Follow Us :              

Beda Pendapat Ada Sejak Zaman Rasulullah SAW, Taj Yasin Ajak Masyarakat Menyikapi Dengan Bijak

  06 June 2021  |   14:00:00  |   dibaca : 13843 
Kategori :
Bagikan :


Beda Pendapat Ada Sejak Zaman Rasulullah SAW, Taj Yasin Ajak Masyarakat Menyikapi Dengan Bijak

06 June 2021 | 14:00:00 | dibaca : 13843
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

MAGELANG -Berbeda pendapat, seringkali membuat hubungan antar manusia menjadi tidak harmonis. Padahal, perbedaan pendapat sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pernyataan itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, saat menghadiri Wisuda Purna Siswa SMP Birrul Ummah Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Minggu (6/6/2021).

Pada acara yang digelar di halaman Pondok Pesantren Islam Nusantara Tegalrandu Sukorejo Tegalrejo itu, Taj Yasin menceritakan kisah teladan tentang hal ini. Para sahabat nabi pernah berbeda pendapat dalam memahami perintah Rasulullah SAW, "Janganlah seseorang melakukan salat asar kecuali di Bani Qurayzhah". Sebagian sahabat tetap menjalankan salat asar pada waktunya meski belum sampai di Bani Qurayzhah, karena mereka memaknai hadis bukan sebagai keringanan menjalankan salat di luar waktu yang ditentukan. Sementara kelompok lain menjalankan salat asar setelah sampai  Bani Qurayzhah, sesuai makna harfiah hadis.

"Kanjeng nabi nggih mbenerna sedanten. Wong perintahe niku iso kabeh. Artine, awit zaman kanjeng nabi niku wonten perbedaan. Mboten namung sakniki thok. (Nabi Muhammad SAW membenarkan semua. Karena perintahnya itu bisa dilakukan dengan cara masing-masing). Artinya, sejak zaman kanjeng Nabi itu (sudah) ada perbedaan, tidak hanya sekarang," tandas Taj Yasin.  

Menurutnya, segala perbedaan yang sering dijumpai di masyarakat sebenarnya sudah diterangkan dengan tegas oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an, bahwa manusia diciptakan berbeda-beda agar saling mengenal. Perbedaan harus disikapi dengan bijak, namun tidak semua orang mampu melakukannya.

"Sing paling angel niku nyikapi perbedaan. Piye carane awake dewe nyikapi perbedaan? (Yang tersulit itu adalah menyikapi perbedaan. Bagaimana cara kita untuk menyikapi perbedaan)," katanya. 

Cara paling jitu untuk mencegah konflik karena perbedaan adalah dengan menumbuhkan rasa saling menghormati, seperti yang dilakukan Kyai Faqih Mas Kumandang. Taj Yasin mengisahkan bagaimana Kyai Mas Kumandang menghormati Syekh Hasyim Asyhari yang sedang berkunjung ke pondoknya. Mengetahui Syekh Hasyim Asyhari adalah ulama yang tidak berkenan ketika adzan diawali dengan ditabuhnya bedug, maka Kyai Mas Kumambang berpesan pada santrinya agar tidak membunyikan bedug saat waktu salat tiba.


Bagikan :

MAGELANG -Berbeda pendapat, seringkali membuat hubungan antar manusia menjadi tidak harmonis. Padahal, perbedaan pendapat sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pernyataan itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, saat menghadiri Wisuda Purna Siswa SMP Birrul Ummah Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Minggu (6/6/2021).

Pada acara yang digelar di halaman Pondok Pesantren Islam Nusantara Tegalrandu Sukorejo Tegalrejo itu, Taj Yasin menceritakan kisah teladan tentang hal ini. Para sahabat nabi pernah berbeda pendapat dalam memahami perintah Rasulullah SAW, "Janganlah seseorang melakukan salat asar kecuali di Bani Qurayzhah". Sebagian sahabat tetap menjalankan salat asar pada waktunya meski belum sampai di Bani Qurayzhah, karena mereka memaknai hadis bukan sebagai keringanan menjalankan salat di luar waktu yang ditentukan. Sementara kelompok lain menjalankan salat asar setelah sampai  Bani Qurayzhah, sesuai makna harfiah hadis.

"Kanjeng nabi nggih mbenerna sedanten. Wong perintahe niku iso kabeh. Artine, awit zaman kanjeng nabi niku wonten perbedaan. Mboten namung sakniki thok. (Nabi Muhammad SAW membenarkan semua. Karena perintahnya itu bisa dilakukan dengan cara masing-masing). Artinya, sejak zaman kanjeng Nabi itu (sudah) ada perbedaan, tidak hanya sekarang," tandas Taj Yasin.  

Menurutnya, segala perbedaan yang sering dijumpai di masyarakat sebenarnya sudah diterangkan dengan tegas oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an, bahwa manusia diciptakan berbeda-beda agar saling mengenal. Perbedaan harus disikapi dengan bijak, namun tidak semua orang mampu melakukannya.

"Sing paling angel niku nyikapi perbedaan. Piye carane awake dewe nyikapi perbedaan? (Yang tersulit itu adalah menyikapi perbedaan. Bagaimana cara kita untuk menyikapi perbedaan)," katanya. 

Cara paling jitu untuk mencegah konflik karena perbedaan adalah dengan menumbuhkan rasa saling menghormati, seperti yang dilakukan Kyai Faqih Mas Kumandang. Taj Yasin mengisahkan bagaimana Kyai Mas Kumandang menghormati Syekh Hasyim Asyhari yang sedang berkunjung ke pondoknya. Mengetahui Syekh Hasyim Asyhari adalah ulama yang tidak berkenan ketika adzan diawali dengan ditabuhnya bedug, maka Kyai Mas Kumambang berpesan pada santrinya agar tidak membunyikan bedug saat waktu salat tiba.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu