Follow Us :              

Antisipasi Bencana, BPBD Jateng Siagakan Posko di Lokasi Rawan

  18 December 2019  |   11:30:00  |   dibaca : 576 
Kategori :
Bagikan :


Antisipasi Bencana, BPBD Jateng Siagakan Posko di Lokasi Rawan

18 December 2019 | 11:30:00 | dibaca : 576
Kategori :
Bagikan :

Foto : Irfani (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Irfani (Humas Jateng)

SEMARANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyiagakan sejumlah posko siaga bencana saat perayaan natal dan tahun baru (Nataru). Posko tersebut didirikan di lokasi rawan untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam yang dapat mengganggu persiapan Nataru tahun ini.

Kepala BPBD Jateng Sudaryanto mengatakan, langkah itu dilakukan mengingat Nataru tahun ini bertepatan dengan dimulainya musim penghujan. Saat peralihan musim atau pancaroba, dikhawatirkan terjadi cuaca ekstrem yang memicu terjadinya bencana alam seperti angin kencang, hujan disertai petir, tanah longsor dan banjir. 

"Selama Nataru ini, kami siaga 24 jam untuk mengantisipasi berbagai bencana yang mungkin terjadi. BMKG memprediksi puncak musim penghujan akan terjadi pada Januari-Februari 2020 sehingga tentunya akan banyak potensi bencana selama musim penghujan ini," kata Sudaryanto saat menggelar konferensi pers di komplek kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (18/12/2019).

Selain BPBD, posko siaga bencana juga didirikan berbagai instansi lain, misalnya TNI/Polri, Basarnas, BPBD Kabupaten/Kota dan Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK). Harapannya apabila terjadi bencana saat Nataru bisa segera ditangani.

"Masyarakat dapat melaporkan jika terjadi bencana melalui SMS ke 08121556495, WhatsApp 088 13809409,  telp 024 3562293 atau  ke website www.bpbd.jatengprov.go.id," terang Sudaryanto.

Di Jawa Tengah, lanjut Sudaryanto, setidaknya ada 1.691 desa yang rawan bencana banjir, 2.136 desa rawan longsor dan 658 desa rawan bencana angin puting beliung. Untuk mengantisipasi itu, pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan seperti membuat desa tangguh bencana (Destana), pemasangan early warning system (EWS) serta simulasi dan pelatihan penanganan bencana bagi masyarakat.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga menerbitkan surat edaran untuk bupati/wali kota se-Jawa Tengah agar mengantisipasi dampak musim penghujan, menginventarisasi lokasi rawan bencana banjir dan longsor, mengecek tanggul-tanggul rawan serta menyiapkan logistik untuk persiapan bencana. 

"Kami juga sudah menyiapkan dana tak terduga dari gubernur tahun 2019 sebesar Rp23 miliar yang dapat digunakan untuk penanganan bencana," tegas Sudaryanto.

Sepanjang Januari hingga Desember tahun ini, 2.179 bencana alam terjadi di Jawa Tengah. Rinciannya, kebakaran sebanyak 645 kejadian, angin puting beliung (572), tanah longsor (504), kebakaran lahan hutan (294) dan banjir 151 kejadian. 

Bencana tersebut mengakibatkan 35 orang meninggal dunia dan merusak rumah penduduk. Pihaknya mencatat, sebanyak 1.200 rumah mengalami rusak berat, 1.832 rusak sedang dan 8.670 rusak ringan. Kerugian material akibat bencana diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

"Kepada para korban tersebut, kami telah memberikan santunan sesuai Pergub 77 tahun 2014 tentang pemberian bantuan kepada korban bencana alam.”


Bagikan :

SEMARANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyiagakan sejumlah posko siaga bencana saat perayaan natal dan tahun baru (Nataru). Posko tersebut didirikan di lokasi rawan untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam yang dapat mengganggu persiapan Nataru tahun ini.

Kepala BPBD Jateng Sudaryanto mengatakan, langkah itu dilakukan mengingat Nataru tahun ini bertepatan dengan dimulainya musim penghujan. Saat peralihan musim atau pancaroba, dikhawatirkan terjadi cuaca ekstrem yang memicu terjadinya bencana alam seperti angin kencang, hujan disertai petir, tanah longsor dan banjir. 

"Selama Nataru ini, kami siaga 24 jam untuk mengantisipasi berbagai bencana yang mungkin terjadi. BMKG memprediksi puncak musim penghujan akan terjadi pada Januari-Februari 2020 sehingga tentunya akan banyak potensi bencana selama musim penghujan ini," kata Sudaryanto saat menggelar konferensi pers di komplek kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (18/12/2019).

Selain BPBD, posko siaga bencana juga didirikan berbagai instansi lain, misalnya TNI/Polri, Basarnas, BPBD Kabupaten/Kota dan Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK). Harapannya apabila terjadi bencana saat Nataru bisa segera ditangani.

"Masyarakat dapat melaporkan jika terjadi bencana melalui SMS ke 08121556495, WhatsApp 088 13809409,  telp 024 3562293 atau  ke website www.bpbd.jatengprov.go.id," terang Sudaryanto.

Di Jawa Tengah, lanjut Sudaryanto, setidaknya ada 1.691 desa yang rawan bencana banjir, 2.136 desa rawan longsor dan 658 desa rawan bencana angin puting beliung. Untuk mengantisipasi itu, pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan seperti membuat desa tangguh bencana (Destana), pemasangan early warning system (EWS) serta simulasi dan pelatihan penanganan bencana bagi masyarakat.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga menerbitkan surat edaran untuk bupati/wali kota se-Jawa Tengah agar mengantisipasi dampak musim penghujan, menginventarisasi lokasi rawan bencana banjir dan longsor, mengecek tanggul-tanggul rawan serta menyiapkan logistik untuk persiapan bencana. 

"Kami juga sudah menyiapkan dana tak terduga dari gubernur tahun 2019 sebesar Rp23 miliar yang dapat digunakan untuk penanganan bencana," tegas Sudaryanto.

Sepanjang Januari hingga Desember tahun ini, 2.179 bencana alam terjadi di Jawa Tengah. Rinciannya, kebakaran sebanyak 645 kejadian, angin puting beliung (572), tanah longsor (504), kebakaran lahan hutan (294) dan banjir 151 kejadian. 

Bencana tersebut mengakibatkan 35 orang meninggal dunia dan merusak rumah penduduk. Pihaknya mencatat, sebanyak 1.200 rumah mengalami rusak berat, 1.832 rusak sedang dan 8.670 rusak ringan. Kerugian material akibat bencana diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

"Kepada para korban tersebut, kami telah memberikan santunan sesuai Pergub 77 tahun 2014 tentang pemberian bantuan kepada korban bencana alam.”


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu