Follow Us :              

Ganjar Harap Masyarakat Lebih Peduli Serta Peka Terhadap Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

  03 February 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 725 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Harap Masyarakat Lebih Peduli Serta Peka Terhadap Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

03 February 2022 | 11:00:00 | dibaca : 725
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Keberanian para perempuan dan anak korban kekerasan maupun pelecehan seksual perlu didukung kesadaran masyarakat untuk membantu korban mendapatkan keadilan. 

“Bagus sekali. Mereka percaya diri dan mengambil resiko ke publik, dia saya acungi jempol,” ucap Gubernur, di kantornya, Kamis (3/2). 

Data Legal Resource Center Untuk Keadilan Jender dan HAM (LRC-KJHAM) mencatat terdapat 80 kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah. Jumlah mereka yang menjadi korban 120 orang yang 84 orang diantaranya adalah korban kekerasan seksual. 

Terkait masalah ini Gubernur telah meminta dinas terkait untuk terus memonitor dan mengawal penyelesaian kasus-kasus tersebut. Apalagi Jawa Tengah telah terjalin bekerjasama yang baik dengan kepolisian terkait penanganan kasus kekerasan pada perempuan. Kepolisian bahkan menyediakan ruang khusus untuk kasus ini. Namun, kurangnya literasi kepada masyarakat jadi kendala. 

“Metode kita relatif bagus, yang kurang adalah lebih proaktif menyampaikan kepada masyarakat. Kalau kamu mengalami situasi itu (kekerasan) cepat lapor ke sini jangan malu,” kata Gubernur meyakinkan. 

Guna lebih membuka akses informasi tentang keberadaan fasilitas ini, Gubernur menggandeng banyak pihak untuk ikut mensosialisasikan hal ini agar lebih masif, dan dengan literasi yang juga baik. Gerakan ini bukan hanya untuk kasus kekerasan dan pelecehan pada perempuan, tetapi juga pada anak-anak. Gubernur berharap bagi kedua jenis kasus tersebut penanganannya dilakukan secara khusus. 

“Kemarin ada kejadian salah satunya di Wonosobo dan ini (korbannya) pelajar. Kemudian ramai, teman-temannya membantu diviralkan. Saya bilang hati-hati, jangan sampai kalau diviralkan malah jadi menambah derita korban, jangan sampai mereka tertekan,” tuturnya. 

Ganjar juga menggandeng forum anak terkait ini. Dalam Musrenbang, kehadiran mereka jadi kunci Ganjar menerima masukan penanganan masalah kekerasan dan pelecehan seksual. Terutama di lingkungan pendidikan. 

“Potensi yang bisa muncul bahkan di banyak tempat pendidikan, mereka sudah aware (waspada) dari awal. Mereka sudah bisa tahu bagaimana harus melakukan (menangani). Edukasinya juga nanti bisa kita tarik (kerja sama) kepada institusi lain untuk terlibat melakukan pencegahan. Disampaikan kepada publik dengan literasi yang baik sehingga orang aware,” tandasnya. 

Gubernur berharap, ke depan masyarakat lebih peduli dan peka pada kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Dia bahkan mengaku siap pasang badan, jika ada korban yang ingin melapor tapi tidak berani. 

“Pesan saya kepada siapapun untuk cepat melapor kepada kita, agar kemudian tidak ada orang yang tahu (kerahasiaan). Apalagi korbannya anak-anak, ini mesti kita lindungi,” tegasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Keberanian para perempuan dan anak korban kekerasan maupun pelecehan seksual perlu didukung kesadaran masyarakat untuk membantu korban mendapatkan keadilan. 

“Bagus sekali. Mereka percaya diri dan mengambil resiko ke publik, dia saya acungi jempol,” ucap Gubernur, di kantornya, Kamis (3/2). 

Data Legal Resource Center Untuk Keadilan Jender dan HAM (LRC-KJHAM) mencatat terdapat 80 kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah. Jumlah mereka yang menjadi korban 120 orang yang 84 orang diantaranya adalah korban kekerasan seksual. 

Terkait masalah ini Gubernur telah meminta dinas terkait untuk terus memonitor dan mengawal penyelesaian kasus-kasus tersebut. Apalagi Jawa Tengah telah terjalin bekerjasama yang baik dengan kepolisian terkait penanganan kasus kekerasan pada perempuan. Kepolisian bahkan menyediakan ruang khusus untuk kasus ini. Namun, kurangnya literasi kepada masyarakat jadi kendala. 

“Metode kita relatif bagus, yang kurang adalah lebih proaktif menyampaikan kepada masyarakat. Kalau kamu mengalami situasi itu (kekerasan) cepat lapor ke sini jangan malu,” kata Gubernur meyakinkan. 

Guna lebih membuka akses informasi tentang keberadaan fasilitas ini, Gubernur menggandeng banyak pihak untuk ikut mensosialisasikan hal ini agar lebih masif, dan dengan literasi yang juga baik. Gerakan ini bukan hanya untuk kasus kekerasan dan pelecehan pada perempuan, tetapi juga pada anak-anak. Gubernur berharap bagi kedua jenis kasus tersebut penanganannya dilakukan secara khusus. 

“Kemarin ada kejadian salah satunya di Wonosobo dan ini (korbannya) pelajar. Kemudian ramai, teman-temannya membantu diviralkan. Saya bilang hati-hati, jangan sampai kalau diviralkan malah jadi menambah derita korban, jangan sampai mereka tertekan,” tuturnya. 

Ganjar juga menggandeng forum anak terkait ini. Dalam Musrenbang, kehadiran mereka jadi kunci Ganjar menerima masukan penanganan masalah kekerasan dan pelecehan seksual. Terutama di lingkungan pendidikan. 

“Potensi yang bisa muncul bahkan di banyak tempat pendidikan, mereka sudah aware (waspada) dari awal. Mereka sudah bisa tahu bagaimana harus melakukan (menangani). Edukasinya juga nanti bisa kita tarik (kerja sama) kepada institusi lain untuk terlibat melakukan pencegahan. Disampaikan kepada publik dengan literasi yang baik sehingga orang aware,” tandasnya. 

Gubernur berharap, ke depan masyarakat lebih peduli dan peka pada kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Dia bahkan mengaku siap pasang badan, jika ada korban yang ingin melapor tapi tidak berani. 

“Pesan saya kepada siapapun untuk cepat melapor kepada kita, agar kemudian tidak ada orang yang tahu (kerahasiaan). Apalagi korbannya anak-anak, ini mesti kita lindungi,” tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu