Follow Us :              

Ti'i Langga dan Sederet Koleksi Baju Adat Ganjar Pranowo

  23 January 2020  |   11:00:00  |   dibaca : 3824 
Kategori :
Bagikan :


Ti'i Langga dan Sederet Koleksi Baju Adat Ganjar Pranowo

23 January 2020 | 11:00:00 | dibaca : 3824
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Penampilan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meluncurkan Mall Pelayanan Publik di Kabupaten Batang, Kamis (23/1/2020) menyedot perhatian. Topi dan baju adat yang dikenakannya, sungguh unik dan jarang dijumpai di Jawa Tengah.

Yang mencolok dari penampilan Ganjar adalah topi yang berbentuk seperti topi koboi. Namun di bagian atas, topi mengerucut menyerupai tanduk unicorn.

Ternyata hari itu Ganjar mengenakan baju adat dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dan topi unik yang dipakainya itu adalah Ti'i Langga, penutup kepala dari anyaman daun lontar khas Pulau Rote.

Ti'i Langga tersebut dibeli Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jateng Sarwa Pramana saat berdinas ke Pulau Rote. Di sana, selain mewakili Ganjar dalam sebuah acara belum lama ini, Sarwa juga membelikan baju adat khas NTT yang dipesan Ganjar.

"Itu beli langsung di Rote. Waktu itu mewakili Pak Gub di sana, kemudian beliau telpon saya, minta mencarikan baju adat khas daerah itu," kata Sarwa.

Bukan sekali saja Ganjar titip beli baju adat ke Sarwa. Setiap Sarwa bepergian ke luar Jawa, Ganjar tak pernah absen titip beli baju adat khas daerah yang dikunjungi Sarwa. 

Namanya titip, maka Ganjar tak pernah mau menerima barang pesanannya secara cuma-cuma. Ganjar selalu mengganti uang Sarwa untuk baju adat yang dipesannya.

"Itu bukan oleh-oleh. Itu titip, jadi setiap saya mengantarkan baju adat yang saya beli, beliau selalu mengganti uang saya. Beliau ndak pernah mau kalau dibelikan, pasti dibayar saat mengantar," ungkap Sarwa.

Ganjar memang gemar mengoleksi baju adat. Tidak hanya baju adat dari Jawa Tengah, suami Siti Atikoh ini memiliki baju adat Bali, Bugis, Madura dan dari daerah lainnya. Baju-baju adat nusantara itu selalu dipakai Ganjar pada setiap Kamis pekan keempat tiap bulannya.

Ganjar pun mewajibkan seluruh pegawainya untuk memakai baju adat Jawa Tengah setiap hari Kamis. Khusus Kamis minggu keempat, setiap pegawai wajib mengenakan baju adat Nusantara.

Kebijakan ini dikukuhkan melalui Surat Edaran (SE) nomor 065/0016031/2019 yang telah berlaku sejak tahun lalu.

Ganjar mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai. Dengan mewajibkan seluruh ASN dan karyawan di lingkup Pemprov Jateng mengenakan pakaian adat, baik Jawa Tengah maupun Nusantara, Ganjar ingin mengedukasi masyarakat tentang beragamnya kebudayaan Nusantara.

Tak hanya itu, kewajiban mengenakan baju adat juga dapat menjadi momentum untuk menyatukan bangsa. Dengan gemar memakai baju adat nusantara, diharapkan seluruh masyarakat akan merasa menjadi bagian dari seluruh bangsa.

"Ini hal kecil yang mudah-mudahan dapat mempersatukan bangsa. Kami ingin menunjukkan, bahwa masyarakat Jateng juga bagian dari Indonesia," tandas Ganjar.


Bagikan :

SEMARANG - Penampilan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meluncurkan Mall Pelayanan Publik di Kabupaten Batang, Kamis (23/1/2020) menyedot perhatian. Topi dan baju adat yang dikenakannya, sungguh unik dan jarang dijumpai di Jawa Tengah.

Yang mencolok dari penampilan Ganjar adalah topi yang berbentuk seperti topi koboi. Namun di bagian atas, topi mengerucut menyerupai tanduk unicorn.

Ternyata hari itu Ganjar mengenakan baju adat dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dan topi unik yang dipakainya itu adalah Ti'i Langga, penutup kepala dari anyaman daun lontar khas Pulau Rote.

Ti'i Langga tersebut dibeli Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jateng Sarwa Pramana saat berdinas ke Pulau Rote. Di sana, selain mewakili Ganjar dalam sebuah acara belum lama ini, Sarwa juga membelikan baju adat khas NTT yang dipesan Ganjar.

"Itu beli langsung di Rote. Waktu itu mewakili Pak Gub di sana, kemudian beliau telpon saya, minta mencarikan baju adat khas daerah itu," kata Sarwa.

Bukan sekali saja Ganjar titip beli baju adat ke Sarwa. Setiap Sarwa bepergian ke luar Jawa, Ganjar tak pernah absen titip beli baju adat khas daerah yang dikunjungi Sarwa. 

Namanya titip, maka Ganjar tak pernah mau menerima barang pesanannya secara cuma-cuma. Ganjar selalu mengganti uang Sarwa untuk baju adat yang dipesannya.

"Itu bukan oleh-oleh. Itu titip, jadi setiap saya mengantarkan baju adat yang saya beli, beliau selalu mengganti uang saya. Beliau ndak pernah mau kalau dibelikan, pasti dibayar saat mengantar," ungkap Sarwa.

Ganjar memang gemar mengoleksi baju adat. Tidak hanya baju adat dari Jawa Tengah, suami Siti Atikoh ini memiliki baju adat Bali, Bugis, Madura dan dari daerah lainnya. Baju-baju adat nusantara itu selalu dipakai Ganjar pada setiap Kamis pekan keempat tiap bulannya.

Ganjar pun mewajibkan seluruh pegawainya untuk memakai baju adat Jawa Tengah setiap hari Kamis. Khusus Kamis minggu keempat, setiap pegawai wajib mengenakan baju adat Nusantara.

Kebijakan ini dikukuhkan melalui Surat Edaran (SE) nomor 065/0016031/2019 yang telah berlaku sejak tahun lalu.

Ganjar mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai. Dengan mewajibkan seluruh ASN dan karyawan di lingkup Pemprov Jateng mengenakan pakaian adat, baik Jawa Tengah maupun Nusantara, Ganjar ingin mengedukasi masyarakat tentang beragamnya kebudayaan Nusantara.

Tak hanya itu, kewajiban mengenakan baju adat juga dapat menjadi momentum untuk menyatukan bangsa. Dengan gemar memakai baju adat nusantara, diharapkan seluruh masyarakat akan merasa menjadi bagian dari seluruh bangsa.

"Ini hal kecil yang mudah-mudahan dapat mempersatukan bangsa. Kami ingin menunjukkan, bahwa masyarakat Jateng juga bagian dari Indonesia," tandas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu