Foto : Slam (Humas Jateng)
Foto : Slam (Humas Jateng)
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menengok 57 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah yang baru tiba di Semarang, Senin (18/5/2020).
Para PMI di Malaysia itu tengah menjalani karantina selama 14 hari di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah, Jalan Setiabudi Srondol Kulon Kota Semarang, meski hasil rapid test covid-19 tidak reaktif.
Pertemuan Ganjar dengan para PMI itu terhalang jarak yang cukup jauh. Para PMI, yang menempati kamar di Gedung Sumbing, hanya bisa melambaikan tangan dari depan kamarnya masing-masing. Sementara Ganjar di lapangan di bawah gedung.
Meski demikian, Ganjar tetap menyapa dan berbicara dengan para PMI itu. Ganjar juga senang melihat para PMI tersebut dalam kondisi sehat dan ceria.
"Mereka kawan-kawan yang baru pulang dari Malaysia, sekarang dikarantina di sini. Rata-rata dari Pati, ada juga yang dari Kendal dan dari Tuban satu orang tadi. Lihat semuanya ceria," kata Ganjar.
Seorang PMI, Wahono (36), mengaku tidak keberatan untuk dikarantina. Selain mengikuti ketentuan pemerintah, itu juga untuk memastikan bahwa dirinya sehat agar tidak menulari keluarga di rumah.
"Apalagi ini dikarantina di lokasi yang nyaman. Tempatnya enak, jadi tidak apa-apa. Tapi kalau bisa, setelah dinyatakan sehat saya bisa karantina mandiri di rumah," ujar PMI asal Pati yang lima tahun bekerja di Malaysia itu.
Nantinya, para PMI tersebut akan dijemput oleh pemerintah kabupaten/kota dari daerah masing-masing.
"Tadi sudah rapid tes, hasilnya tidak reaktif semuanya. Mudah-mudahan semuanya sehat. Nanti kami siapkan perjalanannya sampai tingkat kabupaten/kota dan rumah masing-masing," kata Ganjar.
Berdasarkan data yang diterimanya, Ganjar mengatakan, mulai Senin hingga Sabtu (23/5/2020) akan ada penerbangan yang mengangkut rombongan PMI ke Jawa Tengah. Kedatangan para PMI itu lantaran cuti bekerja maupun habis kontrak. Mereka akan mendarat di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang.
Rinciannya, tanggal 18 Mei sebanyak 158 orang, tanggal 19 ada 135 orang, tanggal 20 ada 140 orang, tanggal 21 sebanyak 114 orang, tanggal 22 sebanyak 106 orang dan tanggal 23 sebanyak 94 orang.
"Itu data yang dikirimkan pihak sana, tapi realisasinya beda. Mungkin ada yang tidak berangkat dan sebagainya. Meski begitu, dengan data yang dikirim tersebut, kami jauh lebih siap," terang Ganjar.
Nantinya semua PMI yang tiba di Jateng akan dikarantina dan diawasi kondisi kesehatannya di gedung BPSDM Jateng sambil menunggu jemputan dari pemerintah daerah masing-masing.
"Kami siapkan ruangan cukup banyak, mereka akan kami pisahkan mana yang sudah rapid test, mana yang reaktif, agar saat dijemput Kabupaten/Kota bisa dilakukan tindakan tertentu. Kami harap semuanya sehat," tandasnya.
Tak hanya dari udara, sejumlah PMI asal Jateng yang bekerja di beberapa negara juga ada yang pulang menggunakan jalur laut. Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang misalnya, sudah ada 21 orang yang mudik.
"Skemanya sama, kami terapkan protokol kesehatan yang ketat. Ada penjagaan juga di pelabuhan, ada dari Disnaker, Pemkot, KKP dan lainnya. Semua mengikuti standar yang sudah ditetapkan," kata Ganjar.
Ganjar menerangkan, sebelum gelombang kepulangan PMI hari ini, pihaknya sudah memiliki data PMI yang sudah berada di Jawa Tengah. Sampai tanggal 14 Mei 2020, sudah ada 1.124 PMI asal Jateng yang kembali menggunakan jalur udara dan turun di Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Selain itu, ada pula PMI yang mudik melalui lintas batas negara sebanyak 59 orang dan pelabuhan Tanjung Emas Semarang 21 orang.
"Juga Jumat lalu, ada 69 repatriasi dari Dili Timor Leste, sudah mendarat di Bandara Juanda. Mereka sudah rapid test dan sudah kami siapkan tiga bus untuk membawa mereka ke Jateng," imbuhnya.
Ganjar menegaskan, semua PMI yang pulang ke Jateng harus menjalani karantina minimal 14 hari. Untuk itu, dirinya meminta kabupaten/kota untuk menyiapkan kebutuhan karantina itu.
"Semua harus karantina minimal 14 hari di tempat masing-masing. Kabupaten/Kota hingga desa wajib menyiapkan tempat karantina itu agar semua aman," tutupnya.
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menengok 57 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah yang baru tiba di Semarang, Senin (18/5/2020).
Para PMI di Malaysia itu tengah menjalani karantina selama 14 hari di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah, Jalan Setiabudi Srondol Kulon Kota Semarang, meski hasil rapid test covid-19 tidak reaktif.
Pertemuan Ganjar dengan para PMI itu terhalang jarak yang cukup jauh. Para PMI, yang menempati kamar di Gedung Sumbing, hanya bisa melambaikan tangan dari depan kamarnya masing-masing. Sementara Ganjar di lapangan di bawah gedung.
Meski demikian, Ganjar tetap menyapa dan berbicara dengan para PMI itu. Ganjar juga senang melihat para PMI tersebut dalam kondisi sehat dan ceria.
"Mereka kawan-kawan yang baru pulang dari Malaysia, sekarang dikarantina di sini. Rata-rata dari Pati, ada juga yang dari Kendal dan dari Tuban satu orang tadi. Lihat semuanya ceria," kata Ganjar.
Seorang PMI, Wahono (36), mengaku tidak keberatan untuk dikarantina. Selain mengikuti ketentuan pemerintah, itu juga untuk memastikan bahwa dirinya sehat agar tidak menulari keluarga di rumah.
"Apalagi ini dikarantina di lokasi yang nyaman. Tempatnya enak, jadi tidak apa-apa. Tapi kalau bisa, setelah dinyatakan sehat saya bisa karantina mandiri di rumah," ujar PMI asal Pati yang lima tahun bekerja di Malaysia itu.
Nantinya, para PMI tersebut akan dijemput oleh pemerintah kabupaten/kota dari daerah masing-masing.
"Tadi sudah rapid tes, hasilnya tidak reaktif semuanya. Mudah-mudahan semuanya sehat. Nanti kami siapkan perjalanannya sampai tingkat kabupaten/kota dan rumah masing-masing," kata Ganjar.
Berdasarkan data yang diterimanya, Ganjar mengatakan, mulai Senin hingga Sabtu (23/5/2020) akan ada penerbangan yang mengangkut rombongan PMI ke Jawa Tengah. Kedatangan para PMI itu lantaran cuti bekerja maupun habis kontrak. Mereka akan mendarat di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang.
Rinciannya, tanggal 18 Mei sebanyak 158 orang, tanggal 19 ada 135 orang, tanggal 20 ada 140 orang, tanggal 21 sebanyak 114 orang, tanggal 22 sebanyak 106 orang dan tanggal 23 sebanyak 94 orang.
"Itu data yang dikirimkan pihak sana, tapi realisasinya beda. Mungkin ada yang tidak berangkat dan sebagainya. Meski begitu, dengan data yang dikirim tersebut, kami jauh lebih siap," terang Ganjar.
Nantinya semua PMI yang tiba di Jateng akan dikarantina dan diawasi kondisi kesehatannya di gedung BPSDM Jateng sambil menunggu jemputan dari pemerintah daerah masing-masing.
"Kami siapkan ruangan cukup banyak, mereka akan kami pisahkan mana yang sudah rapid test, mana yang reaktif, agar saat dijemput Kabupaten/Kota bisa dilakukan tindakan tertentu. Kami harap semuanya sehat," tandasnya.
Tak hanya dari udara, sejumlah PMI asal Jateng yang bekerja di beberapa negara juga ada yang pulang menggunakan jalur laut. Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang misalnya, sudah ada 21 orang yang mudik.
"Skemanya sama, kami terapkan protokol kesehatan yang ketat. Ada penjagaan juga di pelabuhan, ada dari Disnaker, Pemkot, KKP dan lainnya. Semua mengikuti standar yang sudah ditetapkan," kata Ganjar.
Ganjar menerangkan, sebelum gelombang kepulangan PMI hari ini, pihaknya sudah memiliki data PMI yang sudah berada di Jawa Tengah. Sampai tanggal 14 Mei 2020, sudah ada 1.124 PMI asal Jateng yang kembali menggunakan jalur udara dan turun di Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Selain itu, ada pula PMI yang mudik melalui lintas batas negara sebanyak 59 orang dan pelabuhan Tanjung Emas Semarang 21 orang.
"Juga Jumat lalu, ada 69 repatriasi dari Dili Timor Leste, sudah mendarat di Bandara Juanda. Mereka sudah rapid test dan sudah kami siapkan tiga bus untuk membawa mereka ke Jateng," imbuhnya.
Ganjar menegaskan, semua PMI yang pulang ke Jateng harus menjalani karantina minimal 14 hari. Untuk itu, dirinya meminta kabupaten/kota untuk menyiapkan kebutuhan karantina itu.
"Semua harus karantina minimal 14 hari di tempat masing-masing. Kabupaten/Kota hingga desa wajib menyiapkan tempat karantina itu agar semua aman," tutupnya.
Berita Terbaru