Follow Us :              

Ganjar : Salah Paham yang Tak Diklarifikasi Picu Konflik Sosial

  17 January 2020  |   19:00:00  |   dibaca : 3249 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar : Salah Paham yang Tak Diklarifikasi Picu Konflik Sosial

17 January 2020 | 19:00:00 | dibaca : 3249
Kategori :
Bagikan :

Foto : Irfani (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Irfani (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak langsung menjawab ketika ditanya oleh Susilo Nugroho, atau yang lebih dikenal dengan nama Den Baguse Ngarso, mengapa akhir-akhir ini kerap terjadi konflik di tengah masyarakat. 

Ganjar justru melempar pertanyaan itu ke  Sandro, siswa SMP Maria Goretti Semarang, yang mengikuti perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 Pemprov Jateng di Gedung Gradhika Bakti Praja, Jumat (17/1/2020) malam.

Ganjar terkejut ketika Sandro dengan spontan menjawab 'salah paham'. Jawaban ini didasarkan Sandro pada pengalamannya yang pernah melihat temannya berkelahi karena salah paham. 

"Iki jane yo ra mung cah nom sing koncone Sandro. Tuwek yo salah paham. (Ini sebenarnya bukan hanya anak muda seperti temannya Sandro. Yang tua pun salah paham-Red). Kalau masalah salah paham, lihat di medsos. Durung ngerti benere koyo ngopo nesu sik (Belum tahu kebenarannya seperti apa sudah marah duluan - Red)," kata Ganjar menanggapi jawaban Sandro.

Menurut Ganjar, jawaban spontan Sandro barangkali adalah cerminan kondisi sosial masyarakat saat ini. Konflik bisa jadi bermula dari kesalahpahaman yang tidak diklarifikasi dan justru diviralkan di media sosial.

"Dari sesuatu yang belum jelas bisa membuat salah paham. Agar tidak salah paham maka harus ada klarifikasi sehingga sesuatu tidak akan lebih fatal karena orang keliru memahami," sambungnya.

Ganjar juga meminta setiap individu untuk menciptakan suasana persaudaraan serta saling merawat perbedaan yang ada. Mengutip nasihat bijak dari almarhum KH Maimoen Zubair, Ganjar mengatakan, "Bangsa ini lahir bukan perjuangan satu orang, satu golongan, satu agama, tapi perjuangan semuanya. Ada pahlawan, perempuan,  laki-laki dan tokoh agama. Kalau kita tidak merawatnya maka perpecahan akan terjadi."

Ganjar pun mengapresiasi panitia yang mengangkat tema 'Persahabatan dalam Perbedaan' pada perayaan Natal Pemprov Jateng kali ini. Beraneka ragam kesenian dan kebudayaan Nusantara ditampilkan dalam acara yang turut dihadiri para pemuka agama lain.

"Kami senang kehangatan masyarakat menyambut perayaan Natal ini. (Perwakilan) Agama apa pun hadir, pertunjukannya juga menghadirkan seni budaya seluruh Indonesia. Betapa indahnya dengan tema bersahabat ini. Saya tambahi, lebih dari bersahabat karena kita bersaudara," pungkas Ganjar.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen turut hadir dalam acara ini. Sepakat dengan Ganjar, menurutnya agama apapun menghormati manusia dengan segala perbedaannya. 

Pada akhir acara, Taj Yasin yang mengenakan pakaian adat Bali, menerima sumbangan dari peserta kolekte dan para donatur sebesar Rp 61 juta. Sumbangan itu nantinya akan disalurkan oleh KORPRI untuk warga yang terdampak bencana banjir dan longsor.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak langsung menjawab ketika ditanya oleh Susilo Nugroho, atau yang lebih dikenal dengan nama Den Baguse Ngarso, mengapa akhir-akhir ini kerap terjadi konflik di tengah masyarakat. 

Ganjar justru melempar pertanyaan itu ke  Sandro, siswa SMP Maria Goretti Semarang, yang mengikuti perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 Pemprov Jateng di Gedung Gradhika Bakti Praja, Jumat (17/1/2020) malam.

Ganjar terkejut ketika Sandro dengan spontan menjawab 'salah paham'. Jawaban ini didasarkan Sandro pada pengalamannya yang pernah melihat temannya berkelahi karena salah paham. 

"Iki jane yo ra mung cah nom sing koncone Sandro. Tuwek yo salah paham. (Ini sebenarnya bukan hanya anak muda seperti temannya Sandro. Yang tua pun salah paham-Red). Kalau masalah salah paham, lihat di medsos. Durung ngerti benere koyo ngopo nesu sik (Belum tahu kebenarannya seperti apa sudah marah duluan - Red)," kata Ganjar menanggapi jawaban Sandro.

Menurut Ganjar, jawaban spontan Sandro barangkali adalah cerminan kondisi sosial masyarakat saat ini. Konflik bisa jadi bermula dari kesalahpahaman yang tidak diklarifikasi dan justru diviralkan di media sosial.

"Dari sesuatu yang belum jelas bisa membuat salah paham. Agar tidak salah paham maka harus ada klarifikasi sehingga sesuatu tidak akan lebih fatal karena orang keliru memahami," sambungnya.

Ganjar juga meminta setiap individu untuk menciptakan suasana persaudaraan serta saling merawat perbedaan yang ada. Mengutip nasihat bijak dari almarhum KH Maimoen Zubair, Ganjar mengatakan, "Bangsa ini lahir bukan perjuangan satu orang, satu golongan, satu agama, tapi perjuangan semuanya. Ada pahlawan, perempuan,  laki-laki dan tokoh agama. Kalau kita tidak merawatnya maka perpecahan akan terjadi."

Ganjar pun mengapresiasi panitia yang mengangkat tema 'Persahabatan dalam Perbedaan' pada perayaan Natal Pemprov Jateng kali ini. Beraneka ragam kesenian dan kebudayaan Nusantara ditampilkan dalam acara yang turut dihadiri para pemuka agama lain.

"Kami senang kehangatan masyarakat menyambut perayaan Natal ini. (Perwakilan) Agama apa pun hadir, pertunjukannya juga menghadirkan seni budaya seluruh Indonesia. Betapa indahnya dengan tema bersahabat ini. Saya tambahi, lebih dari bersahabat karena kita bersaudara," pungkas Ganjar.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen turut hadir dalam acara ini. Sepakat dengan Ganjar, menurutnya agama apapun menghormati manusia dengan segala perbedaannya. 

Pada akhir acara, Taj Yasin yang mengenakan pakaian adat Bali, menerima sumbangan dari peserta kolekte dan para donatur sebesar Rp 61 juta. Sumbangan itu nantinya akan disalurkan oleh KORPRI untuk warga yang terdampak bencana banjir dan longsor.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu