Follow Us :              

Masih Ada Badan Publik Tak Informatif, Ganjar : Segera Perbaiki Diri Agar Informatif

  19 December 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 698 
Kategori :
Bagikan :


Masih Ada Badan Publik Tak Informatif, Ganjar : Segera Perbaiki Diri Agar Informatif

19 December 2019 | 19:00:00 | dibaca : 698
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta badan publik di Provinsi Jawa Tengah yang belum dan kurang informatif untuk segera berbenah. Hal itu karena keterbukaan informasi publik merupakan bagian dari pemerintahan yang baik. Informasi publik juga menjadi sarana edukasi dan bukti transparansi pemerintah kepada masyarakat.

Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo seusai memberikan penghargaan kepada badan publik paling informatif dalam malam Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik Provinsi Jawa Tengah di Hotel Patra Jasa, Semarang, Kamis (19/12/2019). Menurut Ganjar, event dan sistem penghargaan yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah itu menunjukkan badan mana yang belum dan kurang informatif, menuju informatif, dan paling informatif.

"Maka harapannya bagi yang belum informatif atau tidak informatif ini segera memperbaiki diri, agar bisa segera informatif. Caranya tidak sulit, contoh saja yang sudah (informatif). Saya kira baik cara penyampaian penghargaan ini juga diungkap mana-mana yang belum informatif dan ditayangkan. Dengan cara itu ternyata bisa membikin mereka malu seperti ini. Berikutnya lagi tidak hanya malu, pasti akan ditegur oleh gubernurnya. Biar mereka belajar," katanya.

Ganjar mengapresiasi badan publik yang mendapat penghargaan ‘paling informatif’. Untuk badan publik yang mendapat penilaian ‘menuju informatif’, Ganjar berharap agar dapat ditingkatkan menjadi ‘informatif’. "Selamat kepada penerima penghargaan paling informatif. Tadi kepala desa yang mendapat penghargaan coba angkat tangan. Kalian semua pancen ngeten," ungkapnya sambil mengacungkan jempolnya.

Menurut Ganjar, keterbukaan informasi publik merupakan bagian dari good government. Secara sederhana dapat diartikan dengan memberikan sesuatu yang terbuka, memberikan edukasi dan transparansi kepada masyarakat. Maka dalam pemberian informasi harus melalui media dan konten yang mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat. 

Terkait penilaian keterbukaan informasi publik, lanjut Ganjar, Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah juga harus lebih inovatif lagi. Penilaian tidak lagi hanya terhadap informasi yang berbasis pada website tetapi juga platform lain yang mendukung penyampaian informasi. Hal itu yang membuat Jawa Tengah mendapat penghargaan tingkat nasional beberapa waktu lalu.

"Media sosial tidak menjadi ukuran oleh KIP (Komisi Informasi Provinsi), maka saya katakan, saya usulkan tadi, berikutnya boleh dong penilaiannya lebih inovatif lagi sehingga tidak hanya berbasis website. Website itu hanya salah satu saja. Lainnya lebih banyak. Jawa Tengah kemarin bisa juara satu nasional karena waktu itu kami sampaikan bagaimana kami mengelola keterbukaan informasi ini dengan cara yang lebih beragam, tidak hanya website tetapi juga berbasis medsos dan aplikasi," jelasnya.

"Kalau orang lain hanya sekedar tulisan dan data, kami ngevlog juga kok. Ini cara yang lebih soft, mudah untuk diberikan dan diterima, serta masyarakat bisa lebih banyak mendapat informasi," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta badan publik di Provinsi Jawa Tengah yang belum dan kurang informatif untuk segera berbenah. Hal itu karena keterbukaan informasi publik merupakan bagian dari pemerintahan yang baik. Informasi publik juga menjadi sarana edukasi dan bukti transparansi pemerintah kepada masyarakat.

Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo seusai memberikan penghargaan kepada badan publik paling informatif dalam malam Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik Provinsi Jawa Tengah di Hotel Patra Jasa, Semarang, Kamis (19/12/2019). Menurut Ganjar, event dan sistem penghargaan yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah itu menunjukkan badan mana yang belum dan kurang informatif, menuju informatif, dan paling informatif.

"Maka harapannya bagi yang belum informatif atau tidak informatif ini segera memperbaiki diri, agar bisa segera informatif. Caranya tidak sulit, contoh saja yang sudah (informatif). Saya kira baik cara penyampaian penghargaan ini juga diungkap mana-mana yang belum informatif dan ditayangkan. Dengan cara itu ternyata bisa membikin mereka malu seperti ini. Berikutnya lagi tidak hanya malu, pasti akan ditegur oleh gubernurnya. Biar mereka belajar," katanya.

Ganjar mengapresiasi badan publik yang mendapat penghargaan ‘paling informatif’. Untuk badan publik yang mendapat penilaian ‘menuju informatif’, Ganjar berharap agar dapat ditingkatkan menjadi ‘informatif’. "Selamat kepada penerima penghargaan paling informatif. Tadi kepala desa yang mendapat penghargaan coba angkat tangan. Kalian semua pancen ngeten," ungkapnya sambil mengacungkan jempolnya.

Menurut Ganjar, keterbukaan informasi publik merupakan bagian dari good government. Secara sederhana dapat diartikan dengan memberikan sesuatu yang terbuka, memberikan edukasi dan transparansi kepada masyarakat. Maka dalam pemberian informasi harus melalui media dan konten yang mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat. 

Terkait penilaian keterbukaan informasi publik, lanjut Ganjar, Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah juga harus lebih inovatif lagi. Penilaian tidak lagi hanya terhadap informasi yang berbasis pada website tetapi juga platform lain yang mendukung penyampaian informasi. Hal itu yang membuat Jawa Tengah mendapat penghargaan tingkat nasional beberapa waktu lalu.

"Media sosial tidak menjadi ukuran oleh KIP (Komisi Informasi Provinsi), maka saya katakan, saya usulkan tadi, berikutnya boleh dong penilaiannya lebih inovatif lagi sehingga tidak hanya berbasis website. Website itu hanya salah satu saja. Lainnya lebih banyak. Jawa Tengah kemarin bisa juara satu nasional karena waktu itu kami sampaikan bagaimana kami mengelola keterbukaan informasi ini dengan cara yang lebih beragam, tidak hanya website tetapi juga berbasis medsos dan aplikasi," jelasnya.

"Kalau orang lain hanya sekedar tulisan dan data, kami ngevlog juga kok. Ini cara yang lebih soft, mudah untuk diberikan dan diterima, serta masyarakat bisa lebih banyak mendapat informasi," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu