Follow Us :              

Pakar : Indonesia Butuh 10 Sosok Seperti Ganjar yang Tanggap Bencana

  03 February 2020  |   13:00:00  |   dibaca : 1353 
Kategori :
Bagikan :


Pakar : Indonesia Butuh 10 Sosok Seperti Ganjar yang Tanggap Bencana

03 February 2020 | 13:00:00 | dibaca : 1353
Kategori :
Bagikan :

Foto : Adi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Adi (Humas Jateng)

BOGOR - Komitmen dan keseriusan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam penanggulangan bencana mendapat apresiasi. Bahkan, Ganjar disebut sebagai salah satu pemimpin yang paling berkomitmen dalam pelaksanaan program penanggulangan bencana di Indonesia.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Ikatan Ahli Bencana (IAB), Hendro Wardono saat acara Seminar Nasional Ketangguhan Bencana yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Bogor, Senin (3/2/2020). Dalam acara itu, Ganjar menjadi satu-satunya gubernur yang didapuk menjadi pembicara.

"Salah satu komponen paling penting untuk mewujudkan daerah tangguh bencana adalah kemampuan eksekusi dan implementasi program. Pak Ganjar punya itu semua. Makanya saya bilang, kalau di Indonesia ini ada 10 orang seperti beliau dan ditaruh di daerah-daerah rawan bencana, maka akan aman," kata Hendro.

Direktur Pusat Studi Bencana dan Lingkungan Universitas Dr Soetomo Surabaya ini menerangkan, pemerintah pusat telah menelurkan banyak program penanggulangan bencana. Hanya saja, program-program itu tidak diimplementasikan secara serius oleh pemerintah daerah.

"Di daerah implementasinya kurang maksimal, makanya kita butuh orang seperti Pak Ganjar lebih banyak di Indonesia ini untuk mengeksekusi program inovatif dari pusat. Karena sebagus apapun program, kalau tidak ada keseriusan pemimpinnya maka akan sia-sia," tambahnya.

Selama ini, lanjut dia, Ganjar sudah memberikan contoh dan sesuatu yang berbeda dari pemimpin lain. Dengan komitmennya, Ganjar selalu berhasil mengeksekusi berbagai program yang diluncurkan untuk penanggulangan bencana.

Misalnya, komitmen Ganjar yang terus membuat desa tangguh bencana, pembentukan relawan bencana, pelatihan kebencanaan, mitigasi dan lain sebagainya.

"Pak Ganjar telah memberikan contoh. Beliau bermain dengan rasa. Potensi bencana apa yang sudah dipahami di daerahnya, dia langsung aksi. Tidak peduli apakah anggaran kurang, yang penting beliau berkreasi dan tidak mandeg meski tidak ada anggaran," tandas Hendro.

Orang-orang seperti Ganjar yang memiliki kemampuan rasa dan kemampuan mengeksekusi ini lanjut Hendro sangat minim di Indonesia. Untuk itu, dirinya mengatakan bahwa jika Indonesia memiliki 10 Ganjar yang diletakkan di daerah rawan bencana, maka Indonesia akan aman.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, bahwa apa yang dilakukannya dalam upaya penanggulangan bencana hanya berdasarkan rasa. Menurutnya, pemimpin bisa mengelak untuk tidak melakukan sesuatu karena keterbatasan biaya, namun hal itu tidak dapat ia lakukan.

"Rasanya tidak sampai, maka saya dengan segala upaya yang ada terus berusaha melakukan sesuatu. Kalau mengandalkan APBD saja memang tidak akan cukup, maka saya menggerakkan sektor lain seperti Baznas, filantropi, CSR dan lainnya," kata Ganjar.

Ganjar membenarkan bahwa dibutuhkan orang yang mau menggerakkan semua elemen untuk mendukung program penanggulangan bencana. Dan kepala daerah, lanjut dia, adalah orang yang paling memiliki peran besar.

"Semua harus digerakkan, khususnya kepala daerah. Semua program dari pusat harus diimplementasikan di daerah agar optimal," kata Ganjar.

Dalam acara itu, BNPB mengeluarkan program baru bernama Keluarga Tangguh Bencana (Katana). Seketika itu juga, Ganjar langsung meminta modul dari BNPB untuk segera diterapkan di Jawa Tengah.

"Ini program bagus, bisa mengedukasi kebencanaan sampai ke tingkat keluarga. Maka tadi langsung saya minta modulnya, untuk diterapkan di Jateng. Nanti saya akan menggandeng semua komunitas seperti PKK, pengajian, relawan, pelajar dan lainnya untuk menjadi agen," pungkas Ganjar.


Bagikan :

BOGOR - Komitmen dan keseriusan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam penanggulangan bencana mendapat apresiasi. Bahkan, Ganjar disebut sebagai salah satu pemimpin yang paling berkomitmen dalam pelaksanaan program penanggulangan bencana di Indonesia.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Ikatan Ahli Bencana (IAB), Hendro Wardono saat acara Seminar Nasional Ketangguhan Bencana yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Bogor, Senin (3/2/2020). Dalam acara itu, Ganjar menjadi satu-satunya gubernur yang didapuk menjadi pembicara.

"Salah satu komponen paling penting untuk mewujudkan daerah tangguh bencana adalah kemampuan eksekusi dan implementasi program. Pak Ganjar punya itu semua. Makanya saya bilang, kalau di Indonesia ini ada 10 orang seperti beliau dan ditaruh di daerah-daerah rawan bencana, maka akan aman," kata Hendro.

Direktur Pusat Studi Bencana dan Lingkungan Universitas Dr Soetomo Surabaya ini menerangkan, pemerintah pusat telah menelurkan banyak program penanggulangan bencana. Hanya saja, program-program itu tidak diimplementasikan secara serius oleh pemerintah daerah.

"Di daerah implementasinya kurang maksimal, makanya kita butuh orang seperti Pak Ganjar lebih banyak di Indonesia ini untuk mengeksekusi program inovatif dari pusat. Karena sebagus apapun program, kalau tidak ada keseriusan pemimpinnya maka akan sia-sia," tambahnya.

Selama ini, lanjut dia, Ganjar sudah memberikan contoh dan sesuatu yang berbeda dari pemimpin lain. Dengan komitmennya, Ganjar selalu berhasil mengeksekusi berbagai program yang diluncurkan untuk penanggulangan bencana.

Misalnya, komitmen Ganjar yang terus membuat desa tangguh bencana, pembentukan relawan bencana, pelatihan kebencanaan, mitigasi dan lain sebagainya.

"Pak Ganjar telah memberikan contoh. Beliau bermain dengan rasa. Potensi bencana apa yang sudah dipahami di daerahnya, dia langsung aksi. Tidak peduli apakah anggaran kurang, yang penting beliau berkreasi dan tidak mandeg meski tidak ada anggaran," tandas Hendro.

Orang-orang seperti Ganjar yang memiliki kemampuan rasa dan kemampuan mengeksekusi ini lanjut Hendro sangat minim di Indonesia. Untuk itu, dirinya mengatakan bahwa jika Indonesia memiliki 10 Ganjar yang diletakkan di daerah rawan bencana, maka Indonesia akan aman.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, bahwa apa yang dilakukannya dalam upaya penanggulangan bencana hanya berdasarkan rasa. Menurutnya, pemimpin bisa mengelak untuk tidak melakukan sesuatu karena keterbatasan biaya, namun hal itu tidak dapat ia lakukan.

"Rasanya tidak sampai, maka saya dengan segala upaya yang ada terus berusaha melakukan sesuatu. Kalau mengandalkan APBD saja memang tidak akan cukup, maka saya menggerakkan sektor lain seperti Baznas, filantropi, CSR dan lainnya," kata Ganjar.

Ganjar membenarkan bahwa dibutuhkan orang yang mau menggerakkan semua elemen untuk mendukung program penanggulangan bencana. Dan kepala daerah, lanjut dia, adalah orang yang paling memiliki peran besar.

"Semua harus digerakkan, khususnya kepala daerah. Semua program dari pusat harus diimplementasikan di daerah agar optimal," kata Ganjar.

Dalam acara itu, BNPB mengeluarkan program baru bernama Keluarga Tangguh Bencana (Katana). Seketika itu juga, Ganjar langsung meminta modul dari BNPB untuk segera diterapkan di Jawa Tengah.

"Ini program bagus, bisa mengedukasi kebencanaan sampai ke tingkat keluarga. Maka tadi langsung saya minta modulnya, untuk diterapkan di Jateng. Nanti saya akan menggandeng semua komunitas seperti PKK, pengajian, relawan, pelajar dan lainnya untuk menjadi agen," pungkas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu