Follow Us :              

Temukan Dua Siswa Naik Angkot ke Sekolah, Ganjar Minta Disdik Evaluasi

  10 September 2020  |   11:00:00  |   dibaca : 2019 
Kategori :
Bagikan :


Temukan Dua Siswa Naik Angkot ke Sekolah, Ganjar Minta Disdik Evaluasi

10 September 2020 | 11:00:00 | dibaca : 2019
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

WONOSOBO - Usai mengecek sistem sekolah tatap muka yang diujicobakan di Kabupaten Temanggung pada Kamis (10/9/2020), Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi dua sekolah yang melakukan uji coba serupa di Kabupaten Wonosobo, yakni SMKN 2 dan SMAN 2 Wonosobo.

Dalam sidak tersebut, Ganjar menemukan ada dua siswa yang mengikuti uji coba sekolah tatap muka berangkat menggunakan angkutan umum. Sadar akan bahaya yang ditimbulkan, Ganjar meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah langsung melakukan evaluasi.

"Sudah bagus prosesnya, semua sudah disiapkan dengan matang. Tapi, tadi ada temuan dua siswa yang berangkat dan pulang sekolah naik angkot. Ini kan bahaya, karena harusnya untuk uji coba ini, siswa yang berangkat itu berangkat pakai kendaraan sendiri atau diantar orang tua. Saya minta Dinas dan Kepala Sekolah langsung melakukan evaluasi," jelasnya.

Dari keterangan dua siswa itu, Ganjar mengatakan mereka berangkat dan pulang sekolah naik angkutan umum. Mereka bahkan harus berganti-ganti angkutan, karena jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh.

"Katanya harus naik dua kali. Makanya saya minta, mungkin dicarikan cara lain atau daring saja. Ini contoh yang mudah-mudahan bisa dilakukan semuanya," jelasnya.

Dari hasil sidaknya ke sejumlah sekolah di Temanggung dan Wonosobo yang melakukan uji coba belajar tatap muka, Ganjar mengatakan semuanya berjalan lancar. Meski demikian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng harus selalu memantau setiap hari, dan melakukan evaluasi secara kumulatif setiap minggu.

"Kita memang sedang mencari metode yang paling baik, agar ini semua berjalan aman. Kalau nggak, ya kita tutup lagi," tegasnya.

Parameter keberhasilan uji coba sekolah tatap muka ini lanjut Ganjar cukup simpel. Semua proses berjalan baik, tidak ada yang tertular covid-19 selama uji coba berlangsung dan semua standar protokol kesehatan bisa dilaksanakan dengan baik.

"Kalau itu bisa, oke kita lanjut. Tapi kalau tidak bisa, ada yang dilanggar, maka kita batalkan," jelasnya.

Proses uji coba belajar tatap muka lanjut Ganjar akan dilaksanakan selama dua minggu. Nantinya, hasil uji coba itu akan menjadi patokan, apakah dilanjutkan, ditambah jumlahnya atau diambil keputusan lain.

Apabila berhasil, Ganjar juga akan tetap hati-hati memilih daerah yang dapat dilakukan uji coba. Menurutnya, zona merah jelas tidak boleh diselenggarakan sekolah tatap muka.

"Kalau zonanya sudah kuning menuju putih bahkan hijau, baru boleh. Yang masih merah  dan orange enggak lah. Kita hati-hati betul soal ini," pungkasnya.


Bagikan :

WONOSOBO - Usai mengecek sistem sekolah tatap muka yang diujicobakan di Kabupaten Temanggung pada Kamis (10/9/2020), Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi dua sekolah yang melakukan uji coba serupa di Kabupaten Wonosobo, yakni SMKN 2 dan SMAN 2 Wonosobo.

Dalam sidak tersebut, Ganjar menemukan ada dua siswa yang mengikuti uji coba sekolah tatap muka berangkat menggunakan angkutan umum. Sadar akan bahaya yang ditimbulkan, Ganjar meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah langsung melakukan evaluasi.

"Sudah bagus prosesnya, semua sudah disiapkan dengan matang. Tapi, tadi ada temuan dua siswa yang berangkat dan pulang sekolah naik angkot. Ini kan bahaya, karena harusnya untuk uji coba ini, siswa yang berangkat itu berangkat pakai kendaraan sendiri atau diantar orang tua. Saya minta Dinas dan Kepala Sekolah langsung melakukan evaluasi," jelasnya.

Dari keterangan dua siswa itu, Ganjar mengatakan mereka berangkat dan pulang sekolah naik angkutan umum. Mereka bahkan harus berganti-ganti angkutan, karena jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh.

"Katanya harus naik dua kali. Makanya saya minta, mungkin dicarikan cara lain atau daring saja. Ini contoh yang mudah-mudahan bisa dilakukan semuanya," jelasnya.

Dari hasil sidaknya ke sejumlah sekolah di Temanggung dan Wonosobo yang melakukan uji coba belajar tatap muka, Ganjar mengatakan semuanya berjalan lancar. Meski demikian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng harus selalu memantau setiap hari, dan melakukan evaluasi secara kumulatif setiap minggu.

"Kita memang sedang mencari metode yang paling baik, agar ini semua berjalan aman. Kalau nggak, ya kita tutup lagi," tegasnya.

Parameter keberhasilan uji coba sekolah tatap muka ini lanjut Ganjar cukup simpel. Semua proses berjalan baik, tidak ada yang tertular covid-19 selama uji coba berlangsung dan semua standar protokol kesehatan bisa dilaksanakan dengan baik.

"Kalau itu bisa, oke kita lanjut. Tapi kalau tidak bisa, ada yang dilanggar, maka kita batalkan," jelasnya.

Proses uji coba belajar tatap muka lanjut Ganjar akan dilaksanakan selama dua minggu. Nantinya, hasil uji coba itu akan menjadi patokan, apakah dilanjutkan, ditambah jumlahnya atau diambil keputusan lain.

Apabila berhasil, Ganjar juga akan tetap hati-hati memilih daerah yang dapat dilakukan uji coba. Menurutnya, zona merah jelas tidak boleh diselenggarakan sekolah tatap muka.

"Kalau zonanya sudah kuning menuju putih bahkan hijau, baru boleh. Yang masih merah  dan orange enggak lah. Kita hati-hati betul soal ini," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu