Follow Us :              

Setelah 28 Tahun, Suripah Kembali Menjejak Tanah Jawa

  03 February 2020  |   13:00:00  |   dibaca : 342 
Kategori :
Bagikan :


Setelah 28 Tahun, Suripah Kembali Menjejak Tanah Jawa

03 February 2020 | 13:00:00 | dibaca : 342
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Suripah tak mampu membendung tangisnya ketika bertemu putri semata wayangnya, Ica Wahyuni, yang dia tinggalkan untuk merantau ke Donggala, Sulawesi Tengah.

Setelah 28 tahun, ibu dan anak ini bisa kembali bertemu berkat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menanggung biaya kepulangan Suripah dari Palu, Sulawesi Tengah, ke tanah kelahiran Suripah di Wonosobo, Jawa Tengah.

Sambil menangis sesenggukan, Suripah memeluk erat putri yang dia tinggalkan sejak masih berusia 3 tahun. Suripah pun mengungkapkan rasa sakitnya menahan kerinduan kepada Ica, sembari meminta maaf karena tidak bisa mendampingi Ica. Ica pun tak kuasa menahan air mata ketika ibundanya itu mengucapkan maaf. 

"Yang penting sekarang sudah ketemu. Alhamdulillah, Bu. Alhamdulillah. Itu cucumu, Bu," kata Ica sambil menunjuk Aisyah, putrinya. Air mata Suripah makin deras ketika menggendong dan memeluk cucunya itu. 

Suripah merupakan transmigran asal Wonosobo. Bersama suaminya, dia merantau ke Lalundu, Donggala, Sulawesi Tengah. Pernikahannya dengan ayah Ica diakhiri dengan perceraian. Dia pun ditinggalkan seorang diri di tanah perantauan, hingga akhirnya menikah untuk kedua kali dengan Suharmin, buruh serabutan warga Tulo La Rantean Sigi. Meski telah menabung selama bertahun-tahun, simpanan Suripah tak juga cukup mengantarkan mereka pulang ke Jawa. 

Pada 28 Januari, Suripah dipertemukan dengan Ganjar Pranowo yang tengah kunjungan kerja di Palu. Ganjar yang bersimpati pada Suripah lantas mengajak Suripah untuk naik pesawat bersamanya ke Jawa. 

Suripah awalnya meminta agar difasilitasi pulang ke Jawa pada lebaran mendatang. Namun ia berubah pikiran dan pulang ke Jawa pada Senin pagi. Didampingi Ahmad Sobar, ustad dari perkumpulan orang Jawa di Palu, Suripah menjejakkan kakinya di tanah Jawa.

"Berangkat tadi pagi pukul enam pagi WITA dari Palu, transit di Banjarmasin dan tiba di Bandara Adi Soecipto sekitar pukul delapan WIB," kata Ahmad Sobar saat dihubungi via telepon.

Sobar menceritakan sebelum penerbangan, dia terus berkomunikasi dengan Ica. Dia yang turut mengantar bersama istri sangat terharu melihat Suripah yang akhirnya bisa dipertemukan dengan anaknya. Dia pun mengabadikan momen haru tersebut dengan foto dan video. 

Suripah pun diajak pulang ke rumah Ica di Sragen. Rencananya, lusa dia akan berkunjung ke sanak kerabat di Pengarengan, Kalibawang, Wonosobo.

"Mbah Suripah akan di Jawa sampai lebaran. Kalau ada rizki, Pak Suharmin, suami beliau insyaallah akan menyusul," kata Sobar. 

Sobar mengatakan, selama tiga bulan dia berupaya membantu Suripah pulang ke Jawa namun usahanya baru menuai hasil setelah bertemu Ganjar.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, khususnya Pak Ganjar yang merespon cepat dan meminta bertemu langsung dengan Mbah Suripah," kata Sobar.


Bagikan :

SEMARANG - Suripah tak mampu membendung tangisnya ketika bertemu putri semata wayangnya, Ica Wahyuni, yang dia tinggalkan untuk merantau ke Donggala, Sulawesi Tengah.

Setelah 28 tahun, ibu dan anak ini bisa kembali bertemu berkat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menanggung biaya kepulangan Suripah dari Palu, Sulawesi Tengah, ke tanah kelahiran Suripah di Wonosobo, Jawa Tengah.

Sambil menangis sesenggukan, Suripah memeluk erat putri yang dia tinggalkan sejak masih berusia 3 tahun. Suripah pun mengungkapkan rasa sakitnya menahan kerinduan kepada Ica, sembari meminta maaf karena tidak bisa mendampingi Ica. Ica pun tak kuasa menahan air mata ketika ibundanya itu mengucapkan maaf. 

"Yang penting sekarang sudah ketemu. Alhamdulillah, Bu. Alhamdulillah. Itu cucumu, Bu," kata Ica sambil menunjuk Aisyah, putrinya. Air mata Suripah makin deras ketika menggendong dan memeluk cucunya itu. 

Suripah merupakan transmigran asal Wonosobo. Bersama suaminya, dia merantau ke Lalundu, Donggala, Sulawesi Tengah. Pernikahannya dengan ayah Ica diakhiri dengan perceraian. Dia pun ditinggalkan seorang diri di tanah perantauan, hingga akhirnya menikah untuk kedua kali dengan Suharmin, buruh serabutan warga Tulo La Rantean Sigi. Meski telah menabung selama bertahun-tahun, simpanan Suripah tak juga cukup mengantarkan mereka pulang ke Jawa. 

Pada 28 Januari, Suripah dipertemukan dengan Ganjar Pranowo yang tengah kunjungan kerja di Palu. Ganjar yang bersimpati pada Suripah lantas mengajak Suripah untuk naik pesawat bersamanya ke Jawa. 

Suripah awalnya meminta agar difasilitasi pulang ke Jawa pada lebaran mendatang. Namun ia berubah pikiran dan pulang ke Jawa pada Senin pagi. Didampingi Ahmad Sobar, ustad dari perkumpulan orang Jawa di Palu, Suripah menjejakkan kakinya di tanah Jawa.

"Berangkat tadi pagi pukul enam pagi WITA dari Palu, transit di Banjarmasin dan tiba di Bandara Adi Soecipto sekitar pukul delapan WIB," kata Ahmad Sobar saat dihubungi via telepon.

Sobar menceritakan sebelum penerbangan, dia terus berkomunikasi dengan Ica. Dia yang turut mengantar bersama istri sangat terharu melihat Suripah yang akhirnya bisa dipertemukan dengan anaknya. Dia pun mengabadikan momen haru tersebut dengan foto dan video. 

Suripah pun diajak pulang ke rumah Ica di Sragen. Rencananya, lusa dia akan berkunjung ke sanak kerabat di Pengarengan, Kalibawang, Wonosobo.

"Mbah Suripah akan di Jawa sampai lebaran. Kalau ada rizki, Pak Suharmin, suami beliau insyaallah akan menyusul," kata Sobar. 

Sobar mengatakan, selama tiga bulan dia berupaya membantu Suripah pulang ke Jawa namun usahanya baru menuai hasil setelah bertemu Ganjar.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, khususnya Pak Ganjar yang merespon cepat dan meminta bertemu langsung dengan Mbah Suripah," kata Sobar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu