Follow Us :              

Hari Sumpah Pemuda dan Ultah ke-52, Gubernur Dapat Kado dari Eks Napiter

  28 October 2020  |   10:00:00  |   dibaca : 993 
Kategori :
Bagikan :


Hari Sumpah Pemuda dan Ultah ke-52, Gubernur Dapat Kado dari Eks Napiter

28 October 2020 | 10:00:00 | dibaca : 993
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo genap berusia 52 tahun pada Rabu (28/10/2020). Orang nomer satu di Jawa Tengah itu menerima kado istimewa dari eks narapidana terorisme (napiter) di hari ulang tahunnya yang juga bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Kado istimewa itu adalah bendera merah putih berukuran 40x60 cm yang dijahit sendiri oleh para eks napiter di Yayasan Persadani.

"Selamat ulang tahun pak, ini kado dari kami teman-teman eks napi terorisme yang ada di Yayasan Persadani, sebagai bukti bahwa kami telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi," kata Sri Puji Mulyo Siswanto, mantan anak buah Noordin M Top saat menyerahkan sebuah kardus berwarna emas dan berpita merah putih kepada Ganjar sebelum mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda di Gradhika Bhakti Praja.

Gubernur Ganjar pun langsung tersenyum sembari menepuk-nepuk pundak Sri Puji dan mengucapkan terima kasih.

"Surprise sekali saya mendapat kado ini. Menarik ya, karena kita menemukan saudara-saudara kita yang pernah tersesat dan mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Hari ini, mereka sudah melakukan aktivitas untuk berbagi pengalaman, cerita bagaimana nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan penting untuk dijaga," kata Ganjar.

Kepada Ganjar, Sri Puji mengatakan bahwa dirinya telah berubah dan siap berkontribusi dan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Kami ingin memberikan simbol pada pak Ganjar selaku bapak kami di Jawa Tengah, bahwa ini lho ada warga bapak yang dulunya 'nakal' sekarang sudah kembali ke NKRI. Kami ingin memberikan kontribusi pada negara khususnya Pemprov Jateng untuk bisa bersinergi dengan program-program yang ada di Jateng," tutur Sri Puji.

Warga Genuk Kota Semarang ini menerangkan, dirinya terlibat dalam kegiatan terorisme awalnya karena rasa empati melihat saudara-saudara sesama muslim yang dizalimi. Karena emosional yang tidak terkendali, Ia lama-lama masuk ke jaringan terorisme.

"Kami berharap pak Ganjar bisa menjadi teladan bagi pejabat lain untuk bisa merangkul khususnya kami sebagai teman-teman eks napiter. Karena dengan cara itu akan lebih efektif menyadarkan mereka. Dan saya pesan pada kawan-kawan yang masih menjadi teroris, coba buka ruang diskusi dan dialog, karena dengan itu pasti akan ada solusi," tutupnya.

Pada kesempatan itu, Ganjar juga menyampaikan pesan dari para eks napiter pada masyarakat agar selalu hati-hati. Apabila ada orang yang mengajak untuk merusak dan memecah belah, maka harus dicek dahulu kebenarannya.

"Kami bangga banyak anak bangsa yang kembali sadar. Kami harapkan mereka menjadi juru bicara untuk mengkampanyekan bagaimana berbangsa, bernegara dan berpancasila. Kami juga akan mendampingi, akan kami bantu agar mereka bisa kembali bermasyarakat dan melakukan usaha," pungkasnya.

Selain dari eks napiter, Ganjar juga mendapatkan kado istimewa lainnya. Diantaranya dari Olivia dan Regina, bocah SD yang pernah menyumbangkan celengannya untuk penanganan COVID-19, kado dari oma-oma Yayasan Katolik dan lagu merdu dari difabel asal Rembang, Clarissa Kusumaning.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo genap berusia 52 tahun pada Rabu (28/10/2020). Orang nomer satu di Jawa Tengah itu menerima kado istimewa dari eks narapidana terorisme (napiter) di hari ulang tahunnya yang juga bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Kado istimewa itu adalah bendera merah putih berukuran 40x60 cm yang dijahit sendiri oleh para eks napiter di Yayasan Persadani.

"Selamat ulang tahun pak, ini kado dari kami teman-teman eks napi terorisme yang ada di Yayasan Persadani, sebagai bukti bahwa kami telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi," kata Sri Puji Mulyo Siswanto, mantan anak buah Noordin M Top saat menyerahkan sebuah kardus berwarna emas dan berpita merah putih kepada Ganjar sebelum mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda di Gradhika Bhakti Praja.

Gubernur Ganjar pun langsung tersenyum sembari menepuk-nepuk pundak Sri Puji dan mengucapkan terima kasih.

"Surprise sekali saya mendapat kado ini. Menarik ya, karena kita menemukan saudara-saudara kita yang pernah tersesat dan mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Hari ini, mereka sudah melakukan aktivitas untuk berbagi pengalaman, cerita bagaimana nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan penting untuk dijaga," kata Ganjar.

Kepada Ganjar, Sri Puji mengatakan bahwa dirinya telah berubah dan siap berkontribusi dan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Kami ingin memberikan simbol pada pak Ganjar selaku bapak kami di Jawa Tengah, bahwa ini lho ada warga bapak yang dulunya 'nakal' sekarang sudah kembali ke NKRI. Kami ingin memberikan kontribusi pada negara khususnya Pemprov Jateng untuk bisa bersinergi dengan program-program yang ada di Jateng," tutur Sri Puji.

Warga Genuk Kota Semarang ini menerangkan, dirinya terlibat dalam kegiatan terorisme awalnya karena rasa empati melihat saudara-saudara sesama muslim yang dizalimi. Karena emosional yang tidak terkendali, Ia lama-lama masuk ke jaringan terorisme.

"Kami berharap pak Ganjar bisa menjadi teladan bagi pejabat lain untuk bisa merangkul khususnya kami sebagai teman-teman eks napiter. Karena dengan cara itu akan lebih efektif menyadarkan mereka. Dan saya pesan pada kawan-kawan yang masih menjadi teroris, coba buka ruang diskusi dan dialog, karena dengan itu pasti akan ada solusi," tutupnya.

Pada kesempatan itu, Ganjar juga menyampaikan pesan dari para eks napiter pada masyarakat agar selalu hati-hati. Apabila ada orang yang mengajak untuk merusak dan memecah belah, maka harus dicek dahulu kebenarannya.

"Kami bangga banyak anak bangsa yang kembali sadar. Kami harapkan mereka menjadi juru bicara untuk mengkampanyekan bagaimana berbangsa, bernegara dan berpancasila. Kami juga akan mendampingi, akan kami bantu agar mereka bisa kembali bermasyarakat dan melakukan usaha," pungkasnya.

Selain dari eks napiter, Ganjar juga mendapatkan kado istimewa lainnya. Diantaranya dari Olivia dan Regina, bocah SD yang pernah menyumbangkan celengannya untuk penanganan COVID-19, kado dari oma-oma Yayasan Katolik dan lagu merdu dari difabel asal Rembang, Clarissa Kusumaning.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu