Follow Us :              

Jadi Penggerak Ekonomi, 60 Persen Pelaku UKM Jateng Perempuan

  27 October 2020  |   10:00:00  |   dibaca : 799 
Kategori :
Bagikan :


Jadi Penggerak Ekonomi, 60 Persen Pelaku UKM Jateng Perempuan

27 October 2020 | 10:00:00 | dibaca : 799
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG – Sebanyak 60 persen pelaku UKM di Jawa Tengah didominasi oleh perempuan. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, dari total 4,17 juta pelaku UKM, lebih dari 60 persennya adalah perempuan. 

Menurut Ketua Umum BKOW Jawa Tengah Nawal Taj Yasin, angka ini menjadi bukti bahwa perempuan berkontribusi menjadi penggerak ekonomi. Saat menjadi narasumber Talkshow UKM Virtual Expo, Selasa (27/10/2020) di Kantor Dinas Koperasi dan UKM Jateng Nawal menjelaskan, faktor yang menyebabkan perempuan banyak berkecimpung di UKM, rata-rata karena fleksibilitas waktu. Mereka tetap bisa melaksanakan tanggungjawab domestik rumah tangga dan mendapatkan tambahan penghasilan.

Namun, lanjut dia, di masa pandemi ini, kreativitas mereka diuji agar tetap bisa bertahan menjalankan usahanya. Mereka mesti bisa berinovasi, untuk beradaptasi dengan kondisi ekonomi masyarakat yang sedang menurun. Misalnya, yang semula berkecimpung dengan fashion menjadi memproduksi masker kain.  

“Pelaku UKM saat ini wajib akrab memanfaatkan marketplace, media sosial untuk pemasarannya. Ketika sudah memasarkan di internet, artinya juga harus siap saat mendapatkan order dari luar negeri,” tuturnya. 

Pandemi ini sebenarnya, kata dia, memberikan hikmah bagi pelaku UKM. Yang biasanya lebih banyak mengandalkan pemasaran offline, kini dipaksa memasarkan secara online. Jika belum bisa, mau tidak mau mereka belajar, termasuk bahasa. 

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati menambahkan, ada pengalaman dari perajin bambu yang mengikuti UKM Virtual Expo mendapat whatsapp dari calon buyer dari luar negeri, tapi tidak bisa melayani karena kendala bahasa. Padahal, kerajinan bambu saat ini sedang diminati di Eropa dan Amerika. 

“Begitu di WA dari luar negeri sudah tidak bisa menjawa. Bahasa Inggris ndak tahu. Padahal seperti pengalaman perajin keramik, ketika bisa melayani, mendapat pesanan dari Qatar senilai Rp 1,2 miliar,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman perajin Bambu itu, Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, merasa perlu suatu saat menyelenggarakan pelatihan Bahasa Inggris. Dengan bekal kemampuan berbahasa, diharapkan pelaku UKM dapat lebih percaya diri dalam melayani buyer dari luar negeri.


Bagikan :

SEMARANG – Sebanyak 60 persen pelaku UKM di Jawa Tengah didominasi oleh perempuan. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, dari total 4,17 juta pelaku UKM, lebih dari 60 persennya adalah perempuan. 

Menurut Ketua Umum BKOW Jawa Tengah Nawal Taj Yasin, angka ini menjadi bukti bahwa perempuan berkontribusi menjadi penggerak ekonomi. Saat menjadi narasumber Talkshow UKM Virtual Expo, Selasa (27/10/2020) di Kantor Dinas Koperasi dan UKM Jateng Nawal menjelaskan, faktor yang menyebabkan perempuan banyak berkecimpung di UKM, rata-rata karena fleksibilitas waktu. Mereka tetap bisa melaksanakan tanggungjawab domestik rumah tangga dan mendapatkan tambahan penghasilan.

Namun, lanjut dia, di masa pandemi ini, kreativitas mereka diuji agar tetap bisa bertahan menjalankan usahanya. Mereka mesti bisa berinovasi, untuk beradaptasi dengan kondisi ekonomi masyarakat yang sedang menurun. Misalnya, yang semula berkecimpung dengan fashion menjadi memproduksi masker kain.  

“Pelaku UKM saat ini wajib akrab memanfaatkan marketplace, media sosial untuk pemasarannya. Ketika sudah memasarkan di internet, artinya juga harus siap saat mendapatkan order dari luar negeri,” tuturnya. 

Pandemi ini sebenarnya, kata dia, memberikan hikmah bagi pelaku UKM. Yang biasanya lebih banyak mengandalkan pemasaran offline, kini dipaksa memasarkan secara online. Jika belum bisa, mau tidak mau mereka belajar, termasuk bahasa. 

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati menambahkan, ada pengalaman dari perajin bambu yang mengikuti UKM Virtual Expo mendapat whatsapp dari calon buyer dari luar negeri, tapi tidak bisa melayani karena kendala bahasa. Padahal, kerajinan bambu saat ini sedang diminati di Eropa dan Amerika. 

“Begitu di WA dari luar negeri sudah tidak bisa menjawa. Bahasa Inggris ndak tahu. Padahal seperti pengalaman perajin keramik, ketika bisa melayani, mendapat pesanan dari Qatar senilai Rp 1,2 miliar,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman perajin Bambu itu, Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, merasa perlu suatu saat menyelenggarakan pelatihan Bahasa Inggris. Dengan bekal kemampuan berbahasa, diharapkan pelaku UKM dapat lebih percaya diri dalam melayani buyer dari luar negeri.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu