Follow Us :              

Jadi Tetenger Jawa Tengah, Gubernur Dukung Pengembangan Kawasan MAJT untuk Kemakmuran Masyarakat

  06 June 2025  |   06:00:00  |   dibaca : 45 
Kategori :
Bagikan :


Jadi Tetenger Jawa Tengah, Gubernur Dukung Pengembangan Kawasan MAJT untuk Kemakmuran Masyarakat

06 June 2025 | 06:00:00 | dibaca : 45
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., mengatakan, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang harus bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan masjid perlu dilakukan.

Apalagi, masjid yang berada di Jalan Gajah Kota Semarang ini menjadi salah satu tetenger (ciri khas) dari Provinsi Jawa Tengah.

"MAJT ini jadi landmark (penanda/ciri khas), kebanggaan bagi masyarakat muslim kita. Kita harus punya tetenger yang harus kita uri-uri (lestarikan). MAJT adalah ikon Jawa Tengah," ucap Gubernur usai mengikuti salat Id dan menyerahkan hewan kurban di MAJT Semarang pada Jumat, 6 Juni 2025.

Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai penanggung jawab Yayasan MAJT, memiliki kewajiban untuk mengembangkan kawasan masjid tersebut. Nantinya, pengembangan kawasan masjid akan diarahkan pada nilai-nilai budaya keislaman dan sosial kemasyarakatan.

"MAJT tidak hanya memakmurkan masyarakat sekitar, tetapi juga untuk memberikan usaha, dalam rangka menunjang kemakmuran umat di wilayah kita," jelasnya.

Saat ini, luas kawasan MAJT mencapai sekitar 34 hektare. Selain bangunan masjid yang sudah ada, rencananya juga akan dibangun pesantren, rumah sakit, pusat bisnis, dan rumah pemotongan hewan (RPH) di kawasan ini.

Terkait RPH, Pemprov Jateng juga memiliki program prioritas sembelih halal. Penyelenggaraan program ini jadi satu dengan program Pesantren Obah.

Ketua Pengurus Pengelola MAJT, Noor Ahmad, mengatakan, saat ini di kawasan MAJT sudah ada Pesantren Tahfiz Al-Quran. Semua santri yang belajar di pesantren merupakan penerima beasiswa dari Baznas Jateng. Pesantren ini juga sudah berkolaborasi dengan perguruan tinggi, sehingga para santri bisa mempelajari ilmu agama, sekaligus mendapatkan pendidikan formal.

"Setelah lulus, mereka kami kembalikan ke daerah masing-masing, untuk menjadi imam yang kita bekali dengan tafsir, hadis, dan pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin (memberikan rahmat bagi seluruh alam)," ujarnya.

Terkait pengembangan pusat bisnis, saat ini sudah ada pasar tradisional yang lumayan ramai di sekitar kawasan MAJT. Sementara itu, RPH juga sudah disiapkan dengan nama RPH Kang Jalal (tukang jagal halal).

"Nanti juga akan kami kembangkan terkait agrowisatanya. Kami canangkan MAJT ini menjadi masjid rujukan, tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga nasional," paparnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., mengatakan, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang harus bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan masjid perlu dilakukan.

Apalagi, masjid yang berada di Jalan Gajah Kota Semarang ini menjadi salah satu tetenger (ciri khas) dari Provinsi Jawa Tengah.

"MAJT ini jadi landmark (penanda/ciri khas), kebanggaan bagi masyarakat muslim kita. Kita harus punya tetenger yang harus kita uri-uri (lestarikan). MAJT adalah ikon Jawa Tengah," ucap Gubernur usai mengikuti salat Id dan menyerahkan hewan kurban di MAJT Semarang pada Jumat, 6 Juni 2025.

Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai penanggung jawab Yayasan MAJT, memiliki kewajiban untuk mengembangkan kawasan masjid tersebut. Nantinya, pengembangan kawasan masjid akan diarahkan pada nilai-nilai budaya keislaman dan sosial kemasyarakatan.

"MAJT tidak hanya memakmurkan masyarakat sekitar, tetapi juga untuk memberikan usaha, dalam rangka menunjang kemakmuran umat di wilayah kita," jelasnya.

Saat ini, luas kawasan MAJT mencapai sekitar 34 hektare. Selain bangunan masjid yang sudah ada, rencananya juga akan dibangun pesantren, rumah sakit, pusat bisnis, dan rumah pemotongan hewan (RPH) di kawasan ini.

Terkait RPH, Pemprov Jateng juga memiliki program prioritas sembelih halal. Penyelenggaraan program ini jadi satu dengan program Pesantren Obah.

Ketua Pengurus Pengelola MAJT, Noor Ahmad, mengatakan, saat ini di kawasan MAJT sudah ada Pesantren Tahfiz Al-Quran. Semua santri yang belajar di pesantren merupakan penerima beasiswa dari Baznas Jateng. Pesantren ini juga sudah berkolaborasi dengan perguruan tinggi, sehingga para santri bisa mempelajari ilmu agama, sekaligus mendapatkan pendidikan formal.

"Setelah lulus, mereka kami kembalikan ke daerah masing-masing, untuk menjadi imam yang kita bekali dengan tafsir, hadis, dan pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin (memberikan rahmat bagi seluruh alam)," ujarnya.

Terkait pengembangan pusat bisnis, saat ini sudah ada pasar tradisional yang lumayan ramai di sekitar kawasan MAJT. Sementara itu, RPH juga sudah disiapkan dengan nama RPH Kang Jalal (tukang jagal halal).

"Nanti juga akan kami kembangkan terkait agrowisatanya. Kami canangkan MAJT ini menjadi masjid rujukan, tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga nasional," paparnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu