Foto : Vivi (Humas Jateng)
Foto : Vivi (Humas Jateng)
SEMARANG – Ekspor briket Jawa Tengah menguasai pasar Timur Tengah. Negara-negara di Eropa, Nigeria dan Brazil juga menjadi pelanggan briket dari Jateng. Per bulan, tak kurang dari 6 ribu ton briket diekspor ke negara-negara itu.
"Briket Jateng itu memiliki pangsa pasar sangat bagus di dunia. Mereka menganggap briket Jateng kualitasnya di atas negara lain," kata Istikanah, seorang pengusaha briket asal Weleri, Kendal, saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di ruang kerja Gubernur, Semarang, Kamis (27/2/2020).
Istikanah mengatakan, dalam sebulan tidak kurang dari 300 kontainer briket asal Jateng yang diekspor. Per perkontainer berisi 20-26 ton briket. “Saya sendiri biasa ekspor 6-8 kontainer. Omsetnya Rp 2,5 – 3 miliar sekali ekspor. Kami berharap pemerintah mulai melirik komoditas ini sebagai komoditas unggulan ekspor di Jateng," katanya.
Briket merupakan blok bahan bakar, umumnya terbuat dari arang, gambut, batu bara maupun biomassa. Di Jawa Tengah, terdapat puluhan industri briket. Selain di Kendal, industri briket tercatat ada di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Blora, Klaten dan Boyolali.
Beberapa industri yang memproduksi briket dalam jumlah besar adalah CV Kharisma Mandiri di Kunduran Blora. Per tahunnya, perusahaan ini memproduksi 1.700 ton briket tempurung kelapa dan arang dengan nilai produksi Rp 16,2 miliar.
Adapun CV Pronggodani di Jiken Blora memproduksi 1.152 ton briket tempurung kelapa per tahun, dengan nilai produksi Rp 11,52 miliar. Kedua perusahaan ini mengekspor briket ke Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Disukai
Dalam kesempatan itu juga hadir mantan Duta Besar Libya, Raudin Anwar. Sepakat dengan Istikanah, Raudin yang kini bekerja di Kemenlu membenarkan bahwa banyak negara di dunia menyukai sejumlah produk asal Jawa Tengah.
"Bahkan di Bangladesh, selain sudah impor bus, mereka juga tertarik batik. Batik tulis asal Jateng begitu digemari masyarakat Bangladesh. Ini bisa ditindaklanjuti dan membuka peluang ekspor baru," kata Raudin.
Mendengar itu, Ganjar terlihat sangat gembira. Menurutnya, informasi itu semakin meyakinkannya bahwa Jateng mampu menjadi eksportir tangguh di berbagai komoditi.
"Soal ekspor ini memang selalu saya dorong. Saya mau bantu habis-habisan soal ekspor ini. Bahkan, saya siap menjadi marketing dalam memasarkan sejumlah potensi ekspor Jateng ke dunia," kata Ganjar.
Berbagai fasilitas, kemudahan dan insentif telah diberikan negara untuk meningkatkan ekspor. Dia memastikan bahwa kemudahan-kemudahan yang diberikan itu dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor Jateng.
"Kita harus memperkuat ekspor untuk menambah devisa. Selain kemudahan dan insentif yang sudah diberikan, kami siap membantu memasarkan hingga memberikan pendampingan. Kami minta pengusaha yang sukses seperti Bu Istikanah ini mau menularkan semangat kepada yang lain dan menjadi benchmark agar ekspor Jateng semakin meningkat," harapnya.
SEMARANG – Ekspor briket Jawa Tengah menguasai pasar Timur Tengah. Negara-negara di Eropa, Nigeria dan Brazil juga menjadi pelanggan briket dari Jateng. Per bulan, tak kurang dari 6 ribu ton briket diekspor ke negara-negara itu.
"Briket Jateng itu memiliki pangsa pasar sangat bagus di dunia. Mereka menganggap briket Jateng kualitasnya di atas negara lain," kata Istikanah, seorang pengusaha briket asal Weleri, Kendal, saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di ruang kerja Gubernur, Semarang, Kamis (27/2/2020).
Istikanah mengatakan, dalam sebulan tidak kurang dari 300 kontainer briket asal Jateng yang diekspor. Per perkontainer berisi 20-26 ton briket. “Saya sendiri biasa ekspor 6-8 kontainer. Omsetnya Rp 2,5 – 3 miliar sekali ekspor. Kami berharap pemerintah mulai melirik komoditas ini sebagai komoditas unggulan ekspor di Jateng," katanya.
Briket merupakan blok bahan bakar, umumnya terbuat dari arang, gambut, batu bara maupun biomassa. Di Jawa Tengah, terdapat puluhan industri briket. Selain di Kendal, industri briket tercatat ada di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Blora, Klaten dan Boyolali.
Beberapa industri yang memproduksi briket dalam jumlah besar adalah CV Kharisma Mandiri di Kunduran Blora. Per tahunnya, perusahaan ini memproduksi 1.700 ton briket tempurung kelapa dan arang dengan nilai produksi Rp 16,2 miliar.
Adapun CV Pronggodani di Jiken Blora memproduksi 1.152 ton briket tempurung kelapa per tahun, dengan nilai produksi Rp 11,52 miliar. Kedua perusahaan ini mengekspor briket ke Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Disukai
Dalam kesempatan itu juga hadir mantan Duta Besar Libya, Raudin Anwar. Sepakat dengan Istikanah, Raudin yang kini bekerja di Kemenlu membenarkan bahwa banyak negara di dunia menyukai sejumlah produk asal Jawa Tengah.
"Bahkan di Bangladesh, selain sudah impor bus, mereka juga tertarik batik. Batik tulis asal Jateng begitu digemari masyarakat Bangladesh. Ini bisa ditindaklanjuti dan membuka peluang ekspor baru," kata Raudin.
Mendengar itu, Ganjar terlihat sangat gembira. Menurutnya, informasi itu semakin meyakinkannya bahwa Jateng mampu menjadi eksportir tangguh di berbagai komoditi.
"Soal ekspor ini memang selalu saya dorong. Saya mau bantu habis-habisan soal ekspor ini. Bahkan, saya siap menjadi marketing dalam memasarkan sejumlah potensi ekspor Jateng ke dunia," kata Ganjar.
Berbagai fasilitas, kemudahan dan insentif telah diberikan negara untuk meningkatkan ekspor. Dia memastikan bahwa kemudahan-kemudahan yang diberikan itu dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor Jateng.
"Kita harus memperkuat ekspor untuk menambah devisa. Selain kemudahan dan insentif yang sudah diberikan, kami siap membantu memasarkan hingga memberikan pendampingan. Kami minta pengusaha yang sukses seperti Bu Istikanah ini mau menularkan semangat kepada yang lain dan menjadi benchmark agar ekspor Jateng semakin meningkat," harapnya.
Berita Terbaru