Follow Us :              

Merapi Erupsi Besar, Pengungsi Dalam Kondisi Aman

  27 January 2021  |   14:00:00  |   dibaca : 761 
Kategori :
Bagikan :


Merapi Erupsi Besar, Pengungsi Dalam Kondisi Aman

27 January 2021 | 14:00:00 | dibaca : 761
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gunung Merapi mengalami erupsi besar pada Rabu (27/1/2021). Erupsi yang terjadi sekitar pukul 13.35 WIB menimbulkan guguran dan luncuran awan panas dengan jarak luncur sekitar 1,5 km mengarah ke barat daya yakni hulu kali Krasak dan Boyong.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa seluruh masyarakat yang ada di sekitar puncak Merapi dalam kondisi aman. Sebab, sebagian besar masyarakat yang ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi telah mengungsi sejak lama.

" Alhamdulillah pengungsi di wilayah Jateng masih terjaga dan terkontrol. Tapi kita tetap siaga. Laporan hari ini sudah saya terima karena saya melototi ini hampir tiap hari," kata Ganjar saat ditemui di rumah dinasnya.

Ganjar menyebutkan bahwa area-area yang berpotensi terkena awan panas dan longsor dari erupsi Merapi hari ini masih cukup jauh. Akan tetapi, masyarakat tetap harus waspada agar tidak ada yang menjadi korban.

"Kalau laporannya, arahnya ke Boyong dan Krasak, jadi Boyong itu di Jogja dan Krasak di sekitar Magelang. Dan di lokasi itu, relatif penduduknya sudah diminta untuk mengungsi. Klaten dan Boyolali sampai hari ini untuk sekitar area itu juga masih aman. Warga semua masih kita minta mengungsi dan bantuan terus kita berikan," jelas Ganjar.

Terkait hujan abu yang melanda beberapa wilayah, Ganjar mengatakan seluruh kebutuhan sudah disiapkan, tidak hanya masker, tapi tempat perlindungan dan lainnya.

"Karena ini bukan yang pertama, maka masyarakat relatif siap. Masker itu setiap erupsi kami menyiapkan, tapi karena ini ada pandemi, maka masker itu sudah melekat. Namun tetap kami siapkan seandainya dibutuhkan lebih banyak nantinya," ucap Ganjar.

Ganjar juga meminta masyarakat yang ada di pengungsian untuk menjaga diri agar tidak terkena langsung dampak turunnya abu. Mereka dihimbau untuk berlindung di dalam pengungsian agar lebih aman.

"Masyarakat kami minta mengikuti apa yang menjadi perintah petugas yang jaga di sana, karena kita selalu memantau terus menerus. Tetap saja di tempat pengungsian, kalau ada persoalan komunikasikan intens dengan kami," pungkasnya.

Berdasarkan data dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) pukul 15.00 WIB. Jumlah pengungsi Merapi dari Desa Paten sebanyak 321 jiwa, Desa Tlogolele 241 jiwa , Desa Tegalmulyo 102 jiwa, Balerante 227 jiwa.


Bagikan :

SEMARANG - Gunung Merapi mengalami erupsi besar pada Rabu (27/1/2021). Erupsi yang terjadi sekitar pukul 13.35 WIB menimbulkan guguran dan luncuran awan panas dengan jarak luncur sekitar 1,5 km mengarah ke barat daya yakni hulu kali Krasak dan Boyong.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa seluruh masyarakat yang ada di sekitar puncak Merapi dalam kondisi aman. Sebab, sebagian besar masyarakat yang ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi telah mengungsi sejak lama.

" Alhamdulillah pengungsi di wilayah Jateng masih terjaga dan terkontrol. Tapi kita tetap siaga. Laporan hari ini sudah saya terima karena saya melototi ini hampir tiap hari," kata Ganjar saat ditemui di rumah dinasnya.

Ganjar menyebutkan bahwa area-area yang berpotensi terkena awan panas dan longsor dari erupsi Merapi hari ini masih cukup jauh. Akan tetapi, masyarakat tetap harus waspada agar tidak ada yang menjadi korban.

"Kalau laporannya, arahnya ke Boyong dan Krasak, jadi Boyong itu di Jogja dan Krasak di sekitar Magelang. Dan di lokasi itu, relatif penduduknya sudah diminta untuk mengungsi. Klaten dan Boyolali sampai hari ini untuk sekitar area itu juga masih aman. Warga semua masih kita minta mengungsi dan bantuan terus kita berikan," jelas Ganjar.

Terkait hujan abu yang melanda beberapa wilayah, Ganjar mengatakan seluruh kebutuhan sudah disiapkan, tidak hanya masker, tapi tempat perlindungan dan lainnya.

"Karena ini bukan yang pertama, maka masyarakat relatif siap. Masker itu setiap erupsi kami menyiapkan, tapi karena ini ada pandemi, maka masker itu sudah melekat. Namun tetap kami siapkan seandainya dibutuhkan lebih banyak nantinya," ucap Ganjar.

Ganjar juga meminta masyarakat yang ada di pengungsian untuk menjaga diri agar tidak terkena langsung dampak turunnya abu. Mereka dihimbau untuk berlindung di dalam pengungsian agar lebih aman.

"Masyarakat kami minta mengikuti apa yang menjadi perintah petugas yang jaga di sana, karena kita selalu memantau terus menerus. Tetap saja di tempat pengungsian, kalau ada persoalan komunikasikan intens dengan kami," pungkasnya.

Berdasarkan data dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) pukul 15.00 WIB. Jumlah pengungsi Merapi dari Desa Paten sebanyak 321 jiwa, Desa Tlogolele 241 jiwa , Desa Tegalmulyo 102 jiwa, Balerante 227 jiwa.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu