Follow Us :              

Hari Ibu, Hujan Deras, dan Payung Merah Putih

  22 December 2019  |   15:00:00  |   dibaca : 438 
Kategori :
Bagikan :


Hari Ibu, Hujan Deras, dan Payung Merah Putih

22 December 2019 | 15:00:00 | dibaca : 438
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Nuansa merah-putih mewarnai sepanjang Jalan Branjangan, Semarang, Minggu (22/12/2019) sore.  Ini akibat hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sehingga ratusan warga yang menghadiri puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) 2019 tingkat Nasional di kawasan Kota Lama harus menggunakan payung warna merah dan putih. Ternyata hal ini justru membuat acara makin menarik.

"Kalau pakai payung semua seperti ini lebih menarik lagi. Nuansa dari sini, merah putih semua sampai belakang," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan sambutan.

Meski hujan deras, pelaksanaan puncak PHI Nasional 2019 itu tetap berlangsung hingga selesai. Itu setelah acara utama dipindahkan ke ruang pameran karya perempuan Indonesia yang masih satu lokasi. 

Turut hadir dalam acara tersebut istri Wakil Presiden RI Wury Estu Ma'ruf Amin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, forkopimda dan komunitas perempuan.

Ganjar mengatakan, hujan yang turun itu merupakan rezeki dari Tuhan dan peristiwa alam. Namun yang terpenting panitia telah mempersiapkan rencana cadangan sehingga acara tetap bisa dilanjutkan. "Ini rizki Allah. Kemarin saja waktu kemarau kita semua Salat Istisqo. Plan B-nya juga sukses," ujarnya.

Sementara terkait makna Hari Ibu menurut Ganjar adalah pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan mewujud dalam banyak hal dan saat ini sudah mengalami pertumbuhan yang bagus. Di Jawa Tengah, misalnya, pemberdayaan perempuan dapat dilihat dari segi ekonomi, politik dan seni-budaya.

"Kalau melihat pertumbuhan bagus, dari segi ekonomi mereka lebih mandiri, dari segi politik lebih banyak lagi. Sekarang perempuan berkiprah di dunia politik. Kemudian mereka menginspirasi banyak kegiatan seperti budaya, seni, keagamaan sehingga relatif makin hari makin meningkat," jelasnya.

Tokoh-tokoh perempuan yang sudah berdaya dan menginspirasi tersebut harus terus didukung. Ganjar menyebut mereka semua harus ditampilkan untuk memberi pencerahan. 

"Kita butuh tokoh yang menginspirasi ini ditampilkan untuk memberikan pencerahan. Dalam kebijakan inilah kita harus mendorong. Pemerintah provinsi punya PR besar, khususnya untuk kekerasan perempuan dan anak. Ini yang kami sudah bekerjasama dengan Forkopimda, penegak hukum, dan hari ini kami baik," paparnya.

Sementara itu terkait pernyataan Menko PMK Muhajir Effendi yang mengatakan bahwa tanggung jawab yang saat ini harus dilakukan adalah mengurangi stunting. Hal ini berhubungan dengan bagaimana melakukan pendampingan terhadap perempuan hamil.

Menanggapi hal itu, Ganjar menjelaskan bahwa bicara stunting itu berarti sejak dari dalam kandungan. Itu artinya harus ada perhatian kepada ibu secara penuh, termasuk memberikan pendidikan sebelum menikah.

"Harus ada perhatian kepada ibu secara penuh. Perhatikan juga soal nikah dini, jangan sampai terjadi. Pada saat menikah perempuan betul-betul siap, tidak ada penyakit yang terbawa, juga penyakit turunan. Pada saat mengandung harus ada perhatian dari keluarga, dirinya dan pemerintah. Untuk sampai ke sana maka diperlukan tindakan afirmasi yang diberikan kepada perempuan yang ada di Indonesia," tandas Ganjar.


Bagikan :

SEMARANG - Nuansa merah-putih mewarnai sepanjang Jalan Branjangan, Semarang, Minggu (22/12/2019) sore.  Ini akibat hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sehingga ratusan warga yang menghadiri puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) 2019 tingkat Nasional di kawasan Kota Lama harus menggunakan payung warna merah dan putih. Ternyata hal ini justru membuat acara makin menarik.

"Kalau pakai payung semua seperti ini lebih menarik lagi. Nuansa dari sini, merah putih semua sampai belakang," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan sambutan.

Meski hujan deras, pelaksanaan puncak PHI Nasional 2019 itu tetap berlangsung hingga selesai. Itu setelah acara utama dipindahkan ke ruang pameran karya perempuan Indonesia yang masih satu lokasi. 

Turut hadir dalam acara tersebut istri Wakil Presiden RI Wury Estu Ma'ruf Amin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, forkopimda dan komunitas perempuan.

Ganjar mengatakan, hujan yang turun itu merupakan rezeki dari Tuhan dan peristiwa alam. Namun yang terpenting panitia telah mempersiapkan rencana cadangan sehingga acara tetap bisa dilanjutkan. "Ini rizki Allah. Kemarin saja waktu kemarau kita semua Salat Istisqo. Plan B-nya juga sukses," ujarnya.

Sementara terkait makna Hari Ibu menurut Ganjar adalah pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan mewujud dalam banyak hal dan saat ini sudah mengalami pertumbuhan yang bagus. Di Jawa Tengah, misalnya, pemberdayaan perempuan dapat dilihat dari segi ekonomi, politik dan seni-budaya.

"Kalau melihat pertumbuhan bagus, dari segi ekonomi mereka lebih mandiri, dari segi politik lebih banyak lagi. Sekarang perempuan berkiprah di dunia politik. Kemudian mereka menginspirasi banyak kegiatan seperti budaya, seni, keagamaan sehingga relatif makin hari makin meningkat," jelasnya.

Tokoh-tokoh perempuan yang sudah berdaya dan menginspirasi tersebut harus terus didukung. Ganjar menyebut mereka semua harus ditampilkan untuk memberi pencerahan. 

"Kita butuh tokoh yang menginspirasi ini ditampilkan untuk memberikan pencerahan. Dalam kebijakan inilah kita harus mendorong. Pemerintah provinsi punya PR besar, khususnya untuk kekerasan perempuan dan anak. Ini yang kami sudah bekerjasama dengan Forkopimda, penegak hukum, dan hari ini kami baik," paparnya.

Sementara itu terkait pernyataan Menko PMK Muhajir Effendi yang mengatakan bahwa tanggung jawab yang saat ini harus dilakukan adalah mengurangi stunting. Hal ini berhubungan dengan bagaimana melakukan pendampingan terhadap perempuan hamil.

Menanggapi hal itu, Ganjar menjelaskan bahwa bicara stunting itu berarti sejak dari dalam kandungan. Itu artinya harus ada perhatian kepada ibu secara penuh, termasuk memberikan pendidikan sebelum menikah.

"Harus ada perhatian kepada ibu secara penuh. Perhatikan juga soal nikah dini, jangan sampai terjadi. Pada saat menikah perempuan betul-betul siap, tidak ada penyakit yang terbawa, juga penyakit turunan. Pada saat mengandung harus ada perhatian dari keluarga, dirinya dan pemerintah. Untuk sampai ke sana maka diperlukan tindakan afirmasi yang diberikan kepada perempuan yang ada di Indonesia," tandas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu