Follow Us :              

Taj Yasin Himbau LPTQ Gandeng Pemerintah Cegah Pendidikan Anti NKRI

  05 January 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 610 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Himbau LPTQ Gandeng Pemerintah Cegah Pendidikan Anti NKRI

05 January 2022 | 11:00:00 | dibaca : 610
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) bukanlah lembaga yang hanya berfokus pada kegiatan musabaqah saja. Namun LTPQ juga memiliki peranan untuk menaungi semua kegiatan pembelajaran Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan arahan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, yang sekaligus menjabat sebagai Ketua LTPQ Jawa Tengah, usai memimpin rapat koordinasi LTPQ Jawa Tengah di Kantor Gubernur, Rabu (05/01/2022).

Menurut Wagub Jateng, untuk memunculkan dan membentuk generasi Al-Quran di setiap daerah di Jawa Tengah, perlu adanya naungan dari LTPQ dalam semua kegiatan pembelajaran Al-Quran. Selain itu, kerjasama antara LTPQ dengan Pemerintah memiliki peran penting dalam membantu menyeleksi lembaga lembaga pendidikan agama yang menimbulkan keresahan masyarakat. 

“kita nanti mengusulkan kepada lembaga lembaga pemerintah untuk menyeleksi, selektif betul terhadap lembaga lembaga yang meresahkan masyarakat, khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai ada kegiatan kegiatan pendidikan keagamaan, tetapi ada embrio embrio untuk menyerang NKRI” tuturnya. 

Pada intinya Wagub Jateng berharap agar Jawa Tengah bisa menjadi basis kesanadan Al-Qur’an. Karena Sanad merupakan bagian dari pondasi agama. 

Senada dengan pandangan tersebut, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Arif Mndzir berpendapat bahwa berbicara Al-Qur’an harus dengan sanad. Menurutnya, pihak yang bisa menjaga marwah sanad adalah pondok pesantren. Maka perlu adanya dukungan pemerintah terhadap LTPQ, untuk menjadi basis penguatan pondok pesantren yang memperhatikan persoalan Al-Qur’an. 

“harusnya LTPQ bersinergi dengan kita dalam mengawal pondok pesantren yang memang sesungguhnya memiliki kompetensi kualifikasi dalam konteks (menjaga) sanad” tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) bukanlah lembaga yang hanya berfokus pada kegiatan musabaqah saja. Namun LTPQ juga memiliki peranan untuk menaungi semua kegiatan pembelajaran Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan arahan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, yang sekaligus menjabat sebagai Ketua LTPQ Jawa Tengah, usai memimpin rapat koordinasi LTPQ Jawa Tengah di Kantor Gubernur, Rabu (05/01/2022).

Menurut Wagub Jateng, untuk memunculkan dan membentuk generasi Al-Quran di setiap daerah di Jawa Tengah, perlu adanya naungan dari LTPQ dalam semua kegiatan pembelajaran Al-Quran. Selain itu, kerjasama antara LTPQ dengan Pemerintah memiliki peran penting dalam membantu menyeleksi lembaga lembaga pendidikan agama yang menimbulkan keresahan masyarakat. 

“kita nanti mengusulkan kepada lembaga lembaga pemerintah untuk menyeleksi, selektif betul terhadap lembaga lembaga yang meresahkan masyarakat, khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai ada kegiatan kegiatan pendidikan keagamaan, tetapi ada embrio embrio untuk menyerang NKRI” tuturnya. 

Pada intinya Wagub Jateng berharap agar Jawa Tengah bisa menjadi basis kesanadan Al-Qur’an. Karena Sanad merupakan bagian dari pondasi agama. 

Senada dengan pandangan tersebut, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Arif Mndzir berpendapat bahwa berbicara Al-Qur’an harus dengan sanad. Menurutnya, pihak yang bisa menjaga marwah sanad adalah pondok pesantren. Maka perlu adanya dukungan pemerintah terhadap LTPQ, untuk menjadi basis penguatan pondok pesantren yang memperhatikan persoalan Al-Qur’an. 

“harusnya LTPQ bersinergi dengan kita dalam mengawal pondok pesantren yang memang sesungguhnya memiliki kompetensi kualifikasi dalam konteks (menjaga) sanad” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu