Follow Us :              

Warga Terpapar Covid-19 di Solo Raya Lebih Banyak yang Pilih Isoman

  30 August 2021  |   12:00:00  |   dibaca : 1136 
Kategori :
Bagikan :


Warga Terpapar Covid-19 di Solo Raya Lebih Banyak yang Pilih Isoman

30 August 2021 | 12:00:00 | dibaca : 1136
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Berdasarkan hasil pantauan perkembangan kasus Covid-19 di Solo Raya per - 28 Agustus 2021, ditemukan fakta lebih banyak warga Solo Raya yang memilih isolasi mandiri dibanding isolasi terpusat. Jumlah warga yang isolasi mandiri sebanyak 1.391 orang, sementara yang berada di isolasi terpusat hanya 303 warga.  

"Warga Solo Raya lebih banyak yang memilih isolasi mandiri daripada isolasi terpusat. Ada 11 warga yang tercatat meninggal dunia saat isolasi mandiri di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri, " beber Pj Sekda Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo. 

Hal ini disampai pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen saat Rapat Penanganan Covid-19 dengan kabupaten/ kota se - Jawa Tengah, Senin (30/08/2021) di Kantor Gubernur.  

Wakil Gubernur Taj Yasin menanggapi serius laporan tersebut. Apalagi dari informasi yang diterima, keengganan masyarakat yang terpapar Covid-19 untuk menjalani isolasi terpusat salah satunya karena ingin tetap bisa beraktifitas atau bekerja. Artinya potensi penularannya sangat besar. 

Supaya masyarakat yang terpapar Covid-19 terdorong memilih isolasi terpusat, Taj Yasin mengusulkan agar fasilitas kesehatan tempat mereka melakukan pemeriksaan bisa langsung mengeluarkan surat rujukan atau rekomendasi untuk tindakan selanjutnya, termasuk rujukan ke tempat isolasi terpusat. 

"Saya ingin menegaskan kepada petugas tenaga kesehatan di kabupaten/ kota (agar) seyogyanya menerbitkan surat rekomendasi kepada masyarakat yang terpapar Covid-19, apakah itu disarankan ke isolasi terpusat atau ke rumah sakit. Sehingga angka 11 yang terjadi di eks keresidenan Solo Raya bisa kita tekan. Jangan sampai ada yang meninggal di tempat isolasi mandiri, " paparnya. 

Taj Yasin menambahkan, penurunan kasus Covid-19 saat ini meskipun cukup menggembirakan tetapi tetap harus diwaspadai. Ia menyebutkan, dari pantauan dari Dinas Kesehatan Jateng terjadi kenaikan kurva kasus setiap tiga bulan sekali. Maka, sebagai antisipasi, tracing yang dilakukan perlu didata secara rinci titik-titiknya.  

"Saya berharap setelah dilakukan tracing kita mengetahui penyebarannya apakah masih se- masif waktu lonjakan turbulensi yang terjadi di bulan Juni dan Juli," tegasnya. 

Tracing sangat penting untuk mengetahui jumlah kasus yang mendekati riil. Mengetahui jumlah riil kasus, menurut Taj Yasin sangat penting dalam penanganan pandemi ini. 

"Sehingga kita bisa mengetahui apakah itu (riil) sudah turun atau tidak. Sehingga kita bisa mengetahui juga masalah herd immunity di masyarakat, " pungkas dia. 


Bagikan :

SEMARANG - Berdasarkan hasil pantauan perkembangan kasus Covid-19 di Solo Raya per - 28 Agustus 2021, ditemukan fakta lebih banyak warga Solo Raya yang memilih isolasi mandiri dibanding isolasi terpusat. Jumlah warga yang isolasi mandiri sebanyak 1.391 orang, sementara yang berada di isolasi terpusat hanya 303 warga.  

"Warga Solo Raya lebih banyak yang memilih isolasi mandiri daripada isolasi terpusat. Ada 11 warga yang tercatat meninggal dunia saat isolasi mandiri di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri, " beber Pj Sekda Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo. 

Hal ini disampai pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen saat Rapat Penanganan Covid-19 dengan kabupaten/ kota se - Jawa Tengah, Senin (30/08/2021) di Kantor Gubernur.  

Wakil Gubernur Taj Yasin menanggapi serius laporan tersebut. Apalagi dari informasi yang diterima, keengganan masyarakat yang terpapar Covid-19 untuk menjalani isolasi terpusat salah satunya karena ingin tetap bisa beraktifitas atau bekerja. Artinya potensi penularannya sangat besar. 

Supaya masyarakat yang terpapar Covid-19 terdorong memilih isolasi terpusat, Taj Yasin mengusulkan agar fasilitas kesehatan tempat mereka melakukan pemeriksaan bisa langsung mengeluarkan surat rujukan atau rekomendasi untuk tindakan selanjutnya, termasuk rujukan ke tempat isolasi terpusat. 

"Saya ingin menegaskan kepada petugas tenaga kesehatan di kabupaten/ kota (agar) seyogyanya menerbitkan surat rekomendasi kepada masyarakat yang terpapar Covid-19, apakah itu disarankan ke isolasi terpusat atau ke rumah sakit. Sehingga angka 11 yang terjadi di eks keresidenan Solo Raya bisa kita tekan. Jangan sampai ada yang meninggal di tempat isolasi mandiri, " paparnya. 

Taj Yasin menambahkan, penurunan kasus Covid-19 saat ini meskipun cukup menggembirakan tetapi tetap harus diwaspadai. Ia menyebutkan, dari pantauan dari Dinas Kesehatan Jateng terjadi kenaikan kurva kasus setiap tiga bulan sekali. Maka, sebagai antisipasi, tracing yang dilakukan perlu didata secara rinci titik-titiknya.  

"Saya berharap setelah dilakukan tracing kita mengetahui penyebarannya apakah masih se- masif waktu lonjakan turbulensi yang terjadi di bulan Juni dan Juli," tegasnya. 

Tracing sangat penting untuk mengetahui jumlah kasus yang mendekati riil. Mengetahui jumlah riil kasus, menurut Taj Yasin sangat penting dalam penanganan pandemi ini. 

"Sehingga kita bisa mengetahui apakah itu (riil) sudah turun atau tidak. Sehingga kita bisa mengetahui juga masalah herd immunity di masyarakat, " pungkas dia. 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu