Follow Us :              

Kasus Kanker Payudara Tinggi, TOT Sadari Jadi Solusi Pencegahan

  16 October 2020  |   13:00:00  |   dibaca : 7587 
Kategori :
Bagikan :


Kasus Kanker Payudara Tinggi, TOT Sadari Jadi Solusi Pencegahan

16 October 2020 | 13:00:00 | dibaca : 7587
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Berdasarkan data Golobocan 2018 di Indonesia, kasus baru kanker payudara menjadi jenis kanker tertinggi. Angkanya sebesar 30,9 persen atau sebanyak 52.256 dari total kasus baru di Indonesia. Untuk di Jawa Tengah, Ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita Nawal Taj Yasin membeberkan, sesuai data dari Dinas Kesehatan pada 2018 kasus kanker payudara mencapai 19.100. 

Ditemui setelah acara Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara secara virtual di Rumah Dinas Rinjani, Jumat (16/10/2020), Nawal Taj Yasin mengatakan, tingginya temuan kasus tersebut salah satunya karena dipengaruhi faktor meningkatnya pasien yang memeriksakan diri.

Mereka semakin sadar pentingnya segera memeriksakan diri, agar dapat mencegah perkembangan di stadium lanjut.  

“Di 2019, kasus kanker payudara turun sampai hampir 10 ribu, menyisakan 9.188 kasus. Jadi termasuk berhasil menekan angka penderita kanker payudara.  Yang jadi catatan adalah dalam sosialisasi tadi,  angka tenaga kesehatan terlatih untuk penanganan kanker payudara di Jawa Tengah masih sangat minim,” tuturnya.

Jumlah tenaga kesehatan yang terlatih, ungkap Nawal, hanya 2.200 orang. Jumlah tersebut terbagi menjadi tiga, yakni 611 orang adalah tenaga kesehatan di Puskesmas, 633 dokter umum, dan 956 orang bidang. Mereka tersebar di seluruh Jawa Tengah.

Di sisi lain, cakupan wanita usia subur yang diskrining Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)-Periksa Payudara Secara Klinis (Sadanis), tidak hanya dipengaruhi oleh mampu atau tidaknya Puskesmas memfasilitasi, tetapi juga kuantitas dokter dan bidan yang terlatih.

”Dengan jangkauan Jateng yang sangat luas ini dirasa masih banyak memerlukan tenaga, sehingga tadi ada rekomendasi dari Ibu Linda selaku Ketua YKPI (Yayasan Kanker Payudara Indonesia) pusat untuk kita melakukan TOT (training of trainer) pemeriksaan dini kanker payudara di Jateng sekaligus pemeriksaan gratis.

Alhamdulilah tadi mendapat respon yang luar biasa, dari beberapa perwakilan organisasi perempuan di Jateng, khususnya yang tergabung di GOW dan BKOW,” paparnya.

Upaya yang dilakukan BKOW Jateng sendiri untuk menekan angka penderita kanker payudara adalah dengan gencar melakukan sosialisasi yang disingkat dengan CERDIK. Yaitu cek kondisi kesehatan secara berkala, termasuk Periksa Payudara Sendiri (Sadari), Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress dengan baik.

“Nanti kita juga akan melakukan langkah-langkah bersama YKPI pusat, dengan menyelenggarakan TOT, dan membentuk jaringan sahabat YKPI di daerah-daerah,” tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Berdasarkan data Golobocan 2018 di Indonesia, kasus baru kanker payudara menjadi jenis kanker tertinggi. Angkanya sebesar 30,9 persen atau sebanyak 52.256 dari total kasus baru di Indonesia. Untuk di Jawa Tengah, Ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita Nawal Taj Yasin membeberkan, sesuai data dari Dinas Kesehatan pada 2018 kasus kanker payudara mencapai 19.100. 

Ditemui setelah acara Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara secara virtual di Rumah Dinas Rinjani, Jumat (16/10/2020), Nawal Taj Yasin mengatakan, tingginya temuan kasus tersebut salah satunya karena dipengaruhi faktor meningkatnya pasien yang memeriksakan diri.

Mereka semakin sadar pentingnya segera memeriksakan diri, agar dapat mencegah perkembangan di stadium lanjut.  

“Di 2019, kasus kanker payudara turun sampai hampir 10 ribu, menyisakan 9.188 kasus. Jadi termasuk berhasil menekan angka penderita kanker payudara.  Yang jadi catatan adalah dalam sosialisasi tadi,  angka tenaga kesehatan terlatih untuk penanganan kanker payudara di Jawa Tengah masih sangat minim,” tuturnya.

Jumlah tenaga kesehatan yang terlatih, ungkap Nawal, hanya 2.200 orang. Jumlah tersebut terbagi menjadi tiga, yakni 611 orang adalah tenaga kesehatan di Puskesmas, 633 dokter umum, dan 956 orang bidang. Mereka tersebar di seluruh Jawa Tengah.

Di sisi lain, cakupan wanita usia subur yang diskrining Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)-Periksa Payudara Secara Klinis (Sadanis), tidak hanya dipengaruhi oleh mampu atau tidaknya Puskesmas memfasilitasi, tetapi juga kuantitas dokter dan bidan yang terlatih.

”Dengan jangkauan Jateng yang sangat luas ini dirasa masih banyak memerlukan tenaga, sehingga tadi ada rekomendasi dari Ibu Linda selaku Ketua YKPI (Yayasan Kanker Payudara Indonesia) pusat untuk kita melakukan TOT (training of trainer) pemeriksaan dini kanker payudara di Jateng sekaligus pemeriksaan gratis.

Alhamdulilah tadi mendapat respon yang luar biasa, dari beberapa perwakilan organisasi perempuan di Jateng, khususnya yang tergabung di GOW dan BKOW,” paparnya.

Upaya yang dilakukan BKOW Jateng sendiri untuk menekan angka penderita kanker payudara adalah dengan gencar melakukan sosialisasi yang disingkat dengan CERDIK. Yaitu cek kondisi kesehatan secara berkala, termasuk Periksa Payudara Sendiri (Sadari), Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress dengan baik.

“Nanti kita juga akan melakukan langkah-langkah bersama YKPI pusat, dengan menyelenggarakan TOT, dan membentuk jaringan sahabat YKPI di daerah-daerah,” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu