Follow Us :              

Ganjar : Jadilah Pejabat Wanita yang Cantik ala Al Khawarij

  20 January 2020  |   07:00:00  |   dibaca : 935 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar : Jadilah Pejabat Wanita yang Cantik ala Al Khawarij

20 January 2020 | 07:00:00 | dibaca : 935
Kategori :
Bagikan :

Foto : Irfani (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Irfani (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta kepada seluruh karyawan RSUD Tugurejo seperti wanita cantik ala Al Khawarij. 

Ganjar pun mengutip cerita ahli astronomi Al Khawarij yang suatu ketika ditanya wanita cantik itu seperti apa. Ia pun menjawab, seorang wanita yang memiliki integritas, jujur dan memiliki akhlak yang baik memiliki nilai satu. Ketika pintar, nilainya tambah nol, menjadi 10. Ditambah jika wanita itu dari keturunan baik, nolnya bertambah satu menjadi 100. Kemudian juga memiliki ilmu, tambah nol lagi menjadi 1.000 nilainya. 

"Akan tetapi, jika wanita itu tidak memiliki akhlak yang baik, tidak jujur dan tidak berintegritas, angka satunya hilang. Nilainya pun menjadi nol. Tiga faktor itu menjadi kunci," tandasnya. 

Ganjar juga meminta para karyawan untuk tidak takut berinovasi mengikuti perubahan tanpa meninggalkan integritas. Integritas pun tidak semata jujur dan tidak korupsi, tetapi profesional dalam melayani masyarakat secara excellent, serta berani melakukan lompatan. 

"Kita bisa meniru Tiongkok yang sudah tidak lagi bicara bonus demografi, tetapi bagaimana mengurus masyarakat dengan mencukupi kebutuhan pangan, infrastruktur dan personal. Sehingga sudah tidak bisa dilawan lagi. Apalagi, tipe pengunjung pasien itu ada dua, membuat pasien tambah pusing dan menghibur. Harus pintar melayani," kata Ganjar saat memberikan arahan kepada seluruh karyawan dan dokter RSUD Tugurejo, Senin (20/1/2020) pagi. 

Ganjar mengakui, reformasi birokrasi di Jateng dimotori oleh RS melalui sistem pelayanan hingga beragam aplikasi diciptakan demi melayani masyarakat agar lebih mudah, murah dan cepat. Sehingga, Ganjar pun berharap karyawan RSUD Tugurejo melakukan gerakan revolutif dan reformatif. 

"Silahkan buat acara ngopi bersama dengan SKPD lain. Ngobrol santai, refreshing untuk menemukan hal-hal baru. Karena, sekarang dengan didukung teknologi, kita sudah tidak lagi menggunakan disket," kata Ganjar.

Kegiatan yang rutin dilakukan secara berkeliling ke SKPD-SKPD itu juga diisi tausiah. Jika Senin lalu di Dinas Arsip dan Perpustakaan diisi oleh dosen Unissula Rosihan, hari ini diisi oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang KH Musahadi.

Menurutnya, dokter dan tenaga medis akan masuk surga terlebih dahulu baru kemudian kiai dan ustad karena bekerja di bidang kemanusiaan. Akan tetapi, untuk masuk surga, harus bertanggungjawab dan profesional. 

"Profesional itu memiliki kemampuan mencerna, mendefinisikan pekerjaan sesuai konteksnya. Apalagi sekarang era teknologi, profesi apapun butuh kemampuan identifikasi. Sejauh mana membaca, kemudian membuat strategi. Era disrupsi ini, pilihannya berubah atau punah," ujar Musahadi.

Di akhir tausiahnya, Musahadi berpesan kepada seluruh karyawan RSUD Tugurejo dengan pernyataan, "Kalau ada jarum yang patah jangan dibuang ke laut, karena akan berkarat," katanya disambut tepuk tangan seluruh karyawan maupun Ganjar Pranowo, Pj Sekda Herru Setiadhie, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sarwa Pramana, dan Direktur RSUD Tugurejo, Haryadi Ibnu Junaedi.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta kepada seluruh karyawan RSUD Tugurejo seperti wanita cantik ala Al Khawarij. 

Ganjar pun mengutip cerita ahli astronomi Al Khawarij yang suatu ketika ditanya wanita cantik itu seperti apa. Ia pun menjawab, seorang wanita yang memiliki integritas, jujur dan memiliki akhlak yang baik memiliki nilai satu. Ketika pintar, nilainya tambah nol, menjadi 10. Ditambah jika wanita itu dari keturunan baik, nolnya bertambah satu menjadi 100. Kemudian juga memiliki ilmu, tambah nol lagi menjadi 1.000 nilainya. 

"Akan tetapi, jika wanita itu tidak memiliki akhlak yang baik, tidak jujur dan tidak berintegritas, angka satunya hilang. Nilainya pun menjadi nol. Tiga faktor itu menjadi kunci," tandasnya. 

Ganjar juga meminta para karyawan untuk tidak takut berinovasi mengikuti perubahan tanpa meninggalkan integritas. Integritas pun tidak semata jujur dan tidak korupsi, tetapi profesional dalam melayani masyarakat secara excellent, serta berani melakukan lompatan. 

"Kita bisa meniru Tiongkok yang sudah tidak lagi bicara bonus demografi, tetapi bagaimana mengurus masyarakat dengan mencukupi kebutuhan pangan, infrastruktur dan personal. Sehingga sudah tidak bisa dilawan lagi. Apalagi, tipe pengunjung pasien itu ada dua, membuat pasien tambah pusing dan menghibur. Harus pintar melayani," kata Ganjar saat memberikan arahan kepada seluruh karyawan dan dokter RSUD Tugurejo, Senin (20/1/2020) pagi. 

Ganjar mengakui, reformasi birokrasi di Jateng dimotori oleh RS melalui sistem pelayanan hingga beragam aplikasi diciptakan demi melayani masyarakat agar lebih mudah, murah dan cepat. Sehingga, Ganjar pun berharap karyawan RSUD Tugurejo melakukan gerakan revolutif dan reformatif. 

"Silahkan buat acara ngopi bersama dengan SKPD lain. Ngobrol santai, refreshing untuk menemukan hal-hal baru. Karena, sekarang dengan didukung teknologi, kita sudah tidak lagi menggunakan disket," kata Ganjar.

Kegiatan yang rutin dilakukan secara berkeliling ke SKPD-SKPD itu juga diisi tausiah. Jika Senin lalu di Dinas Arsip dan Perpustakaan diisi oleh dosen Unissula Rosihan, hari ini diisi oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang KH Musahadi.

Menurutnya, dokter dan tenaga medis akan masuk surga terlebih dahulu baru kemudian kiai dan ustad karena bekerja di bidang kemanusiaan. Akan tetapi, untuk masuk surga, harus bertanggungjawab dan profesional. 

"Profesional itu memiliki kemampuan mencerna, mendefinisikan pekerjaan sesuai konteksnya. Apalagi sekarang era teknologi, profesi apapun butuh kemampuan identifikasi. Sejauh mana membaca, kemudian membuat strategi. Era disrupsi ini, pilihannya berubah atau punah," ujar Musahadi.

Di akhir tausiahnya, Musahadi berpesan kepada seluruh karyawan RSUD Tugurejo dengan pernyataan, "Kalau ada jarum yang patah jangan dibuang ke laut, karena akan berkarat," katanya disambut tepuk tangan seluruh karyawan maupun Ganjar Pranowo, Pj Sekda Herru Setiadhie, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sarwa Pramana, dan Direktur RSUD Tugurejo, Haryadi Ibnu Junaedi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu