Follow Us :              

Ganjar Dorong Pemerintah Pusat Jadikan Bawang Putih Komoditas Prioritas

  10 February 2020  |   08:00:00  |   dibaca : 301 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Dorong Pemerintah Pusat Jadikan Bawang Putih Komoditas Prioritas

10 February 2020 | 08:00:00 | dibaca : 301
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pemerintah pusat menjadikan bawang putih sebagi komoditas prioritas. Sehingga ketika China dilanda gejolak seperti saat ini, pasokan bawang putih di Tanah Air tidak terganggu. 

Saat ini pasokan bawang putih di Tanah Air sangat turun drastis dan harganya melambung akibat pembatasan impor produk China sebagai imbas mewabahnya virus Corona. Ganjar mengatakan momentum ini mesti dimanfaatkan untuk menggenjot pertanian bawang putih Tanah Air. 

"Ini momentum buat pertanian kita khususnya bawang. Dengan Corona dan orang bertanya-tanya di mana sumber bawang putih. Ini harus kita manfaatkan, musibah ini harus kita cari barokahnya. Barokahnya apa, kita mesti berdikari. Kalau sudah begitu bisa kita kejar itu (peningkatan produksi bawang putih). Tinggal nyarikan bibit yang banyak, lahan dan disiapkan offtacker yang baik," kata Ganjar, Senin (10/2/2020).

Jawa Tengah saat ini memiliki 2.573 hektare lahan pertanian bawang putih dengan kemampuan produksi 195.472 kg. Menurut Ganjar, luasan itu tersebar hampir di seluruh wilayah pegunungan di Jawa Tengah, dari Tawangmangu, Sindoro, Sumbing, hingga Tegal.

"Itu sebenarnya bagian untuk mendorong kekurangan ini. Cuman ngejar waktu tidak bisa. Maka harus ada crash program (percepatan) untuk meningkatkan produksi ini," katanya. 

Sementara untuk pembibitan, Ganjar mengatakan beberapa pihak telah membantu untuk meningkatkan pertanian bawang putih di Jawa Tengah, salah satunya Bank Indonesia. Namun jika tidak ada crash program untuk menghadapi kelangkaan ini, Ganjar khawatir upaya penyebaran bantuan bibit itu gagal. Padahal sampai saat ini 95 persen pasokan bawang putih di Jawa Tengah bergantung impor dari China. 

"Kalau ini barangnya tidak cepat masuk, bibitnya nanti dijual dan dikonsumsi. Nah ini akan semakin memperpanjang (masalah) lagi," katanya. 

Untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga yang mencapai Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu per kilogram, Ganjar berharap pemerintah pusat segera membuka kran impor bawang putih. Kalau pun tidak dari China, alternatif lain bisa dikirim dari India meskipun secara kualitas masih di bawah bawang putih China. 

"Kemarin kami sudah koordinasi, saya sudah telpon Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian. Mudah-mudahan dari pusat bisa lebih cepat untuk melakukan impor karena kita kurang. Karena kurang maka harus dipercepat impor untuk stabilisasi harga agar inflasi bisa ditekan," katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pemerintah pusat menjadikan bawang putih sebagi komoditas prioritas. Sehingga ketika China dilanda gejolak seperti saat ini, pasokan bawang putih di Tanah Air tidak terganggu. 

Saat ini pasokan bawang putih di Tanah Air sangat turun drastis dan harganya melambung akibat pembatasan impor produk China sebagai imbas mewabahnya virus Corona. Ganjar mengatakan momentum ini mesti dimanfaatkan untuk menggenjot pertanian bawang putih Tanah Air. 

"Ini momentum buat pertanian kita khususnya bawang. Dengan Corona dan orang bertanya-tanya di mana sumber bawang putih. Ini harus kita manfaatkan, musibah ini harus kita cari barokahnya. Barokahnya apa, kita mesti berdikari. Kalau sudah begitu bisa kita kejar itu (peningkatan produksi bawang putih). Tinggal nyarikan bibit yang banyak, lahan dan disiapkan offtacker yang baik," kata Ganjar, Senin (10/2/2020).

Jawa Tengah saat ini memiliki 2.573 hektare lahan pertanian bawang putih dengan kemampuan produksi 195.472 kg. Menurut Ganjar, luasan itu tersebar hampir di seluruh wilayah pegunungan di Jawa Tengah, dari Tawangmangu, Sindoro, Sumbing, hingga Tegal.

"Itu sebenarnya bagian untuk mendorong kekurangan ini. Cuman ngejar waktu tidak bisa. Maka harus ada crash program (percepatan) untuk meningkatkan produksi ini," katanya. 

Sementara untuk pembibitan, Ganjar mengatakan beberapa pihak telah membantu untuk meningkatkan pertanian bawang putih di Jawa Tengah, salah satunya Bank Indonesia. Namun jika tidak ada crash program untuk menghadapi kelangkaan ini, Ganjar khawatir upaya penyebaran bantuan bibit itu gagal. Padahal sampai saat ini 95 persen pasokan bawang putih di Jawa Tengah bergantung impor dari China. 

"Kalau ini barangnya tidak cepat masuk, bibitnya nanti dijual dan dikonsumsi. Nah ini akan semakin memperpanjang (masalah) lagi," katanya. 

Untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga yang mencapai Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu per kilogram, Ganjar berharap pemerintah pusat segera membuka kran impor bawang putih. Kalau pun tidak dari China, alternatif lain bisa dikirim dari India meskipun secara kualitas masih di bawah bawang putih China. 

"Kemarin kami sudah koordinasi, saya sudah telpon Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian. Mudah-mudahan dari pusat bisa lebih cepat untuk melakukan impor karena kita kurang. Karena kurang maka harus dipercepat impor untuk stabilisasi harga agar inflasi bisa ditekan," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu