Follow Us :              

Siswa Magang jadi Staf Ganjar: Ternyata Jadi Gubernur Tidak Enak

  14 January 2020  |   15:00:00  |   dibaca : 2382 
Kategori :
Bagikan :


Siswa Magang jadi Staf Ganjar: Ternyata Jadi Gubernur Tidak Enak

14 January 2020 | 15:00:00 | dibaca : 2382
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BREBES - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo punya cara unik untuk mengedukasi para pelajar. Ia menyilakan para siswa magang jadi staf gubernur yang mengikuti kemanapun Ganjar pergi selama seharian. 

Ganjar menamai program itu ‘Sehari Bersama Gubernur’. Terbaru ia mengajak enam siswa meninjau lokasi banjir di Kabupaten Brebes, Selasa (14/1). Para siswa diajak mengikuti semua hal yang dilakukan Ganjar seharian itu. Dari meninjau rumah-rumah yang kebanjiran, melintasi jalan becek berlumpur, melihat tanggul jebol, berkoordinasi dengan pejabat daerah dan petugas keamananan setempat. 

Tak ayal, para siswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru tentang tugas seorang gubernur. ”Ternyata jadi gubernur itu luar biasa lelahnya. Saya kira, jadi gubernur hanya enak duduk di kantor, ternyata tidak seenak itu," kata Intan Latifah siswi SMAN 1 Purwanegara Banjarnegara.

Selain Intan, ada Syaqila Luthfia (SMAN 1 Boja Kendal), Angga Yoga Pratama (SMAn 1 Purworejo), Fauzi Hilmawan (SMA Islam Sudirman Ambarawa), Aji Kurniawan (SMAN Jateng di Pati) dan Rizki Abdi Suroso (SMKN 1 Juwangi Boyolali). 

Keenamnya sebelumnya menjadi orator dalam acara Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) di depan kantor Gubernur Jateng.

Menurut Syaqila, satu hal yang ia dapatkan adalah ternyata pemimpin itu dituntut bertindak cepat dan tepat. Kesimpulan itu ia peroleh ketika melihat Ganjar yang dengan cepat mencari solusi agar banjir tidak melanda daerah itu lagi.

Selain itu, kesabaran juga mutlak dimiliki seorang pemimpin. Terutama dalam merespon protes dan keinginan masyarakat yang bermacam-macam. "Kami jadi mengerti tentang bagaimana cara penanggulangan banjir, cara menangani permasalahan sosial masyarakat yang terdampak. Dan jadi gubernur itu memang harus sabar ya, serta memiliki keputusan yang cepat dan bijak untuk masyarakat," tegasnya.

Sementara itu, Aji Kurniawan menerangkan, selama ini apabila ada pemimpin yang terjun ke masyarakat identik dengan pencitraan. Setelah mengikuti kegiatan Ganjar selama seharian, pemikiran itu langsung terhapuskan.

“Beginilah cara pemimpin hadir di tengah masyarakat yang terkena bencana. Pak Ganjar hadir tidak untuk mencari citra, tapi untuk mencari solusi penanganan bencana," tegasnya.

Ganjar sendiri sengaja mengajak enam pelajar itu untuk berkeliling memantau banjir. Diharapkan, dengan mereka terjun langsung ke lapangan, akan mendapatkan pengetahuan tentang penanganan dan penanggulangan bencana alam.

"Saya sengaja ajak mereka untuk belajar menanggulangi bencana seperti apa. Agar mereka mempelajari kondisi sosial masyarakat dan semacamnya. Mereka ini anak-anak hebat yang dulu berorasi dalam kampanye anti korupsi," kata Ganjar.


Bagikan :

BREBES - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo punya cara unik untuk mengedukasi para pelajar. Ia menyilakan para siswa magang jadi staf gubernur yang mengikuti kemanapun Ganjar pergi selama seharian. 

Ganjar menamai program itu ‘Sehari Bersama Gubernur’. Terbaru ia mengajak enam siswa meninjau lokasi banjir di Kabupaten Brebes, Selasa (14/1). Para siswa diajak mengikuti semua hal yang dilakukan Ganjar seharian itu. Dari meninjau rumah-rumah yang kebanjiran, melintasi jalan becek berlumpur, melihat tanggul jebol, berkoordinasi dengan pejabat daerah dan petugas keamananan setempat. 

Tak ayal, para siswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru tentang tugas seorang gubernur. ”Ternyata jadi gubernur itu luar biasa lelahnya. Saya kira, jadi gubernur hanya enak duduk di kantor, ternyata tidak seenak itu," kata Intan Latifah siswi SMAN 1 Purwanegara Banjarnegara.

Selain Intan, ada Syaqila Luthfia (SMAN 1 Boja Kendal), Angga Yoga Pratama (SMAn 1 Purworejo), Fauzi Hilmawan (SMA Islam Sudirman Ambarawa), Aji Kurniawan (SMAN Jateng di Pati) dan Rizki Abdi Suroso (SMKN 1 Juwangi Boyolali). 

Keenamnya sebelumnya menjadi orator dalam acara Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) di depan kantor Gubernur Jateng.

Menurut Syaqila, satu hal yang ia dapatkan adalah ternyata pemimpin itu dituntut bertindak cepat dan tepat. Kesimpulan itu ia peroleh ketika melihat Ganjar yang dengan cepat mencari solusi agar banjir tidak melanda daerah itu lagi.

Selain itu, kesabaran juga mutlak dimiliki seorang pemimpin. Terutama dalam merespon protes dan keinginan masyarakat yang bermacam-macam. "Kami jadi mengerti tentang bagaimana cara penanggulangan banjir, cara menangani permasalahan sosial masyarakat yang terdampak. Dan jadi gubernur itu memang harus sabar ya, serta memiliki keputusan yang cepat dan bijak untuk masyarakat," tegasnya.

Sementara itu, Aji Kurniawan menerangkan, selama ini apabila ada pemimpin yang terjun ke masyarakat identik dengan pencitraan. Setelah mengikuti kegiatan Ganjar selama seharian, pemikiran itu langsung terhapuskan.

“Beginilah cara pemimpin hadir di tengah masyarakat yang terkena bencana. Pak Ganjar hadir tidak untuk mencari citra, tapi untuk mencari solusi penanganan bencana," tegasnya.

Ganjar sendiri sengaja mengajak enam pelajar itu untuk berkeliling memantau banjir. Diharapkan, dengan mereka terjun langsung ke lapangan, akan mendapatkan pengetahuan tentang penanganan dan penanggulangan bencana alam.

"Saya sengaja ajak mereka untuk belajar menanggulangi bencana seperti apa. Agar mereka mempelajari kondisi sosial masyarakat dan semacamnya. Mereka ini anak-anak hebat yang dulu berorasi dalam kampanye anti korupsi," kata Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu