Follow Us :              

Atasi Rob Demak, Pemprov Jateng Usulkan Konsep Hybrid Sea Wall untuk Perpanjangan Tanggul Laut

  16 June 2025  |   13:00:00  |   dibaca : 17 
Kategori :
Bagikan :


Atasi Rob Demak, Pemprov Jateng Usulkan Konsep Hybrid Sea Wall untuk Perpanjangan Tanggul Laut

16 June 2025 | 13:00:00 | dibaca : 17
Kategori :
Bagikan :

Foto : Medianto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Medianto (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengusulkan konsep Hybrid Sea Wall untuk perpanjangan pembangunan tanggul laut di Kabupaten Demak.

Konsep yang berasal dari Tim Pengendalian Banjir Pasang Rob Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu, dinilai lebih hemat dan efisien. 

Hybrid sea wall didesain dengan kombinasi beton ringan kelontong atau tabung untuk menahan ombak. Konsepnya, konstruksi beton ringan itu ditata tiga tumpuk ke atas, diisi dengan material hasil pengerukan sedimentasi sungai, dan dijadikan sebagai media tanam mangrove. Hal ini bertujuan untuk membentuk ekosistem mangrove baru secara alami di kawasan pesisir. Sementara dari sisi pembiayaan, konsep ini dinilai lebih murah. 

"Konsep dari Undip ini lebih hemat. Harapan kami bisa menangani banjir dan rob di seluruh Kabupaten Demak. Ekosistem juga bisa dikembalikan dengan edukasi penanaman mangrove," ucap Wagub dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral untuk Penanganan Banjir dan Rob Demak di ruang kerjanya pada Senin, 16 Juni 2025.

Dengan menerapkan skema hybrid sea wall, harapannya pembangunan tanggul laut/pelindung pantai alami di wilayah pesisir bisa diperpanjang. 

Wagub menyampaikan, pembangunan tanggul laut di Demak ditargetkan bertambah sepanjang 10 KM. Akan tetapi, pihaknya berharap, tanggul laut bisa diperpanjang menjadi 20 KM hingga Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. 

Rencananya, konsep ini akan dibawa ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk dirapatkan kembali.  Apabila secara teknis dinilai cocok diterapkan di pesisir Demak, maka konsep ini bisa menjadi dasar untuk melakukan langkah selanjutnya.

Wakil Kepala LPPM Undip Bidang Pengabdian, Achmad Zulfa Juniarto, dalam paparannya mengatakan bahwa area terdampak banjir dan abrasi, khusus di Kecamatan Sayung, semakin cepat meluas dalam sepuluh tahun terakhir. 

Guna mengatasi permasalahan itu, Undip mengonsepkan hybrid sea wall, yang bermanfaat untuk memperkuat dan memulihkan ekosistem pesisir. Selain itu, konsep ini dinilai lebih adaptif karena adanya sistem berlapis dan berbasis alam, serta lebih hemat karena bisa memulihkan ekosistem secara alami.

Contoh yang sudah dilakukan berada di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung dan Desa Purworejo, Kecamatan Bonang. Projek hybrid sea wall yang dimulai pada tahun 2012 di Desa Timbulsloko telah mengembalikan sempadan atau pesisir pantai sepanjang 100 meter, dengan tingkat keberhasilan pertumbuhan mangrove sebesar 90%.

"Tanaman mangrove dalam 6 tahun, pertumbuhannya (mencapai) 4-6 meter. Inilah yang disebut dengan konsep hybrid sea wall," katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengusulkan konsep Hybrid Sea Wall untuk perpanjangan pembangunan tanggul laut di Kabupaten Demak.

Konsep yang berasal dari Tim Pengendalian Banjir Pasang Rob Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu, dinilai lebih hemat dan efisien. 

Hybrid sea wall didesain dengan kombinasi beton ringan kelontong atau tabung untuk menahan ombak. Konsepnya, konstruksi beton ringan itu ditata tiga tumpuk ke atas, diisi dengan material hasil pengerukan sedimentasi sungai, dan dijadikan sebagai media tanam mangrove. Hal ini bertujuan untuk membentuk ekosistem mangrove baru secara alami di kawasan pesisir. Sementara dari sisi pembiayaan, konsep ini dinilai lebih murah. 

"Konsep dari Undip ini lebih hemat. Harapan kami bisa menangani banjir dan rob di seluruh Kabupaten Demak. Ekosistem juga bisa dikembalikan dengan edukasi penanaman mangrove," ucap Wagub dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral untuk Penanganan Banjir dan Rob Demak di ruang kerjanya pada Senin, 16 Juni 2025.

Dengan menerapkan skema hybrid sea wall, harapannya pembangunan tanggul laut/pelindung pantai alami di wilayah pesisir bisa diperpanjang. 

Wagub menyampaikan, pembangunan tanggul laut di Demak ditargetkan bertambah sepanjang 10 KM. Akan tetapi, pihaknya berharap, tanggul laut bisa diperpanjang menjadi 20 KM hingga Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. 

Rencananya, konsep ini akan dibawa ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk dirapatkan kembali.  Apabila secara teknis dinilai cocok diterapkan di pesisir Demak, maka konsep ini bisa menjadi dasar untuk melakukan langkah selanjutnya.

Wakil Kepala LPPM Undip Bidang Pengabdian, Achmad Zulfa Juniarto, dalam paparannya mengatakan bahwa area terdampak banjir dan abrasi, khusus di Kecamatan Sayung, semakin cepat meluas dalam sepuluh tahun terakhir. 

Guna mengatasi permasalahan itu, Undip mengonsepkan hybrid sea wall, yang bermanfaat untuk memperkuat dan memulihkan ekosistem pesisir. Selain itu, konsep ini dinilai lebih adaptif karena adanya sistem berlapis dan berbasis alam, serta lebih hemat karena bisa memulihkan ekosistem secara alami.

Contoh yang sudah dilakukan berada di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung dan Desa Purworejo, Kecamatan Bonang. Projek hybrid sea wall yang dimulai pada tahun 2012 di Desa Timbulsloko telah mengembalikan sempadan atau pesisir pantai sepanjang 100 meter, dengan tingkat keberhasilan pertumbuhan mangrove sebesar 90%.

"Tanaman mangrove dalam 6 tahun, pertumbuhannya (mencapai) 4-6 meter. Inilah yang disebut dengan konsep hybrid sea wall," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu