Follow Us :              

Gus Yasin : RSI NU Demak Harus Jadi Pelopor Tata Kelola BPJS Kesehatan

  31 January 2020  |   19:00:00  |   dibaca : 1949 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin : RSI NU Demak Harus Jadi Pelopor Tata Kelola BPJS Kesehatan

31 January 2020 | 19:00:00 | dibaca : 1949
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

DEMAK - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen meminta Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSI NU) Demak menjadi pioneer atau pelopor tata kelola manajemen Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Kendati ada tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan di RSI NU Demak, namun pelayanan tetap prima dan pembayaran gaji seluruh karyawan tetap lancar.

"Saya berharap RSI NU menjadi pioneer bagaimana menangani BPJS Kesehatan dengan baik. Kondisi tersebut karena pihak RSI bekerjasama dengan perbankan untuk menalangi tunggakan BPJS, sehingga pelayanan rumah sakit tetap prima dan tidak ada keterlambatan pembayaran gaji untuk semua karyawan," kata Taj Yasin, Jumat (31/1/2020).

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin pada acara RSI NU Demak Bersalawat dalam rangka Harlah ke-28 RSI NU Demak dan Harlah ke-94 NU di RSU NU Demak itu, meminta pelayanan di RSI NU untuk masyarakat dari berbagai kalangan harus terus ditingkatkan. Termasuk memberikan pelayanan terbaik bagi para kiai, karena para kiai mengajarkan bagaimana manusia di bermacam bidang usaha wajib menjaga integritas.

"SDM generasi muda NU dituntut berfikir maju, memiliki pengetahuan dan kemampuan syiar Islam tidak hanya di dunia nyata tetapi juga di dunia maya. Meskipun mengikuti moderisasi, tapi waga NU tidak meninggalkan tradisi. Tradisi NU tidak perrnah luntur, karena NU selalu nggondeli tradisi lama. Hal uang kurang baik diperbaiki, sedangkan yang sudah baik ditingkatkan," tandasnya.

Menurutnya, keberadaan rumah sakit sangat diperlukan bagi masyarakat, termasuk  RSI NU Demak. Pelayanan yang prima dan fasilitas yang memadai pun menjadi hal penting bagi masyarakat, karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. 

"Alhamdulillah RSI NU Demak sudah memiliki banyak dokter spesialis, fasilitas kesehatan, serta tata kelola manajemen BPJS Kesehatan sangat bagus, sehingga kedepan tidak sulit untuk mengembangkan. Kita juga tidak isin menyongsong 100 tahun NU pada tahun 2026 lusa," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar NU Muhammad Nuh berharap RSI NU tidak hanya berkembang di Demak, namun juga di daerah lain seperti Semarang, Kudus, dan sekitarnya. Terlebih persaingan antarrumah sakit saat ini semakin ketat, semua berlomba memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik. 

Mantan Menteri Pendidikan RI itu menjelaskan, persaingan dalam dunia usaha sudah berubah. Dahulu monopololi, kemudian kompetisi yaitu siapa yang bersaing dengan baik akan menang, lalu berkembang menjadi kolaborasi dan bersinergi, dan sekarang bergeser menjadi ekosistem atau membuka berbagai jenis unit usaha. 

"Siapa tidak memiliki ekosistem yang kuat maka akan bablas. Bergeseran mulai monopoli hinggga ekosistem itu bukan yang kuat yang akan bertahan, ataupun bukan pula yang paling pintar tetapi siapapun yang mampu melakukan perubahan," terangnya.

Karenanya, diharapkan jajaran yayasan RSI NU diharapkan mengembangkan turunan usaha dari rumah sakit. Ia mencontohkan adanya minimarket di RSU NU, membuka atau bekerjasama lembaga pendidikan tinggi dalam upaya menyiapkan SDM yang dibutuhkan rumah sakit.

Terkait Harlah ke-94 NU, lanjut dia, tidak kalah penting adalah persiapan warga NU menyongsong 100 tahun NU pada 2026, yaitu menjadikan NU sebagai "rumah besar". Hal itu karena tidak sedikit anak muda NU memiliki kemampuan di berbagai disiplin ilmu. 

"Jka tidak memiliki rumah besar sendiri, maka generasi muda NU dengan berbagai potensinya akan ngekos atau tinggal di tempat lain," imbuhnya.


Bagikan :

DEMAK - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen meminta Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSI NU) Demak menjadi pioneer atau pelopor tata kelola manajemen Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Kendati ada tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan di RSI NU Demak, namun pelayanan tetap prima dan pembayaran gaji seluruh karyawan tetap lancar.

"Saya berharap RSI NU menjadi pioneer bagaimana menangani BPJS Kesehatan dengan baik. Kondisi tersebut karena pihak RSI bekerjasama dengan perbankan untuk menalangi tunggakan BPJS, sehingga pelayanan rumah sakit tetap prima dan tidak ada keterlambatan pembayaran gaji untuk semua karyawan," kata Taj Yasin, Jumat (31/1/2020).

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin pada acara RSI NU Demak Bersalawat dalam rangka Harlah ke-28 RSI NU Demak dan Harlah ke-94 NU di RSU NU Demak itu, meminta pelayanan di RSI NU untuk masyarakat dari berbagai kalangan harus terus ditingkatkan. Termasuk memberikan pelayanan terbaik bagi para kiai, karena para kiai mengajarkan bagaimana manusia di bermacam bidang usaha wajib menjaga integritas.

"SDM generasi muda NU dituntut berfikir maju, memiliki pengetahuan dan kemampuan syiar Islam tidak hanya di dunia nyata tetapi juga di dunia maya. Meskipun mengikuti moderisasi, tapi waga NU tidak meninggalkan tradisi. Tradisi NU tidak perrnah luntur, karena NU selalu nggondeli tradisi lama. Hal uang kurang baik diperbaiki, sedangkan yang sudah baik ditingkatkan," tandasnya.

Menurutnya, keberadaan rumah sakit sangat diperlukan bagi masyarakat, termasuk  RSI NU Demak. Pelayanan yang prima dan fasilitas yang memadai pun menjadi hal penting bagi masyarakat, karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. 

"Alhamdulillah RSI NU Demak sudah memiliki banyak dokter spesialis, fasilitas kesehatan, serta tata kelola manajemen BPJS Kesehatan sangat bagus, sehingga kedepan tidak sulit untuk mengembangkan. Kita juga tidak isin menyongsong 100 tahun NU pada tahun 2026 lusa," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar NU Muhammad Nuh berharap RSI NU tidak hanya berkembang di Demak, namun juga di daerah lain seperti Semarang, Kudus, dan sekitarnya. Terlebih persaingan antarrumah sakit saat ini semakin ketat, semua berlomba memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik. 

Mantan Menteri Pendidikan RI itu menjelaskan, persaingan dalam dunia usaha sudah berubah. Dahulu monopololi, kemudian kompetisi yaitu siapa yang bersaing dengan baik akan menang, lalu berkembang menjadi kolaborasi dan bersinergi, dan sekarang bergeser menjadi ekosistem atau membuka berbagai jenis unit usaha. 

"Siapa tidak memiliki ekosistem yang kuat maka akan bablas. Bergeseran mulai monopoli hinggga ekosistem itu bukan yang kuat yang akan bertahan, ataupun bukan pula yang paling pintar tetapi siapapun yang mampu melakukan perubahan," terangnya.

Karenanya, diharapkan jajaran yayasan RSI NU diharapkan mengembangkan turunan usaha dari rumah sakit. Ia mencontohkan adanya minimarket di RSU NU, membuka atau bekerjasama lembaga pendidikan tinggi dalam upaya menyiapkan SDM yang dibutuhkan rumah sakit.

Terkait Harlah ke-94 NU, lanjut dia, tidak kalah penting adalah persiapan warga NU menyongsong 100 tahun NU pada 2026, yaitu menjadikan NU sebagai "rumah besar". Hal itu karena tidak sedikit anak muda NU memiliki kemampuan di berbagai disiplin ilmu. 

"Jka tidak memiliki rumah besar sendiri, maka generasi muda NU dengan berbagai potensinya akan ngekos atau tinggal di tempat lain," imbuhnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu