Follow Us :              

Libur Panjang, Warga Jateng Diminta Tidak Mudik

  19 October 2020  |   13:00:00  |   dibaca : 829 
Kategori :
Bagikan :


Libur Panjang, Warga Jateng Diminta Tidak Mudik

19 October 2020 | 13:00:00 | dibaca : 829
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Libur panjang akhir pekan depan menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta warga Jateng agar tidak berbondong-bondong mudik. 

Selain itu, pihaknya akan segera melakukan koordinasi terkait antisipasi kerumunan saat libur panjang.

"Harapan saya, tidak usah mudik saja. Kita tinggal di sana, di tempat masing-masing, kemudian bisa jaga kesehatan. Karena, kalau mudik saya khawatir ramai di jalan berkerumun. Kalau boleh saya sarankan, untuk tidak mudik," paparnya usai memimpin rapat penanggulangan COVID-19 di ruang kerja gubernur, Senin (19/10/2020).

Ia mengatakan perlu adanya penjagaan seperti halnya situasi saat lebaran tahun ini. Seluruh pihak juga diminta lebih menghidupkan peran jogo tonggo dan kampung tangguh. 

Hal itu juga terkait dengan tempat-tempat wisata. Ganjar mengharapkan, tempat-tempat wisata menerapkan betul protokol kesehatan saat menerima pelancong.

"Maka protokolnya harus disiapkan betul-betul kalau tidak ya kita tutup. Maka nanti kita minta semacam patroli, agar mengontrol tempat-tempat wisata itu," tegas Ganjar. 

Siagakan Relawan

Di Karimunjawa, sejumlah relawan disiagakan untuk mengawasi protokol kesehatan. Sebanyak 20 relawan di Desa Karimunjawa disiapkan untuk mencatat dan melakukan screening terhadap wisatawan.

Anggota relawan COVID-19 Desa Karimunjawa, Atik mengatakan, selain pendataan relawan juga berperan untuk melakukan sosialisasi tentang COVID-19.

"Jika ada wisatawan yang datang, kita cek ada suratnya ( rapid test) tidak, kemudian menandatangani surat pernyataan, berapa hari di Karimunjawa, (agen) yang bawa siapa, kita akan mengkoordinasikan kalau terjadi masalah, termasuk (seumpamanya) ada kaitannya dengan penularan virus," paparnya. 

Ia menyebut, di Karimunjawa peran relawan dan gerakkan Jogo Tonggo saling aktif mendukung. 

"Di Karimunjawa dua-duanya berperan (relawan dan Jogo Tonggo). Kalau Jogo Tonggo, semisal ada pelancong yang tak bawa persyaratan ( rapid test) kita minta Pak RT setempat untuk mengawasi supaya tidak berkeliaran. Kalau relawan, kita melakukan pendataan bagi-bagi masker dan sosialisasi bahaya COVID-19,” pungkas Atik.


Bagikan :

SEMARANG - Libur panjang akhir pekan depan menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta warga Jateng agar tidak berbondong-bondong mudik. 

Selain itu, pihaknya akan segera melakukan koordinasi terkait antisipasi kerumunan saat libur panjang.

"Harapan saya, tidak usah mudik saja. Kita tinggal di sana, di tempat masing-masing, kemudian bisa jaga kesehatan. Karena, kalau mudik saya khawatir ramai di jalan berkerumun. Kalau boleh saya sarankan, untuk tidak mudik," paparnya usai memimpin rapat penanggulangan COVID-19 di ruang kerja gubernur, Senin (19/10/2020).

Ia mengatakan perlu adanya penjagaan seperti halnya situasi saat lebaran tahun ini. Seluruh pihak juga diminta lebih menghidupkan peran jogo tonggo dan kampung tangguh. 

Hal itu juga terkait dengan tempat-tempat wisata. Ganjar mengharapkan, tempat-tempat wisata menerapkan betul protokol kesehatan saat menerima pelancong.

"Maka protokolnya harus disiapkan betul-betul kalau tidak ya kita tutup. Maka nanti kita minta semacam patroli, agar mengontrol tempat-tempat wisata itu," tegas Ganjar. 

Siagakan Relawan

Di Karimunjawa, sejumlah relawan disiagakan untuk mengawasi protokol kesehatan. Sebanyak 20 relawan di Desa Karimunjawa disiapkan untuk mencatat dan melakukan screening terhadap wisatawan.

Anggota relawan COVID-19 Desa Karimunjawa, Atik mengatakan, selain pendataan relawan juga berperan untuk melakukan sosialisasi tentang COVID-19.

"Jika ada wisatawan yang datang, kita cek ada suratnya ( rapid test) tidak, kemudian menandatangani surat pernyataan, berapa hari di Karimunjawa, (agen) yang bawa siapa, kita akan mengkoordinasikan kalau terjadi masalah, termasuk (seumpamanya) ada kaitannya dengan penularan virus," paparnya. 

Ia menyebut, di Karimunjawa peran relawan dan gerakkan Jogo Tonggo saling aktif mendukung. 

"Di Karimunjawa dua-duanya berperan (relawan dan Jogo Tonggo). Kalau Jogo Tonggo, semisal ada pelancong yang tak bawa persyaratan ( rapid test) kita minta Pak RT setempat untuk mengawasi supaya tidak berkeliaran. Kalau relawan, kita melakukan pendataan bagi-bagi masker dan sosialisasi bahaya COVID-19,” pungkas Atik.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu