Follow Us :              

Gus Yasin : Ujian Sekolah Berbasis Gawai, Siswa Tak Bisa Mencontek

  09 March 2020  |   11:30:00  |   dibaca : 6465 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin : Ujian Sekolah Berbasis Gawai, Siswa Tak Bisa Mencontek

09 March 2020 | 11:30:00 | dibaca : 6465
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

SEMARANG - Seiring kemajuan teknologi informasi, berbagai inovasi dilakukan guna mempermudah pelaksanaan ujian sekolah. Salah satunya ujian sekolah berbasis android atau gawai yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Akhlaqiyah Ngalian Semarang.

"Untuk pelaksanaan ujian berbasis gawai ini hanya membutuhkan handphone dengan spesifikasi bebas, bahkan yang sederhana pun bisa. Intinya selama HPnya bisa dipakai untuk aplikasi ojek online juga bisa dipakai untuk ujian karena itu hanya template untuk membuka laman," ujar Kepala Sekolah MI Miftahul Akhlaqiyah, Moh Miftahul Arief saat audiensi dengan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di ruang kerja wakil gubernur, Senin (9/3/2020).

Dijelaskan, pada pelaksanaan ujian sekolah berbasis digital menggunakan perangkat gawai ada beberapa hal yang harus dilakukan. Di antaranya mempersiapkan materi soal sesuai standar yang sudah ditetapkan oleh madrasah. Termasuk untuk ujian mandiri, para guru mempersiapkan prepare instrumennya kemudian diekspor ke basis data.  

"Kemudian pada hari pelaksaan ujian, para siswa memegang gawai masing-masing untuk mengerjakan soal ujian. Setiap guru bisa review dan menganalisa hasil kerjanya saat itu juga. Biasanya, selama ini harus nunggu seminggu dulu baru mengoreksi hasil ujian manual kertas. Namun dengan paperless berbasis gawai maka kapan pun dan dimanapun bisa mengakses," jelasnya.

Tujuan dari penerapan ujian berbasis gawai, kata dia, bagaimana ujian itu bisa diselenggarakan secara luas, dan semua siswa bisa mengakses. Kelebihan penerapan ujian berbasis gawai ini salah satunya dapat lebih hemat. Sebab ujian berbasis gawai, sekolah tidak memerlukan anggaran khusus bahkan nol anggaran. 

"Hampir semua siswa mempunyai gawai, kalaupun ada yang tidak memiliki gawai bisa pinjam punya orang tua atau saudaranya. Sedangkan kelemahan dari ujian berbasis gawai, yaitu menyangkut kuota. Karena biasanya tidak semua gawai memiliki kuota sehingga harus disiapkan wifi untuk mem-back up," terangnya.

Penerapan ujian berbasis android atau gawai itu merupakan langkah awal. Kedepan, targetnya ada pembelajaran siswa yang didukung teknologi informasi. Seperti halnya bimbingan belajar online, sehingga ketika sudah berada di rumah, para siswa tetap bisa mengakses materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pun mendukung dan mengapresiasi penerapan ujian sekolah berbasis gawai. Menurutnya, ujian sekolah berbasis gawai yang akan diterapkan di MI Miftahul Akhlaqiyah merupakan kreativitas anak bangsa. 

Ia mengatakan, kreasi dan inovasi anak bangsa tersebut perlu didorong karena saat ini pelaksanaan ujian sekolah masih berbasis komputer. Terlebih ujian sekolah berbasis gawai mempunyai kelemahan lebih sedikit dibanding berbasis komputer. Ujian berbasis android ini tidak ada sistem untuk mencontek, sehingga ketika membuka aplikasi ujian maka gawai sudah disetting agar tidak bisa membuka  akses yang lain.

"Kalau berbasis komputer itu  perangkatnya mahal dan butuh tempat atau ruang yang luas. Nah kalau pakai android mereka tetap bisa menggunakan ruang kelasnya yang tidak begitu lebar tinggal memproteksi aplikasinya agar tidak ada konten-konten atau program-program yang mengganggu, termasuk sistem untuk mencontek," ujarnya.

Apabila pelaksanaan ujian berbasis gawai ini berhasil, kata Wagub, diharapkan bisa menjadi percontohan dan sekolah-sekolah lain terutama SMK dan SMK milik Provinsi Jateng juga menerapkan ujian berbasis gawai. Selain lebih menghemat biaya pengadaan jaringan komputer, ganset, dan sarana prasarana pendukung lainnya, juga meminimalisir kemungkinan buruk lain.


Bagikan :

SEMARANG - Seiring kemajuan teknologi informasi, berbagai inovasi dilakukan guna mempermudah pelaksanaan ujian sekolah. Salah satunya ujian sekolah berbasis android atau gawai yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Akhlaqiyah Ngalian Semarang.

"Untuk pelaksanaan ujian berbasis gawai ini hanya membutuhkan handphone dengan spesifikasi bebas, bahkan yang sederhana pun bisa. Intinya selama HPnya bisa dipakai untuk aplikasi ojek online juga bisa dipakai untuk ujian karena itu hanya template untuk membuka laman," ujar Kepala Sekolah MI Miftahul Akhlaqiyah, Moh Miftahul Arief saat audiensi dengan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di ruang kerja wakil gubernur, Senin (9/3/2020).

Dijelaskan, pada pelaksanaan ujian sekolah berbasis digital menggunakan perangkat gawai ada beberapa hal yang harus dilakukan. Di antaranya mempersiapkan materi soal sesuai standar yang sudah ditetapkan oleh madrasah. Termasuk untuk ujian mandiri, para guru mempersiapkan prepare instrumennya kemudian diekspor ke basis data.  

"Kemudian pada hari pelaksaan ujian, para siswa memegang gawai masing-masing untuk mengerjakan soal ujian. Setiap guru bisa review dan menganalisa hasil kerjanya saat itu juga. Biasanya, selama ini harus nunggu seminggu dulu baru mengoreksi hasil ujian manual kertas. Namun dengan paperless berbasis gawai maka kapan pun dan dimanapun bisa mengakses," jelasnya.

Tujuan dari penerapan ujian berbasis gawai, kata dia, bagaimana ujian itu bisa diselenggarakan secara luas, dan semua siswa bisa mengakses. Kelebihan penerapan ujian berbasis gawai ini salah satunya dapat lebih hemat. Sebab ujian berbasis gawai, sekolah tidak memerlukan anggaran khusus bahkan nol anggaran. 

"Hampir semua siswa mempunyai gawai, kalaupun ada yang tidak memiliki gawai bisa pinjam punya orang tua atau saudaranya. Sedangkan kelemahan dari ujian berbasis gawai, yaitu menyangkut kuota. Karena biasanya tidak semua gawai memiliki kuota sehingga harus disiapkan wifi untuk mem-back up," terangnya.

Penerapan ujian berbasis android atau gawai itu merupakan langkah awal. Kedepan, targetnya ada pembelajaran siswa yang didukung teknologi informasi. Seperti halnya bimbingan belajar online, sehingga ketika sudah berada di rumah, para siswa tetap bisa mengakses materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pun mendukung dan mengapresiasi penerapan ujian sekolah berbasis gawai. Menurutnya, ujian sekolah berbasis gawai yang akan diterapkan di MI Miftahul Akhlaqiyah merupakan kreativitas anak bangsa. 

Ia mengatakan, kreasi dan inovasi anak bangsa tersebut perlu didorong karena saat ini pelaksanaan ujian sekolah masih berbasis komputer. Terlebih ujian sekolah berbasis gawai mempunyai kelemahan lebih sedikit dibanding berbasis komputer. Ujian berbasis android ini tidak ada sistem untuk mencontek, sehingga ketika membuka aplikasi ujian maka gawai sudah disetting agar tidak bisa membuka  akses yang lain.

"Kalau berbasis komputer itu  perangkatnya mahal dan butuh tempat atau ruang yang luas. Nah kalau pakai android mereka tetap bisa menggunakan ruang kelasnya yang tidak begitu lebar tinggal memproteksi aplikasinya agar tidak ada konten-konten atau program-program yang mengganggu, termasuk sistem untuk mencontek," ujarnya.

Apabila pelaksanaan ujian berbasis gawai ini berhasil, kata Wagub, diharapkan bisa menjadi percontohan dan sekolah-sekolah lain terutama SMK dan SMK milik Provinsi Jateng juga menerapkan ujian berbasis gawai. Selain lebih menghemat biaya pengadaan jaringan komputer, ganset, dan sarana prasarana pendukung lainnya, juga meminimalisir kemungkinan buruk lain.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu