Follow Us :              

Gus Yasin : Ponpes di Jateng Masuki Dunia Bisnis

  24 December 2019  |   14:00:00  |   dibaca : 1000 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin : Ponpes di Jateng Masuki Dunia Bisnis

24 December 2019 | 14:00:00 | dibaca : 1000
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

REMBANG -  Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, saat ini sejumlah pondok pesantren, khususnya di Jawa Tengah sudah mulai membuka diri untuk masuk di dunia bisnis. 

Salah satunya Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Al Anwar yang sudah bekerja sama dengan Bank Indonesia. Untuk membekali skill di bidang tekstil, STAI bekerja sama dengan perusahaan tekstil, sehingga mahasiswanya dapat magang di perusahaan tersebut. 

"Untuk kelangsungan usaha, agar karyawan bisa tetap stabil, Al Anwar kini sudah mulai memberdayakan pemuda disekitar pondok pesantren. Jika hanya mahasiswa, dalam kurun waktu 3 atau 4 tahun mereka sudah lulus," jelasnya.

Gus Yasin juga berharap, pondok pesantren di Jawa Tengah bisa meniru keberhasilan koperasi-koperasi masyarakat yang melakukan konsorsium di Kabupaten Magelang. Koperasi tersebut berhasil melakukan konsorsium dan membuat CV. Mereka kini sudah memiliki toko ritel dan distribution center.

"Ini bisa menjadi contoh. Kalau pondok pesantren mau konsorsium, saya yakin mau buka berapapun, bisa bersaing dengan toko ritel modern lain," katanya pada Workshop Pesantren Preneur Ponpes Al Anwar Rembang di Rumah Makan Tugu Asri, Rabu (24/12/2019).

Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Amar Ahmad yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan,  jumlah pesantren di Indonesia yang sekitar 27 ribu dengan kurang lebih 4 juta santrinya, menjadi aset potensial untuk diberikan program pesantrenpreneur. Program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga tersebut untuk membangun kemandirian ekonomi anak muda di lingkungan pesantren.

"Kok Kemenpora ngurusi memberdayakan anak-anak muda di pesantren? Karena pesantren hari ini di Indonesia jumlahnya 27 ribuan. Empat di antaranya adalah Ponpes Al Anwar Rembang. Ini aset luar biasa," katanya.

Apabila anak-anak muda di pesantren mendapat perhatian pemerintah, kata dia, harapannya akan menumbuhkan jiwa enterpreneur. Tumbuhnya jiwa enterpreneur, ke depan akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi negara yang positif.

"Ketika anak muda diperhatikan, termasuk di lingkungan pondok pesantren, Insya Allah negara akan maju. Apalagi Indonesia pada tahun 2045 diprediksi jadi negara yang ekonominya ke empat terbesar di dunia," bebernya.

Saat ini, jumlah wirausaha di Indonesia masih 3,1 persen dari penduduk Indonesia. Jumlah ini masih rendah, sehingga pemerintah terus berupaya menambah jumlahnya.


Bagikan :

REMBANG -  Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, saat ini sejumlah pondok pesantren, khususnya di Jawa Tengah sudah mulai membuka diri untuk masuk di dunia bisnis. 

Salah satunya Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Al Anwar yang sudah bekerja sama dengan Bank Indonesia. Untuk membekali skill di bidang tekstil, STAI bekerja sama dengan perusahaan tekstil, sehingga mahasiswanya dapat magang di perusahaan tersebut. 

"Untuk kelangsungan usaha, agar karyawan bisa tetap stabil, Al Anwar kini sudah mulai memberdayakan pemuda disekitar pondok pesantren. Jika hanya mahasiswa, dalam kurun waktu 3 atau 4 tahun mereka sudah lulus," jelasnya.

Gus Yasin juga berharap, pondok pesantren di Jawa Tengah bisa meniru keberhasilan koperasi-koperasi masyarakat yang melakukan konsorsium di Kabupaten Magelang. Koperasi tersebut berhasil melakukan konsorsium dan membuat CV. Mereka kini sudah memiliki toko ritel dan distribution center.

"Ini bisa menjadi contoh. Kalau pondok pesantren mau konsorsium, saya yakin mau buka berapapun, bisa bersaing dengan toko ritel modern lain," katanya pada Workshop Pesantren Preneur Ponpes Al Anwar Rembang di Rumah Makan Tugu Asri, Rabu (24/12/2019).

Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Amar Ahmad yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan,  jumlah pesantren di Indonesia yang sekitar 27 ribu dengan kurang lebih 4 juta santrinya, menjadi aset potensial untuk diberikan program pesantrenpreneur. Program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga tersebut untuk membangun kemandirian ekonomi anak muda di lingkungan pesantren.

"Kok Kemenpora ngurusi memberdayakan anak-anak muda di pesantren? Karena pesantren hari ini di Indonesia jumlahnya 27 ribuan. Empat di antaranya adalah Ponpes Al Anwar Rembang. Ini aset luar biasa," katanya.

Apabila anak-anak muda di pesantren mendapat perhatian pemerintah, kata dia, harapannya akan menumbuhkan jiwa enterpreneur. Tumbuhnya jiwa enterpreneur, ke depan akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi negara yang positif.

"Ketika anak muda diperhatikan, termasuk di lingkungan pondok pesantren, Insya Allah negara akan maju. Apalagi Indonesia pada tahun 2045 diprediksi jadi negara yang ekonominya ke empat terbesar di dunia," bebernya.

Saat ini, jumlah wirausaha di Indonesia masih 3,1 persen dari penduduk Indonesia. Jumlah ini masih rendah, sehingga pemerintah terus berupaya menambah jumlahnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu