Follow Us :              

Siaga Bencana, Ganjar Beri Kursus Singkat ke Masyarakat

  07 January 2020  |   14:00:00  |   dibaca : 340 
Kategori :
Bagikan :


Siaga Bencana, Ganjar Beri Kursus Singkat ke Masyarakat

07 January 2020 | 14:00:00 | dibaca : 340
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Tegal - Memanfaatkan tumpukan batu sebagai panggung darurat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberi penjelasan pemanfaatan early warning system pada masyarakat Dukuh Duren RW 2 Dermasuci, Pangkah, Kabupaten Tegal, Selasa (7/1/2020). Desa yang terletak di daerah perbukitan tersebut jadi salah satu yang masuk kategori rawan bencana longsor.

"Kalau ada bunyi ‘wiu wiu wiu’ segera lari. Barang paling penting saja yang dibawa. Almari, kasur, motor, tinggal," kata Ganjar kepada warga yang berkumpul.

Ganjar juga menyarankan warga untuk siap menghadapi bencana, salah satunya dengan menyiapkan dokumen kependudukan dan surat berharga lainnya dalam satu wadah yang mudah diambil dan dibawa saat terjadi bencana. 

"Mulai sekarang, sertifikat tanah, ijazah, perhiasan dan surat penting lain dijadikan satu di kantong plastik atau tas. Begitu bunyi keras itu keluar, tas itu diambil dan langsung lari ke masjid," kata Ganjar. 

Di desa tersebut telah enam bulan terpasang early warning system longsor yang dilengkapi pengukur curah hujan. Selain itu juga telah ada jalur evakuasi dan tanah lapang sebagai titik kumpul. Ganjar mengatakan masyarakat perlu diberi penjelasan agar sigap terhadap bencana. 

"Kita ada bencana kok, bahkan di hampir setiap kabupaten kota. Kami dilapori dan kami tangani. Mudah-mudahan tidak besar sehingga ini bisa kami tangani," katanya. 

Kesiapsiagaan menghadapi bencana di Jawa Tengah, lanjut Ganjar, telah terlihat ritmenya sejak musim kemarau kemarin. Bukan hanya pemerintah provinsi, namun juga pemerintah kabupaten dan kota. 

"Ritmenya sudah terlihat sejak musim kemarau apa yang dilakukan. Sekarang tinggal mendistribusikan informasi paling aktual," katanya. 

Ganjar juga memaparkan daerah yang berpotensi hujan lebat dan rawan longsor itu berada di daerah punggungan Jawa Tengah atau di daerah Kedu. Bahkan menyebar ke sisi utara, termasuk wilayah Tegal, Pekalongan dan Brebes bagian selatan. 

"Kami minta tetap siaga. Beberapa daerah cekungan langganan banjir juga pasti kena banjir. Umpama Kayen, itu daerahnya memang di cekungan dan sedimentasinya belum dibereskan. Maka tadi malam teman-teman dari Pati menyelesaikan itu dan alhamdulilah airnya sudah surut," kata Ganjar.


Bagikan :

Tegal - Memanfaatkan tumpukan batu sebagai panggung darurat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberi penjelasan pemanfaatan early warning system pada masyarakat Dukuh Duren RW 2 Dermasuci, Pangkah, Kabupaten Tegal, Selasa (7/1/2020). Desa yang terletak di daerah perbukitan tersebut jadi salah satu yang masuk kategori rawan bencana longsor.

"Kalau ada bunyi ‘wiu wiu wiu’ segera lari. Barang paling penting saja yang dibawa. Almari, kasur, motor, tinggal," kata Ganjar kepada warga yang berkumpul.

Ganjar juga menyarankan warga untuk siap menghadapi bencana, salah satunya dengan menyiapkan dokumen kependudukan dan surat berharga lainnya dalam satu wadah yang mudah diambil dan dibawa saat terjadi bencana. 

"Mulai sekarang, sertifikat tanah, ijazah, perhiasan dan surat penting lain dijadikan satu di kantong plastik atau tas. Begitu bunyi keras itu keluar, tas itu diambil dan langsung lari ke masjid," kata Ganjar. 

Di desa tersebut telah enam bulan terpasang early warning system longsor yang dilengkapi pengukur curah hujan. Selain itu juga telah ada jalur evakuasi dan tanah lapang sebagai titik kumpul. Ganjar mengatakan masyarakat perlu diberi penjelasan agar sigap terhadap bencana. 

"Kita ada bencana kok, bahkan di hampir setiap kabupaten kota. Kami dilapori dan kami tangani. Mudah-mudahan tidak besar sehingga ini bisa kami tangani," katanya. 

Kesiapsiagaan menghadapi bencana di Jawa Tengah, lanjut Ganjar, telah terlihat ritmenya sejak musim kemarau kemarin. Bukan hanya pemerintah provinsi, namun juga pemerintah kabupaten dan kota. 

"Ritmenya sudah terlihat sejak musim kemarau apa yang dilakukan. Sekarang tinggal mendistribusikan informasi paling aktual," katanya. 

Ganjar juga memaparkan daerah yang berpotensi hujan lebat dan rawan longsor itu berada di daerah punggungan Jawa Tengah atau di daerah Kedu. Bahkan menyebar ke sisi utara, termasuk wilayah Tegal, Pekalongan dan Brebes bagian selatan. 

"Kami minta tetap siaga. Beberapa daerah cekungan langganan banjir juga pasti kena banjir. Umpama Kayen, itu daerahnya memang di cekungan dan sedimentasinya belum dibereskan. Maka tadi malam teman-teman dari Pati menyelesaikan itu dan alhamdulilah airnya sudah surut," kata Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu