Follow Us :              

Dubes Ukraina Kunjungi Ganjar, Puji Pancasila Pemersatu Bangsa

  03 December 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 785 
Kategori :
Bagikan :


Dubes Ukraina Kunjungi Ganjar, Puji Pancasila Pemersatu Bangsa

03 December 2021 | 10:00:00 | dibaca : 785
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mendapat kunjungan Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin, Jumat (3/12/2021). Pada pertemuan di kantor Gubenur itu, selain membahas tentang kerja sama kedua negara, Gubernur dibuat kagum dengan pengetahuan Dubes Ukraina tentang budaya dan sejarah Indonesia. 

Bukan saja mampu berkisah tentang Gadjah Mada, Diponegoro, dia bahkan mampu memahami karya sastra jawa klasik, Ronggowarsito dan falsafah bangsa Indonesia, Pancasila. Bahkan Dubes Ukraina mengaku kedatangannya ke Jawa Tengah juga karena ia menilai provinsi ini adalah akar dari negara Indonesia. Seperti literatur yang dia baca, Garuda Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika diambil dari buku karya pujangga Jawa baik yang ditulis dalam bahasa Sansekerta maupun Jawa Kuno. 

"Kami orang Ukraina tahu bahwa Jawa Tengah adalah jantung dan jiwa Indonesia. Di Ukraina, banyak buku tentang budaya dan sastra dari Indonesia. Saya pernah membaca Joyoboyo, Ronggowarsito dan buku-buku sejarah lainnya," kata Vasyl. 

"Sangat penting untuk saya mengenal dan datang ke Jawa Tengah. Saya baru sebulan di Indonesia, tidak tahu apapun tentang Indonesia. Jadi, saya mencari tahu soal akar dan pondasi untuk mengetahui Indonesia. Jika kita tahu, maka kita bisa menjadi teman, bisa bekerjasama demi kemakmuran dan kemajuan rakyat masing-masing," jelasnya lagi. 

Kekaguman Gubernur pada Dubes Ukraina makin besar, saat ia mampu memaparkan penuh empati pada perjuangan Gadjah Mada hingga Pangeran Diponegoro dalam mempersatukan keragaman suku, agama, ras dan budaya yang beranekaragam dengan panji Bhineka Tunggal Ika. 

"Kami orang Ukraina juga hampir sama dengan Indonesia. Kami berjuang melawan penjajah sekitar 300 tahun dan kami juga punya pahlawan-pahlawan seperti Pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman dan lainnya. Kami juga punya banyak suku dan agama," jelasnya. 

Uniknya, di akhir pertemuan Gubernur Jawa Tengah diberi cideramata buku berbahasa Jawa berjudul Poestakaradja Poerwa yang dibawa langsung oleh Dubes Ukraina dari negaranya. 

"Saya seumur-umur dapat kunjungan duta besar, baru kali ini merasa luar biasa. Beliau ini hebat menurut saya, karena tidak hanya bicara praktis kerjasama, namun ke nilai-nilai filosofis," puji Gubernur 

Gubernur mengapresiasi pujian Dubes Ukraina tentang ideologi Pancasila yang mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki beragam suku, agama, ras dan golongan di bawah panji-panji Bhineka Tunggal Ika. 

"Itu beliau sendiri yang mengatakan, maka ini sesuatu yang membuat kita bangga. Betapa nilai-nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika (bahkan) oleh masyarakat Ukraina dipahami sebagai sesuatu untuk bisa mempersatukan," jelasnya. 

Biasanya, lanjut dia, jika ada kunjungan dubes, pembahasan berkaitan dengan hal-hal yang praktis. Tapi hari ini tidak, ia bersama Dubes Ukraina membahas tentang hal-hal bersifat filosofis yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara. 

"Menurut saya ini sangat menarik, dan tentu saja ada beberapa hal yang sifatnya lebih teknis, terkait kerjasama akan kita tindaklanjuti di kemudian hari. Banyak potensi kerjasama yang bisa kita kerjakan," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mendapat kunjungan Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin, Jumat (3/12/2021). Pada pertemuan di kantor Gubenur itu, selain membahas tentang kerja sama kedua negara, Gubernur dibuat kagum dengan pengetahuan Dubes Ukraina tentang budaya dan sejarah Indonesia. 

Bukan saja mampu berkisah tentang Gadjah Mada, Diponegoro, dia bahkan mampu memahami karya sastra jawa klasik, Ronggowarsito dan falsafah bangsa Indonesia, Pancasila. Bahkan Dubes Ukraina mengaku kedatangannya ke Jawa Tengah juga karena ia menilai provinsi ini adalah akar dari negara Indonesia. Seperti literatur yang dia baca, Garuda Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika diambil dari buku karya pujangga Jawa baik yang ditulis dalam bahasa Sansekerta maupun Jawa Kuno. 

"Kami orang Ukraina tahu bahwa Jawa Tengah adalah jantung dan jiwa Indonesia. Di Ukraina, banyak buku tentang budaya dan sastra dari Indonesia. Saya pernah membaca Joyoboyo, Ronggowarsito dan buku-buku sejarah lainnya," kata Vasyl. 

"Sangat penting untuk saya mengenal dan datang ke Jawa Tengah. Saya baru sebulan di Indonesia, tidak tahu apapun tentang Indonesia. Jadi, saya mencari tahu soal akar dan pondasi untuk mengetahui Indonesia. Jika kita tahu, maka kita bisa menjadi teman, bisa bekerjasama demi kemakmuran dan kemajuan rakyat masing-masing," jelasnya lagi. 

Kekaguman Gubernur pada Dubes Ukraina makin besar, saat ia mampu memaparkan penuh empati pada perjuangan Gadjah Mada hingga Pangeran Diponegoro dalam mempersatukan keragaman suku, agama, ras dan budaya yang beranekaragam dengan panji Bhineka Tunggal Ika. 

"Kami orang Ukraina juga hampir sama dengan Indonesia. Kami berjuang melawan penjajah sekitar 300 tahun dan kami juga punya pahlawan-pahlawan seperti Pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman dan lainnya. Kami juga punya banyak suku dan agama," jelasnya. 

Uniknya, di akhir pertemuan Gubernur Jawa Tengah diberi cideramata buku berbahasa Jawa berjudul Poestakaradja Poerwa yang dibawa langsung oleh Dubes Ukraina dari negaranya. 

"Saya seumur-umur dapat kunjungan duta besar, baru kali ini merasa luar biasa. Beliau ini hebat menurut saya, karena tidak hanya bicara praktis kerjasama, namun ke nilai-nilai filosofis," puji Gubernur 

Gubernur mengapresiasi pujian Dubes Ukraina tentang ideologi Pancasila yang mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki beragam suku, agama, ras dan golongan di bawah panji-panji Bhineka Tunggal Ika. 

"Itu beliau sendiri yang mengatakan, maka ini sesuatu yang membuat kita bangga. Betapa nilai-nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika (bahkan) oleh masyarakat Ukraina dipahami sebagai sesuatu untuk bisa mempersatukan," jelasnya. 

Biasanya, lanjut dia, jika ada kunjungan dubes, pembahasan berkaitan dengan hal-hal yang praktis. Tapi hari ini tidak, ia bersama Dubes Ukraina membahas tentang hal-hal bersifat filosofis yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara. 

"Menurut saya ini sangat menarik, dan tentu saja ada beberapa hal yang sifatnya lebih teknis, terkait kerjasama akan kita tindaklanjuti di kemudian hari. Banyak potensi kerjasama yang bisa kita kerjakan," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu