Follow Us :              

Hadapi Pandemi, Jateng Genjot Investasi Sektor Industri

  18 September 2020  |   14:00:00  |   dibaca : 1526 
Kategori :
Bagikan :


Hadapi Pandemi, Jateng Genjot Investasi Sektor Industri

18 September 2020 | 14:00:00 | dibaca : 1526
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menggerakan roda pekonomi supaya tetap melaju ke arah yang lebih baik di tengah pandemi Covid-19. Sektor industri menjadi komponen utama yang akan terus digenjot untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Investasi menjadi hal penting yang harus diperoleh sebanyak-banyaknya dari luar sehingga Jateng terus memacu investasi. Antara lain dengan peningkatan pelayanan kemudahan berusaha, peningkatan kualitas SDM dari tenaga kerja, sekaligus paralel untuk meningkatkan upah tenaga kerja yang kompetitif," kata Penjabat Sekretaris Daerah Herru Setiadhie saat memberi sambutan pada Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI di Hotel PO Semarang, Jumat (18/9/2020). 

Kunjungan kerja itu membahas perkembangan pemulihan ekonomi nasional dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jateng tersebut diketuai oleh Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto.

Menurut Herru, berbagai langkah penanganan pandemi Covid-19 dilakukan Pemprov Jateng di semua sektor. Selain bidang kesehatan yang menyiapkan sekitar 58 rumah sakit untuk rujukan Corona, Pemprov Jateng menggulirkan bantuan pangan nontunai berupa sembako, pemberian subsidi untuk para pelaku UMKM terdampak suoaya UMKM kembali bangkit, dan stimulus kepada para pelaku wisata.

Pemerintah juga menganggarkan dana untuk bermacam bantuan. Untuk jaring pengaman sosial telah dianggarkan sekitar Rp 1,33 triliun yang dipergunakan untuk bantuan pangan nontunai, perluasan Kartu Jateng Sejahtera, penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan beberapa penanganan penghuni di panti-panti sosial milik pemerintah maupun swasta.

Selain itu, anggaran untuk jaring pengaman ekonomi sebesar Rp 222,405 miliar yang akan dipergunakan untuk stimulus kepada para pelaku wisata, cadangan, dan peningkatan produksi pangan subsidi bagi UKM terdampak, serta pemberdayaan perempuan kepala keluarga yang dalam kategori rentan.

Tidak kalah penting kata Herru, beragam program digencarkan untuk melawan Covid-19. Pemerintah bersama semua komponen masyarakat secara bersama-sama membangun kegotongroyongan. Diantaranya program Jogo Tonggo yang merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam percepatan penanganan Covid-19 di tingkat rukun warga. Selain itu pengembangan Jogo Santri di lingkungan pesantren, Jogo Kerjo di lingkungan tempat bekerja, dan Jogo Pasar.

"Pemerintah masyarakat dan berbagai elemen  juga terus didorong, sehingga telah di luncurkan program Jateng Care. Program kerjasama dilakukan asosiasi para praktisi dan para pelaku-pelaku kegiatan yang lain," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi XI Dito Ganinduto menjelaskan, sejalan dengan fokus pemerintah di bidang penanganan krisis kesehatan dan jaringan pengaman sosial, pemerintah telah menjalankan program pemulihan ekonomi nasional sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal dan UMKM.

Disebutkan, salah satu program ekonomi nasional yang dijalankan oleh pemerintah adalah dukungan kepada dunia usaha melalui subsidi bunga sebesar Rp34,5 triliun untuk 20606 juta rekening penerima bantua. Di antaranya subsidi kredit usaha rakyat (KUR), pembiayaan ultra mikro, dan Pegadaian.

"Upaya upaya ini bertujuan untuk membangkitlan UMKM agar segara bangkit kembali. Bahkan oer tanggal 31 Agustus tahun 2020 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2020, perintah telah menyalurkan KUR sebesar Rp89, 680 triliun kepada jutaan debitur yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia," tandasnya.

Dikatakan, memasuki triwulan III perekonomian Jawa Tengah  diperkirakan mengalami perbaikan peningkatan. Sehingga aktivitas perekonomian mulai meningkat, aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan kebutuhan pokok sudah mengalami peningkatan di atas normal pada awal Agustus 2020. 


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menggerakan roda pekonomi supaya tetap melaju ke arah yang lebih baik di tengah pandemi Covid-19. Sektor industri menjadi komponen utama yang akan terus digenjot untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Investasi menjadi hal penting yang harus diperoleh sebanyak-banyaknya dari luar sehingga Jateng terus memacu investasi. Antara lain dengan peningkatan pelayanan kemudahan berusaha, peningkatan kualitas SDM dari tenaga kerja, sekaligus paralel untuk meningkatkan upah tenaga kerja yang kompetitif," kata Penjabat Sekretaris Daerah Herru Setiadhie saat memberi sambutan pada Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI di Hotel PO Semarang, Jumat (18/9/2020). 

Kunjungan kerja itu membahas perkembangan pemulihan ekonomi nasional dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jateng tersebut diketuai oleh Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto.

Menurut Herru, berbagai langkah penanganan pandemi Covid-19 dilakukan Pemprov Jateng di semua sektor. Selain bidang kesehatan yang menyiapkan sekitar 58 rumah sakit untuk rujukan Corona, Pemprov Jateng menggulirkan bantuan pangan nontunai berupa sembako, pemberian subsidi untuk para pelaku UMKM terdampak suoaya UMKM kembali bangkit, dan stimulus kepada para pelaku wisata.

Pemerintah juga menganggarkan dana untuk bermacam bantuan. Untuk jaring pengaman sosial telah dianggarkan sekitar Rp 1,33 triliun yang dipergunakan untuk bantuan pangan nontunai, perluasan Kartu Jateng Sejahtera, penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan beberapa penanganan penghuni di panti-panti sosial milik pemerintah maupun swasta.

Selain itu, anggaran untuk jaring pengaman ekonomi sebesar Rp 222,405 miliar yang akan dipergunakan untuk stimulus kepada para pelaku wisata, cadangan, dan peningkatan produksi pangan subsidi bagi UKM terdampak, serta pemberdayaan perempuan kepala keluarga yang dalam kategori rentan.

Tidak kalah penting kata Herru, beragam program digencarkan untuk melawan Covid-19. Pemerintah bersama semua komponen masyarakat secara bersama-sama membangun kegotongroyongan. Diantaranya program Jogo Tonggo yang merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam percepatan penanganan Covid-19 di tingkat rukun warga. Selain itu pengembangan Jogo Santri di lingkungan pesantren, Jogo Kerjo di lingkungan tempat bekerja, dan Jogo Pasar.

"Pemerintah masyarakat dan berbagai elemen  juga terus didorong, sehingga telah di luncurkan program Jateng Care. Program kerjasama dilakukan asosiasi para praktisi dan para pelaku-pelaku kegiatan yang lain," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi XI Dito Ganinduto menjelaskan, sejalan dengan fokus pemerintah di bidang penanganan krisis kesehatan dan jaringan pengaman sosial, pemerintah telah menjalankan program pemulihan ekonomi nasional sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal dan UMKM.

Disebutkan, salah satu program ekonomi nasional yang dijalankan oleh pemerintah adalah dukungan kepada dunia usaha melalui subsidi bunga sebesar Rp34,5 triliun untuk 20606 juta rekening penerima bantua. Di antaranya subsidi kredit usaha rakyat (KUR), pembiayaan ultra mikro, dan Pegadaian.

"Upaya upaya ini bertujuan untuk membangkitlan UMKM agar segara bangkit kembali. Bahkan oer tanggal 31 Agustus tahun 2020 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2020, perintah telah menyalurkan KUR sebesar Rp89, 680 triliun kepada jutaan debitur yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia," tandasnya.

Dikatakan, memasuki triwulan III perekonomian Jawa Tengah  diperkirakan mengalami perbaikan peningkatan. Sehingga aktivitas perekonomian mulai meningkat, aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan kebutuhan pokok sudah mengalami peningkatan di atas normal pada awal Agustus 2020. 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu