jateng Batasi Operasional Angkutan Barang

18 December 2019 | 11:00:00 | dibaca : 415
Kategori :
Bagikan :

Foto : Irfani (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Irfani (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memberlakukan pembatasan operasional armada angkutan barang pada perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pembatasan dilakukan mulai 20-21 Desember dan 31 Desember – 1 Januari 2020.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat mengatakan pembatasan diberlakukan terhadap mobil barang bersumbu tiga atau lebih; yang memiliki gandengan; dan yang digunakan untuk mengangkut bahan galian, seperti tanah, pasir, batu, bahan tambang dan bahan bangunan. Pembatasan operasional akan diberlakukan di ruas jalan tol Semarang-Solo, ruas jalan nasional Yogya-Magelang-Bawen, Yogya-Klaten-Solo dan ruas jalan Tegal-Purwokerto.

Terkait ketersediaan angkutan, Satriyo mengatakan bahwa ada lima alternatif moda transportasi yang telah disediakan, yakni transportasi darat sebanyak 27.223 unit dengan kapasitas 837.240 tempat duduk, kereta api 143 gerbong berkapasitas 52.150 penumpang, pesawat sebanyak 127 penerbangan berkapasitas 13.920 orang dan 8 kapal laut berkapasitas 4.807 penumpang.

"Ada pula program mudik gratis dari Kementerian Perhubungan tujuan Jateng, di antaranya ke Solo, Purwokerto, Tegal dan Wonogiri. Sebanyak 33 armada berkapasitas 1.475 penumpang akan berangkat 21 Desember,” kata Satriyo saat menggelar konferensi pers di komplek kantor Gubernur Jateng, Rabu (18/12/2019).

Satriyo memperkirakan jumlah penumpang transportasi udara pada Nataru tahun ini akan menurun 7 persen. Hal ini dampak dari tidak diberikannya izin terbang kepada beberapa maskapai. Sebaliknya, kenaikan jumlah penumpang hingga 10 persen diprediksi terjadi pada moda transportasi kereta api.

Terkait pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi diprediksi lebih sedikit dibanding saat lebaran lalu. Satriyo mengatakan, jika pada lebaran lalu ada 532 ribu mobil pribadi, Nataru kali ini diprediksi hanya 399 ribu mobil. Adapun puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 20-21 dan 28-29 Desember.

Untuk mengantisipasi kemacetan, Pemprov Jateng berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan mendirikan posko terpadu. Di Jateng, posko berada di gerbang Tol Pejagan dan Kalikangkung. 

"Apabila terjadi penumpukan kendaraan, langkah antisipasi telah kami perhitungkan, termasuk kemungkinan menerapkan jalur searah dan pemanfaatan jalur-jalur alternatif.”

Selain jalan tol, terdapat beberapa titik yang diwaspadai oleh Dishub. Berdasarkan pengalaman lebaran lalu, titik macet terjadi di Jatinom Klaten, Belik Purbalingga hingga Bayeman, Bawen, Sokaraja, Sumpyuh, Bobotsari dan Pemalang. Untuk itu, pihaknya akan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan tersebut.

Terkait infrastruktur jalan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jateng AR Hanung Triyono mengatakan seluruh jalan di Jawa Tengah, baik jalan tol, jalur lintas Pantura, jalur lintas tengah, jalur lintas selatan, dipastikan dalam kondisi baik.

Jalur alternatif yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah juga sudah diperbaiki dan dalam kondisi baik. Jalur tersebut nantinya dapat digunakan untuk pengalihan arus apabila terjadi penumpukan kendaraan, baik di jalur tol maupun jalur utama di Pantura.

"Jalur alternatif Pejagan-Brebes, Tegal, Pemalang, Batang, Semarang semuanya sudah disiapkan sebagai antisipasi pengalihan arus jika terjadi kemacetan di jalan tol dan jalur utama Pantura. Jalur lain seperti Grobogan dan lainnya juga sudah siap dan dalam kondisi baik," tandas Hanung.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memberlakukan pembatasan operasional armada angkutan barang pada perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pembatasan dilakukan mulai 20-21 Desember dan 31 Desember – 1 Januari 2020.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat mengatakan pembatasan diberlakukan terhadap mobil barang bersumbu tiga atau lebih; yang memiliki gandengan; dan yang digunakan untuk mengangkut bahan galian, seperti tanah, pasir, batu, bahan tambang dan bahan bangunan. Pembatasan operasional akan diberlakukan di ruas jalan tol Semarang-Solo, ruas jalan nasional Yogya-Magelang-Bawen, Yogya-Klaten-Solo dan ruas jalan Tegal-Purwokerto.

Terkait ketersediaan angkutan, Satriyo mengatakan bahwa ada lima alternatif moda transportasi yang telah disediakan, yakni transportasi darat sebanyak 27.223 unit dengan kapasitas 837.240 tempat duduk, kereta api 143 gerbong berkapasitas 52.150 penumpang, pesawat sebanyak 127 penerbangan berkapasitas 13.920 orang dan 8 kapal laut berkapasitas 4.807 penumpang.

"Ada pula program mudik gratis dari Kementerian Perhubungan tujuan Jateng, di antaranya ke Solo, Purwokerto, Tegal dan Wonogiri. Sebanyak 33 armada berkapasitas 1.475 penumpang akan berangkat 21 Desember,” kata Satriyo saat menggelar konferensi pers di komplek kantor Gubernur Jateng, Rabu (18/12/2019).

Satriyo memperkirakan jumlah penumpang transportasi udara pada Nataru tahun ini akan menurun 7 persen. Hal ini dampak dari tidak diberikannya izin terbang kepada beberapa maskapai. Sebaliknya, kenaikan jumlah penumpang hingga 10 persen diprediksi terjadi pada moda transportasi kereta api.

Terkait pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi diprediksi lebih sedikit dibanding saat lebaran lalu. Satriyo mengatakan, jika pada lebaran lalu ada 532 ribu mobil pribadi, Nataru kali ini diprediksi hanya 399 ribu mobil. Adapun puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 20-21 dan 28-29 Desember.

Untuk mengantisipasi kemacetan, Pemprov Jateng berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan mendirikan posko terpadu. Di Jateng, posko berada di gerbang Tol Pejagan dan Kalikangkung. 

"Apabila terjadi penumpukan kendaraan, langkah antisipasi telah kami perhitungkan, termasuk kemungkinan menerapkan jalur searah dan pemanfaatan jalur-jalur alternatif.”

Selain jalan tol, terdapat beberapa titik yang diwaspadai oleh Dishub. Berdasarkan pengalaman lebaran lalu, titik macet terjadi di Jatinom Klaten, Belik Purbalingga hingga Bayeman, Bawen, Sokaraja, Sumpyuh, Bobotsari dan Pemalang. Untuk itu, pihaknya akan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan tersebut.

Terkait infrastruktur jalan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jateng AR Hanung Triyono mengatakan seluruh jalan di Jawa Tengah, baik jalan tol, jalur lintas Pantura, jalur lintas tengah, jalur lintas selatan, dipastikan dalam kondisi baik.

Jalur alternatif yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah juga sudah diperbaiki dan dalam kondisi baik. Jalur tersebut nantinya dapat digunakan untuk pengalihan arus apabila terjadi penumpukan kendaraan, baik di jalur tol maupun jalur utama di Pantura.

"Jalur alternatif Pejagan-Brebes, Tegal, Pemalang, Batang, Semarang semuanya sudah disiapkan sebagai antisipasi pengalihan arus jika terjadi kemacetan di jalan tol dan jalur utama Pantura. Jalur lain seperti Grobogan dan lainnya juga sudah siap dan dalam kondisi baik," tandas Hanung.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu