Follow Us :              

Pendampingan OPD, Rubah Desa Miskin Jadi Penghasil Pupuk Organik dan Desa Wisata

  15 May 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 1491 
Kategori :
Bagikan :


Pendampingan OPD, Rubah Desa Miskin Jadi Penghasil Pupuk Organik dan Desa Wisata

15 May 2022 | 11:00:00 | dibaca : 1491
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

PEMALANG - Desa Bojongnangka, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang yang pernah menyandang predikat desa miskin, kini telah berkembang dan memiliki edukasi wisata. Hal itu berkat pendampingan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melalui program Satu OPD Satu Desa. 

Kepala Desa Bojongnangka, Wahmu mengatakan, desanya menjadi binaan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Tengah sejak tahun 2020 hingga 2021. "Kenapa kita ada pendampingan dari BKD, karena di Pemalang ada beberapa desa miskin, diantaranya Desa Bojongnangka," ujarnya, Minggu (15/5/2022). 

Jumlah penduduk Desa Bojongnangka saat ini sekitar 9.600 jiwa lebih dengan 3.500 kepala keluarga. Dan, 99 persen bekerja sebagai petani dan buruh tani. Berangkat dari data itu pengembangan potensi desa mengarah pada pertanian.
"Kita masih dalam tahap meningkatkan perekonomian khususnya petani," paparnya. 

Di tahun 2019, Pemdes setempat berinisiasi untuk membangun rumah produksi pupuk organik. Namun, karena keterbatasan anggaran, sehingga hanya mampu membeli mesin pencacah sampah. 

Saat pendampingan oleh OPD dimulai, rumah produksi sampah ini makin ditingkatkan, peralatan maupun pengelolaannya. "Di tahun 2020 itu ada pendampingan dari BKD yang kerjasama Bank Jateng, memberikan bantuan alat pengayak sampah, bangunan rongga untuk fermentasi, tempat sampah dan becak pengangkut sampah. Nah, saat itu produksi pupuk organik bisa beroperasi," ungkap Wahmu. 

Sejauh ini, mesin pembuat pupuk organik tersebut mampu menghasilan sekitar satu ton dalam sebulan. "Hasil pembuatan kompos tidak dijual belikan tapi diberikan ke petani secara gratis dalam rangka membantu mengurangi kebutuhan pupuk," terang Kades. 

Keberhasilan pengelolaan pupuk berbahan sampah organik oleh warga itu, kemudian dikembangkan menjadi eduwisata sawah. Selain bisa belajar mengelola pertanian, wisatawan juga bisa belajar pembuatan pupuk organik. Selain itu mereka juga bisa menikmati kuliner khas desa dan berswafoto. 

"Sekarang saya mengembangkan menjadi wisata edukasi sawah, yang kita namakan Gatra Kencana. Beberapa daerah datang kesini untuk studi banding seperti Brebes, Tegal, Pekalongan dan Demak. Sejak dibuka Desember lalu, kini sudah mampu memberi pemasukan Rp 500 juta," jelasnya. 

Ditambahkannya, saat proses pendampingan Pemprov Jawa Tengah juga memberikan bantuan pembangunan RTLH. "Ada tiga rumah warga yang mendapat bantuan renovasi," imbuhnya. 

Terkait program pendampingan desa oleh OPD, sejak dicanangkan tahun 2019, saat ini sudah 172 desa di Jawa Tengah mendapat pendampingan. Setidaknya ada 48 OPD yang terlibat dalam program tersebut yang memberikan pendampingan mulai dari pemberdayaan ekonomi, RTLH, jambanisasi, dan lainnya. 

Carmo, seorang petani Desa Bojongnangka mengaku senang desanya mendapat program pendampingan OPD ini. Berkat pendampingan itu kini desanya telah mampu memproduksi pupuk organik sendiri dengan kualitasnya sangat bagus. "Kalau ditabur itu bisa merata. Hasilnya bagus. Saya punya satu hektare sawah, ditanami padi dan jagung," tandasnya. 

Carmo lebih bahagia lagi, karena pupuk bisa didapatkan secara gratis tanpa prosedur yang berbelit-belit. "Iya senang, karena kalau mau menanam tinggal minta ke Pak Lurah, dan ambil sendiri," katanya.


Bagikan :

PEMALANG - Desa Bojongnangka, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang yang pernah menyandang predikat desa miskin, kini telah berkembang dan memiliki edukasi wisata. Hal itu berkat pendampingan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melalui program Satu OPD Satu Desa. 

Kepala Desa Bojongnangka, Wahmu mengatakan, desanya menjadi binaan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Tengah sejak tahun 2020 hingga 2021. "Kenapa kita ada pendampingan dari BKD, karena di Pemalang ada beberapa desa miskin, diantaranya Desa Bojongnangka," ujarnya, Minggu (15/5/2022). 

Jumlah penduduk Desa Bojongnangka saat ini sekitar 9.600 jiwa lebih dengan 3.500 kepala keluarga. Dan, 99 persen bekerja sebagai petani dan buruh tani. Berangkat dari data itu pengembangan potensi desa mengarah pada pertanian.
"Kita masih dalam tahap meningkatkan perekonomian khususnya petani," paparnya. 

Di tahun 2019, Pemdes setempat berinisiasi untuk membangun rumah produksi pupuk organik. Namun, karena keterbatasan anggaran, sehingga hanya mampu membeli mesin pencacah sampah. 

Saat pendampingan oleh OPD dimulai, rumah produksi sampah ini makin ditingkatkan, peralatan maupun pengelolaannya. "Di tahun 2020 itu ada pendampingan dari BKD yang kerjasama Bank Jateng, memberikan bantuan alat pengayak sampah, bangunan rongga untuk fermentasi, tempat sampah dan becak pengangkut sampah. Nah, saat itu produksi pupuk organik bisa beroperasi," ungkap Wahmu. 

Sejauh ini, mesin pembuat pupuk organik tersebut mampu menghasilan sekitar satu ton dalam sebulan. "Hasil pembuatan kompos tidak dijual belikan tapi diberikan ke petani secara gratis dalam rangka membantu mengurangi kebutuhan pupuk," terang Kades. 

Keberhasilan pengelolaan pupuk berbahan sampah organik oleh warga itu, kemudian dikembangkan menjadi eduwisata sawah. Selain bisa belajar mengelola pertanian, wisatawan juga bisa belajar pembuatan pupuk organik. Selain itu mereka juga bisa menikmati kuliner khas desa dan berswafoto. 

"Sekarang saya mengembangkan menjadi wisata edukasi sawah, yang kita namakan Gatra Kencana. Beberapa daerah datang kesini untuk studi banding seperti Brebes, Tegal, Pekalongan dan Demak. Sejak dibuka Desember lalu, kini sudah mampu memberi pemasukan Rp 500 juta," jelasnya. 

Ditambahkannya, saat proses pendampingan Pemprov Jawa Tengah juga memberikan bantuan pembangunan RTLH. "Ada tiga rumah warga yang mendapat bantuan renovasi," imbuhnya. 

Terkait program pendampingan desa oleh OPD, sejak dicanangkan tahun 2019, saat ini sudah 172 desa di Jawa Tengah mendapat pendampingan. Setidaknya ada 48 OPD yang terlibat dalam program tersebut yang memberikan pendampingan mulai dari pemberdayaan ekonomi, RTLH, jambanisasi, dan lainnya. 

Carmo, seorang petani Desa Bojongnangka mengaku senang desanya mendapat program pendampingan OPD ini. Berkat pendampingan itu kini desanya telah mampu memproduksi pupuk organik sendiri dengan kualitasnya sangat bagus. "Kalau ditabur itu bisa merata. Hasilnya bagus. Saya punya satu hektare sawah, ditanami padi dan jagung," tandasnya. 

Carmo lebih bahagia lagi, karena pupuk bisa didapatkan secara gratis tanpa prosedur yang berbelit-belit. "Iya senang, karena kalau mau menanam tinggal minta ke Pak Lurah, dan ambil sendiri," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu