Follow Us :              

Jadi Sasaran Desa Dampingan Biro Umum, Mbah Painah Bisa Tidur Nyenyak

  27 December 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 1320 
Kategori :
Bagikan :


Jadi Sasaran Desa Dampingan Biro Umum, Mbah Painah Bisa Tidur Nyenyak

27 December 2019 | 09:00:00 | dibaca : 1320
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

PURWOREJO – Painah (63), ibu empat anak warga Dusun Gogoluas, Desa Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo selama ini tak pernah bisa tidur nyenyak. Selain karena tinggal sendirian, rumah berdinding anyaman bambu dan papan yang dihuninya selama ini telah lapuk. Dia khawatir, rumah tersebut bisa roboh sewaktu-waktu. 

"Omah kula pun ajeng ambruk. Manawi jawah, angin ageng, mboten saged tilem. Wedi kula. Napa malih tilem piyambak, anak kula ting luar kota sedaya. Tapi sakniki pun ayem, saged tilem. Griya kula pun didamel sae. (Rumah saya sudah akan ambruk. Kalau hujan dan angin besar, tidak bisa tidur. Saya takut. Apa lagi tidur sendirian, anak saya di luar kota semua. Tapi sekarang sudah tenang, bisa tidur. Rumah saya sudah dibangun bagus – Red)," katanya.

Rumah Painah kini telah berdinding batako. Bahkan, jamban yang sebelumnya hanya berdinding anyaman bambu dengan tinggi hanya satu meter tanpa atap juga telah berdinding gypsum dan beratap asbes. Sama halnya dengan Solikin (55), tetangga Painah. Jamban miliknya juga kini telah lebih nyaman. Ia dan keluarganya tak lagi kehujanan saat BAB karena dinding anyaman bambu tanpa atap yang menutupi jambannya telah dibangun seperti milik Painah.

Ya, Painah adalah warga penerima manfaat bantuan rumah tidak layak huni (RTLH). Sedangkan Solikin, merupakan satu dari 60 penerima program jambanisasi. Kedua program tersebut merupakan manifestasi Program Desa Dampingan Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah untuk menanggulangi kemiskinan di Jateng.

Selain RTLH dan jambanisasi, Biro Umum yang menggandeng Baznas, Bank Jateng dan instansi terkait lain, juga membantu memberdayakan potensi alam desa berpenduduk 4.426 jiwa atau 1.200 KK itu. Tanaman kopi yang sebelumnya hanya menjadi tumpang sari di sela pohon cengkeh kini dijadikan produk andalan Tlogoguwo dengan nama Kopi Kikis.

"Dulu, antara kopi merah dan kopi hijau dicampur begitu saja sampai busuk. Sekarang kami hanya memetik kopi yang merah dan kami olah. Sudah mulai kami jual via medsos. Mesin roasting kopi senilai Rp 21 juta dibelikan oleh Baznas," kata Darmaji, salah seorang pengelola Kopi Kikis.

Kepala Subbagian Sarana dan Prasarana Biro Umum Nur Hayati berharap bantuan yang diberikan melalui program Satu OPD Satu Desa dan dana desa yang ada dapat digunakan untuk mengangkat potensi desa terangkat dan menyejahterakan masyarakat. Untuk Program RTLH total ada 100 unit dan merupakan bantuan dari Bank Jateng. Yang sudah menerima manfaat ada 10 orang, sisanya sedang berjalan. Untuk proyek jambanisasi ada 60 unit. 10 unit dari Biro Umum dan 50 unit dari Baznas. 

"Maksimalkanlah dana desa, optimalkan sumberdaya yang ada. Karena kami bukanlah Bandung Bondowoso tapi jadi pemicu untuk bekerja lebih giat, hidup guyub dan rukun, agar desa lebih maju, dan unggul," kata Nur dalam Peluncuran Program Desa Dampingan Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah di Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo, Jumat (27/12/2019).

Pada kesempatan itu, Nur Hayati yang hadir mewakili Kepala Biro Umum Edy Supriyanta didampingi Ketua II Baznas Jateng Sholikhul Huda, Camat Kaligesing Haryono, Kepala Desa Tlogoguwo Mujoko, berkunjung ke rumah milik Painah dan melihat jamban di belakang rumah Solikhin. Sebelumnya, Nur Hayati membantu memasarkan Kopi Kikis dengan nge-vlog sambil memegang kemasan 100 gram.

"Semoga, dengan program ini  Tlogoguwo semakin unggul dan lebih maju," harap Nur.


Bagikan :

PURWOREJO – Painah (63), ibu empat anak warga Dusun Gogoluas, Desa Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo selama ini tak pernah bisa tidur nyenyak. Selain karena tinggal sendirian, rumah berdinding anyaman bambu dan papan yang dihuninya selama ini telah lapuk. Dia khawatir, rumah tersebut bisa roboh sewaktu-waktu. 

"Omah kula pun ajeng ambruk. Manawi jawah, angin ageng, mboten saged tilem. Wedi kula. Napa malih tilem piyambak, anak kula ting luar kota sedaya. Tapi sakniki pun ayem, saged tilem. Griya kula pun didamel sae. (Rumah saya sudah akan ambruk. Kalau hujan dan angin besar, tidak bisa tidur. Saya takut. Apa lagi tidur sendirian, anak saya di luar kota semua. Tapi sekarang sudah tenang, bisa tidur. Rumah saya sudah dibangun bagus – Red)," katanya.

Rumah Painah kini telah berdinding batako. Bahkan, jamban yang sebelumnya hanya berdinding anyaman bambu dengan tinggi hanya satu meter tanpa atap juga telah berdinding gypsum dan beratap asbes. Sama halnya dengan Solikin (55), tetangga Painah. Jamban miliknya juga kini telah lebih nyaman. Ia dan keluarganya tak lagi kehujanan saat BAB karena dinding anyaman bambu tanpa atap yang menutupi jambannya telah dibangun seperti milik Painah.

Ya, Painah adalah warga penerima manfaat bantuan rumah tidak layak huni (RTLH). Sedangkan Solikin, merupakan satu dari 60 penerima program jambanisasi. Kedua program tersebut merupakan manifestasi Program Desa Dampingan Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah untuk menanggulangi kemiskinan di Jateng.

Selain RTLH dan jambanisasi, Biro Umum yang menggandeng Baznas, Bank Jateng dan instansi terkait lain, juga membantu memberdayakan potensi alam desa berpenduduk 4.426 jiwa atau 1.200 KK itu. Tanaman kopi yang sebelumnya hanya menjadi tumpang sari di sela pohon cengkeh kini dijadikan produk andalan Tlogoguwo dengan nama Kopi Kikis.

"Dulu, antara kopi merah dan kopi hijau dicampur begitu saja sampai busuk. Sekarang kami hanya memetik kopi yang merah dan kami olah. Sudah mulai kami jual via medsos. Mesin roasting kopi senilai Rp 21 juta dibelikan oleh Baznas," kata Darmaji, salah seorang pengelola Kopi Kikis.

Kepala Subbagian Sarana dan Prasarana Biro Umum Nur Hayati berharap bantuan yang diberikan melalui program Satu OPD Satu Desa dan dana desa yang ada dapat digunakan untuk mengangkat potensi desa terangkat dan menyejahterakan masyarakat. Untuk Program RTLH total ada 100 unit dan merupakan bantuan dari Bank Jateng. Yang sudah menerima manfaat ada 10 orang, sisanya sedang berjalan. Untuk proyek jambanisasi ada 60 unit. 10 unit dari Biro Umum dan 50 unit dari Baznas. 

"Maksimalkanlah dana desa, optimalkan sumberdaya yang ada. Karena kami bukanlah Bandung Bondowoso tapi jadi pemicu untuk bekerja lebih giat, hidup guyub dan rukun, agar desa lebih maju, dan unggul," kata Nur dalam Peluncuran Program Desa Dampingan Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah di Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo, Jumat (27/12/2019).

Pada kesempatan itu, Nur Hayati yang hadir mewakili Kepala Biro Umum Edy Supriyanta didampingi Ketua II Baznas Jateng Sholikhul Huda, Camat Kaligesing Haryono, Kepala Desa Tlogoguwo Mujoko, berkunjung ke rumah milik Painah dan melihat jamban di belakang rumah Solikhin. Sebelumnya, Nur Hayati membantu memasarkan Kopi Kikis dengan nge-vlog sambil memegang kemasan 100 gram.

"Semoga, dengan program ini  Tlogoguwo semakin unggul dan lebih maju," harap Nur.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu