Follow Us :              

Ganjar Apresiasi Obyek Wisata Guci yang Resmi Terapkan Pembayaran Non Tunai

  15 March 2021  |   14:00:00  |   dibaca : 1269 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Apresiasi Obyek Wisata Guci yang Resmi Terapkan Pembayaran Non Tunai

15 March 2021 | 14:00:00 | dibaca : 1269
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi obyek wisata Guci Kabupaten Tegal yang mulai menerapkan pembayaran non tunai di destinasi wisatanya. Tidak hanya itu, Ganjar juga mendorong tempat-tempat wisata di Jawa Tengah untuk melakukan hal yang sama.

"Ini menarik, karena BI punya aplikasi QRIS yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran non tunai. Saya mendorong agar di tempat-tempat wisata, tempat belanja, rumah makan dan lainnya di Jawa Tengah juga menerapkannya," kata Ganjar saat meluncurkan program pembayaran non tunai obyek wisata Guci Kabupaten Tegal secara virtual, Senin (15/3/2021).

Penerapan pembayaran non tunai di tempat-tempat wisata, merupakan langkah yang tepat dalam beradaptasi dengan kondisi new normal selama pandemi COVID-19. Sistem cashless itu, akan mengurangi sentuhan langsung terhadap alat pembayaran dan mengurangi resiko penularan.

"Dengan cashless payment , kita tidak bersentuhan langsung dan tidak perlu pegang-pegang uang. Cukup menggunakan aplikasi dan hanya ditempelkan (scan) saja. Betul-betul contactless dan ini sangat aman untuk kita menghindari potensi penularan karena sentuhan langsung," jelas Ganjar.

Lebih lanjut, penggunaan sistem pembayaran non tunai ini juga bisa mengurangi potensi kecurangan atau korupsi. Mekanisme non tunai yang langsung ditransfer antara bank ke bank membuat potensi penyalah gunaan keuangan bisa dihindari.

"Jadi integritas bisa dijaga, karena uangnya akan terdeteksi dengan lengkap. Ini bisa mencegah korupsi," sambung Ganjar.

Tidak hanya itu saja, dengan mekanisme non tunai maka akan ada data transaksi yang tersimpan. Data yang masuk tersebut, dapat dijadikan acuan pengelola wisata untuk mengembangkan destinasi wisata.

"Beberapa pengunjung datang, beli apa saja, tujuannya kemana kan bisa dikumpulkan. Nah data itu bisa menjadi alat untuk melakukan analisis untuk pengembangan destinasi wisata. Tak hanya destinasi wisata, kalau ini dilakukan di hotel, restoran, tempat belanja dan lainnya di Jawa Tengah, maka akan menarik. Saya tentu mendukung," tutup Ganjar.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Pribadi Santoso mengatakan, BI terus mendorong sistem pembayaran elektronik pada seluruh lapisan masyarakat. 

Dengan masifnya pembayaran non tunai saat pandemi, diharapkan akan mengurangi potensi penularan COVID-19 dari sentuhan langsung dan dari uang tunai.

"Penggunaan pembayaran non tunai melalui QRIS cukup tinggi. Saat ini saja, sudah ada ratusan ribu merchant yang menggunakan QRIS di Jawa Tengah," kata Pribadi Santoso.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi obyek wisata Guci Kabupaten Tegal yang mulai menerapkan pembayaran non tunai di destinasi wisatanya. Tidak hanya itu, Ganjar juga mendorong tempat-tempat wisata di Jawa Tengah untuk melakukan hal yang sama.

"Ini menarik, karena BI punya aplikasi QRIS yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran non tunai. Saya mendorong agar di tempat-tempat wisata, tempat belanja, rumah makan dan lainnya di Jawa Tengah juga menerapkannya," kata Ganjar saat meluncurkan program pembayaran non tunai obyek wisata Guci Kabupaten Tegal secara virtual, Senin (15/3/2021).

Penerapan pembayaran non tunai di tempat-tempat wisata, merupakan langkah yang tepat dalam beradaptasi dengan kondisi new normal selama pandemi COVID-19. Sistem cashless itu, akan mengurangi sentuhan langsung terhadap alat pembayaran dan mengurangi resiko penularan.

"Dengan cashless payment , kita tidak bersentuhan langsung dan tidak perlu pegang-pegang uang. Cukup menggunakan aplikasi dan hanya ditempelkan (scan) saja. Betul-betul contactless dan ini sangat aman untuk kita menghindari potensi penularan karena sentuhan langsung," jelas Ganjar.

Lebih lanjut, penggunaan sistem pembayaran non tunai ini juga bisa mengurangi potensi kecurangan atau korupsi. Mekanisme non tunai yang langsung ditransfer antara bank ke bank membuat potensi penyalah gunaan keuangan bisa dihindari.

"Jadi integritas bisa dijaga, karena uangnya akan terdeteksi dengan lengkap. Ini bisa mencegah korupsi," sambung Ganjar.

Tidak hanya itu saja, dengan mekanisme non tunai maka akan ada data transaksi yang tersimpan. Data yang masuk tersebut, dapat dijadikan acuan pengelola wisata untuk mengembangkan destinasi wisata.

"Beberapa pengunjung datang, beli apa saja, tujuannya kemana kan bisa dikumpulkan. Nah data itu bisa menjadi alat untuk melakukan analisis untuk pengembangan destinasi wisata. Tak hanya destinasi wisata, kalau ini dilakukan di hotel, restoran, tempat belanja dan lainnya di Jawa Tengah, maka akan menarik. Saya tentu mendukung," tutup Ganjar.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Pribadi Santoso mengatakan, BI terus mendorong sistem pembayaran elektronik pada seluruh lapisan masyarakat. 

Dengan masifnya pembayaran non tunai saat pandemi, diharapkan akan mengurangi potensi penularan COVID-19 dari sentuhan langsung dan dari uang tunai.

"Penggunaan pembayaran non tunai melalui QRIS cukup tinggi. Saat ini saja, sudah ada ratusan ribu merchant yang menggunakan QRIS di Jawa Tengah," kata Pribadi Santoso.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu