Follow Us :              

Sidak di Pasar Gubug, Ganjar Sinyalir Harga Migor Tinggi Akibat Tengkulak

  18 April 2022  |   13:00:00  |   dibaca : 1129 
Kategori :
Bagikan :


Sidak di Pasar Gubug, Ganjar Sinyalir Harga Migor Tinggi Akibat Tengkulak

18 April 2022 | 13:00:00 | dibaca : 1129
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

GROBOGAN - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih menemukan minyak goreng curah yang dijual dengan harga rerata Rp18ribu - Rp20ribu. Padahal dari pengakuan distributor menjual dengan harga rerata Rp13ribu-15ribuan. 

Hal ini ditemukan Ganjar saat sidak di di Pasar Gubug, Grobogan, Senin (18/4). Ketika masuk dan berkeliling di dalam pasar, ia masih mendengar keluhan harga minyak yang masih mahal. 

“Mahal Pak, masih Rp19 ribu - Rp20 ribuan. Pripun niki Pak ben didunke regane (Bagaimana ini Pak agar diturunkan harganya),” ujar salah seorang ibu yang ditemui Ganjar membawa jerigen minyak berukuran kecil. 

Sembari bertanya harga minyak, Ganjar juga mewawancarai para pedagang sembako dan pakaian di Pasar Gubug. Sejumlah pedagang sembako mengaku beberapa bahan pokok stabil di harga tinggi. 

Dodolan klambi laris mboten Bu? Meh badha akeh sing tuku sarung ya?,” tanya Ganjar diiyakan mereka. 

Bergeser 100 meter dari Pasar Gubug, Ganjar mampir ke kios distributor minyak goreng curah yang tampak sedang menerima pasokan dari tengki. Setelah berbincang, distributor bernama Handoyo mengaku menjual dengan harga rata-rata Rp15 ribu. 

“Penjualan bagus. Jadi per kilo Rp15.400 untuk eceran kalau bakul Rp15.100, kalau per liter Rp13 ribuan. Kalau kita model distribusinya sampai tingkat di sini bagus seperti itu, sebenarnya teori berikutnya di masyarakat akan bisa lebih rendah,” kata Ganjar. 

Fakta bahwa masyarakat masih membeli minyak goreng eceran seharga Rp20 ribu, menurutnya adalah akibat permainan harga pada tengkulak. 

“Jadi yang kulakan di sini (tengkulak). Mudah-mudahan tidak terlalu banyak. Maka kalau tadi kita lihat di tingkat konsumen masih Rp20ribu, 18ribu kayaknya masih ketinggian. Jadi ada problem di sana (tengkulak),” ucapnya.


Bagikan :

GROBOGAN - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih menemukan minyak goreng curah yang dijual dengan harga rerata Rp18ribu - Rp20ribu. Padahal dari pengakuan distributor menjual dengan harga rerata Rp13ribu-15ribuan. 

Hal ini ditemukan Ganjar saat sidak di di Pasar Gubug, Grobogan, Senin (18/4). Ketika masuk dan berkeliling di dalam pasar, ia masih mendengar keluhan harga minyak yang masih mahal. 

“Mahal Pak, masih Rp19 ribu - Rp20 ribuan. Pripun niki Pak ben didunke regane (Bagaimana ini Pak agar diturunkan harganya),” ujar salah seorang ibu yang ditemui Ganjar membawa jerigen minyak berukuran kecil. 

Sembari bertanya harga minyak, Ganjar juga mewawancarai para pedagang sembako dan pakaian di Pasar Gubug. Sejumlah pedagang sembako mengaku beberapa bahan pokok stabil di harga tinggi. 

Dodolan klambi laris mboten Bu? Meh badha akeh sing tuku sarung ya?,” tanya Ganjar diiyakan mereka. 

Bergeser 100 meter dari Pasar Gubug, Ganjar mampir ke kios distributor minyak goreng curah yang tampak sedang menerima pasokan dari tengki. Setelah berbincang, distributor bernama Handoyo mengaku menjual dengan harga rata-rata Rp15 ribu. 

“Penjualan bagus. Jadi per kilo Rp15.400 untuk eceran kalau bakul Rp15.100, kalau per liter Rp13 ribuan. Kalau kita model distribusinya sampai tingkat di sini bagus seperti itu, sebenarnya teori berikutnya di masyarakat akan bisa lebih rendah,” kata Ganjar. 

Fakta bahwa masyarakat masih membeli minyak goreng eceran seharga Rp20 ribu, menurutnya adalah akibat permainan harga pada tengkulak. 

“Jadi yang kulakan di sini (tengkulak). Mudah-mudahan tidak terlalu banyak. Maka kalau tadi kita lihat di tingkat konsumen masih Rp20ribu, 18ribu kayaknya masih ketinggian. Jadi ada problem di sana (tengkulak),” ucapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu