Follow Us :              

Berantas Tuberkulosis, PPTI Sasar Ponpes di Jateng

  10 February 2020  |   12:00:00  |   dibaca : 825 
Kategori :
Bagikan :


Berantas Tuberkulosis, PPTI Sasar Ponpes di Jateng

10 February 2020 | 12:00:00 | dibaca : 825
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Berbagai upaya dilakukan Pemprov Jateng untuk mencegah dan pemberantas penularan tuberkulosis atau TB di kelompok-kelompok masyarakat.  Salah satunya memberikan penyuluhan literasi melek TB di lingkungan pondok pesantren.

"Tim Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia akan menyusun program salah satunya melakukan literasi TB di pondok pesantren yang tersebar di Jawa Tengah," ujar Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Jawa Tengah dr Hartanto usai audiensi dengan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di ruang kerjanya, Senin (10/2/2020).

Ia menyebutkan, ribuan pondok pesantren di Jateng dengan jumlah santri mencapai puluhan ribu menjadi salah satu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program PPTI pada 2020. Melalui program kesehatan itu para santri diharapkan dapat memahami apa itu TB, cara penularan, gejala, pencegahan, serta pengobatannya. 

Tidak sedikit pondok pesantren yang menempatkan santrinya tidur beramai-ramai di satu ruangan. Sehingga jika ada salah satu santri yang terkena TB maka akan lebih mudah menular ke santri lainnya. Dikelaskan, penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya.

"TB sangat tergantung atau dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kita mendukung program Pemerintah Jawa Tengah yang sedang gencar memberantas TB, kemudian kami menusuk pada masyarakat yang resikonya tinggi terhadap penularan TB, antara lain di pondok pesantren," bebernya.

Dikatakan, TB ada obatnya sehingga penderita TB tidak perlu khawatir penyakitnya tidak bisa sembuh. Jika selama enam bulan diobati dan patuh minum obat maka pasien akan sembuh dari TB. Tidak kalah penting adalah obat TB dapat diperoleh secara gratis di Puskesmas.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pun mendukung program literasi melek TB di pondok-pondok pesantren yang diselenggarakan PPTI Jawa Tengah. Terlebih tidak sedikit ponpes di Jateng mempunyai kebiasaan melakukan berbagai aktivitas bersama-sama di lingkungan pondok. 

"Kami mengapresiasi program-program PPTI Jateng. Kami juga sangat mendukung program melek TB di lingkungan ponpes, apalagi kasus TB di Jateng cukup tinggi. Selain ponpes, penyuluhan tentang TB juga perlu dilakukan di panti-panti lansia dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang rentan tertular penyakit ini," terangnya. 


Bagikan :

SEMARANG - Berbagai upaya dilakukan Pemprov Jateng untuk mencegah dan pemberantas penularan tuberkulosis atau TB di kelompok-kelompok masyarakat.  Salah satunya memberikan penyuluhan literasi melek TB di lingkungan pondok pesantren.

"Tim Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia akan menyusun program salah satunya melakukan literasi TB di pondok pesantren yang tersebar di Jawa Tengah," ujar Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Jawa Tengah dr Hartanto usai audiensi dengan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di ruang kerjanya, Senin (10/2/2020).

Ia menyebutkan, ribuan pondok pesantren di Jateng dengan jumlah santri mencapai puluhan ribu menjadi salah satu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program PPTI pada 2020. Melalui program kesehatan itu para santri diharapkan dapat memahami apa itu TB, cara penularan, gejala, pencegahan, serta pengobatannya. 

Tidak sedikit pondok pesantren yang menempatkan santrinya tidur beramai-ramai di satu ruangan. Sehingga jika ada salah satu santri yang terkena TB maka akan lebih mudah menular ke santri lainnya. Dikelaskan, penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya.

"TB sangat tergantung atau dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kita mendukung program Pemerintah Jawa Tengah yang sedang gencar memberantas TB, kemudian kami menusuk pada masyarakat yang resikonya tinggi terhadap penularan TB, antara lain di pondok pesantren," bebernya.

Dikatakan, TB ada obatnya sehingga penderita TB tidak perlu khawatir penyakitnya tidak bisa sembuh. Jika selama enam bulan diobati dan patuh minum obat maka pasien akan sembuh dari TB. Tidak kalah penting adalah obat TB dapat diperoleh secara gratis di Puskesmas.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pun mendukung program literasi melek TB di pondok-pondok pesantren yang diselenggarakan PPTI Jawa Tengah. Terlebih tidak sedikit ponpes di Jateng mempunyai kebiasaan melakukan berbagai aktivitas bersama-sama di lingkungan pondok. 

"Kami mengapresiasi program-program PPTI Jateng. Kami juga sangat mendukung program melek TB di lingkungan ponpes, apalagi kasus TB di Jateng cukup tinggi. Selain ponpes, penyuluhan tentang TB juga perlu dilakukan di panti-panti lansia dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang rentan tertular penyakit ini," terangnya. 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu