Follow Us :              

Solo dan Wonosobo Diminta Tiru Semarang Perketat Kegiatan Masyarakat

  28 April 2020  |   09:00:00  |   dibaca : 1666 
Kategori :
Bagikan :


Solo dan Wonosobo Diminta Tiru Semarang Perketat Kegiatan Masyarakat

28 April 2020 | 09:00:00 | dibaca : 1666
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Kota Surakarta dan Kabupaten Wonosobo meniru langkah Pemerintah Kota Semarang yang telah menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM), mulai Senin (27/4/2020).

Ganjar menilai pendisiplinan masyarakat penting dilakukan untuk menekan persebaran covid-19, mengingat Kota Surakarta dan Wonosobo merupakan zona merah. Beberapa waktu lalu, Pemkab Wonosobo sudah berkoordinasi dengan Ganjar untuk menerapkan PSBB. 

"Kalau memang mau menerapkan pola itu (PSBB) kami buka ruang. Silakan saja. Atau sebenarnya bisa menggunakan model Kota Semarang yang tidak PSBB tapi melakukan pengetatan-pengetatan,” kata Ganjar, Senin (27/4/2020).

Selain Kota Semarang, kebijakan yang dilakukan Pemkab Banyumas juga bisa dijadikan rujukan pemerintah kabupaten/kota lainnya. Pemkab Banyumas menerbitkan peraturan daerah yang mendisiplinkan masyarakat untuk mengikuti ketentuan yang berlaku.

"Ada perda yang mengatur harus pakai masker, kalau (masyarakat) tidak pakai bisa didenda atau dipidana. Ini kebijakan yang bagus. Jadi mau pakai model Pemkot Semarang atau Pemkab Banyumas, yang penting harus ada tindakan lebih," tandas Ganjar.

Ganjar mengatakan, tindakan pengetatan di zona merah sangat diperlukan. Terlebih, berdasarkan pantauannya di Google Maps, sejumlah jalan di zona merah masih dipadati masyarakat. 

"Jadi memang harus ada pengetatan, termasuk kabar para pemudik yang banyak masuk ke Jateng. Kami minta ini ditindaklanjuti dan dikawal betul," katanya.

Terkait penerapan PKM di Kota Semarang, Ganjar mengatakan akan melakukan kontrol dan pengawasan. Pihak kepolisian didukung TNI sudah kompak untuk menerapkan PKM.

"Kami akan dukung Kota Semarang untuk mencoba melakukan pengetatan ini. Kami akan pantau nanti apakah di pasar atau pabrik dan tempat keramaian lain apakah efektif atau tidak. Kami harap masyarakat memberikan dukungan dengan berlaku disiplin. Pengetatan ini tujuannya untuk mendisiplinkan warga, jadi kami butuh dukungan warga untuk disiplin agar semua berjalan lancar," tutupnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Kota Surakarta dan Kabupaten Wonosobo meniru langkah Pemerintah Kota Semarang yang telah menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM), mulai Senin (27/4/2020).

Ganjar menilai pendisiplinan masyarakat penting dilakukan untuk menekan persebaran covid-19, mengingat Kota Surakarta dan Wonosobo merupakan zona merah. Beberapa waktu lalu, Pemkab Wonosobo sudah berkoordinasi dengan Ganjar untuk menerapkan PSBB. 

"Kalau memang mau menerapkan pola itu (PSBB) kami buka ruang. Silakan saja. Atau sebenarnya bisa menggunakan model Kota Semarang yang tidak PSBB tapi melakukan pengetatan-pengetatan,” kata Ganjar, Senin (27/4/2020).

Selain Kota Semarang, kebijakan yang dilakukan Pemkab Banyumas juga bisa dijadikan rujukan pemerintah kabupaten/kota lainnya. Pemkab Banyumas menerbitkan peraturan daerah yang mendisiplinkan masyarakat untuk mengikuti ketentuan yang berlaku.

"Ada perda yang mengatur harus pakai masker, kalau (masyarakat) tidak pakai bisa didenda atau dipidana. Ini kebijakan yang bagus. Jadi mau pakai model Pemkot Semarang atau Pemkab Banyumas, yang penting harus ada tindakan lebih," tandas Ganjar.

Ganjar mengatakan, tindakan pengetatan di zona merah sangat diperlukan. Terlebih, berdasarkan pantauannya di Google Maps, sejumlah jalan di zona merah masih dipadati masyarakat. 

"Jadi memang harus ada pengetatan, termasuk kabar para pemudik yang banyak masuk ke Jateng. Kami minta ini ditindaklanjuti dan dikawal betul," katanya.

Terkait penerapan PKM di Kota Semarang, Ganjar mengatakan akan melakukan kontrol dan pengawasan. Pihak kepolisian didukung TNI sudah kompak untuk menerapkan PKM.

"Kami akan dukung Kota Semarang untuk mencoba melakukan pengetatan ini. Kami akan pantau nanti apakah di pasar atau pabrik dan tempat keramaian lain apakah efektif atau tidak. Kami harap masyarakat memberikan dukungan dengan berlaku disiplin. Pengetatan ini tujuannya untuk mendisiplinkan warga, jadi kami butuh dukungan warga untuk disiplin agar semua berjalan lancar," tutupnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu