Follow Us :              

Turunkan Inflasi, Gubernur Jateng Imbau Warga Gunakan Alternatif Lain Cabai Segar

  03 August 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 677 
Kategori :
Bagikan :


Turunkan Inflasi, Gubernur Jateng Imbau Warga Gunakan Alternatif Lain Cabai Segar

03 August 2022 | 11:00:00 | dibaca : 677
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan, inflasi di Jateng sudah mulai menurun meskipun harga cabai masih cenderung tinggi. Tingginya harga cabai itu menurutnya, karena memang belum masuk musim panen. "Kalau cabai itu hanya musimnya saja, maka kami intervensi," terangnya usai menghadiri acara Forum Pusaka Jateng di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Rabu (3/8/2022). 

Terkait tingginya harga cabai, Gubernur mengajak masyarakat untuk mulai mencari alternatif cabai segar. Misalnya penggunaan cabai olahan sehingga ke depan harga cabai dapat stabil. 

"Berikutnya kita harus bicara juga penggunaan cabai termasuk cabai olahan sehingga kita tidak harus menggunakan cabai yang fresh. Ini butuh edukasi tadi" bahasanya.   

Gubernur menjelaskan, secara umum inflasi di Jateng mulai menurun setelah dilakukan intervensi dan operasi pasar yang dilakukan secara masif oleh Pemerintah Provinsi Jateng, perwakilan Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lain. 

"Betul-betul kita melakukan checking data. Maka sistem yang pernah kita buat sama BI yang namanya SIHATI itu kita harapkan betul-betul semuanya meng-update tiap hari. Kalau bisa tiap hari itu bisa menjadi data awal bagaimana kita membaca situasi," jelasnya. 

Volatile food yaitu komoditas pangan yang harganya bergejolak,  menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi inflasi. Untuk itu Gubernur mendorong peningkatan produksi komoditas pangan sehingga produksi dalam negeri mencukupi kebutuhan. Imbauan itu sebagai langkah siaga terkait kenaikan harga komoditas pangan yang dipengaruhi faktor eksternal atau perubahan global yang sedang terjadi. 

"Pasti selalu saja ada hubungannya. Ini momentum buat kita bangkit. Hari Jumat besok kita sama BI mau ke Tegal, di sana sudah ada learning center untuk petani belajar menanam bawang putih. Dulu kita sudah menanam di Tawangmangu dan Temanggung, hari ini kita buatkan di Tegal. Termasuk bekerja sama dengan IPB dengan satu harapan kelak kemudian hari, umpama ada kebutuhan bawang putih. (Komoditas) ini juga rentan membuat kenaikan inflasi," katanya. 

Turut ditambahkan, produksi komoditas pangan dalam negeri itu juga akan mrngurangi jumlah impor. "Impor boleh tapi jangan banyak-banyak. Masa kita impornya banyak banget, produksi dalam negerinya kurang. Ini intervensi yang coba kita lakukan. Intinya pemerintah daerah tidak boleh duduk manis, hari ini harus "mempelototi" terus   (harga) apa saja yang ada agar kemudian bisa mengendalikan inflasi," tegas Gubernur. 

Selain volatile food, hal lain yang mempengaruhi inflasi adalah administered price (harga jasa) yang sering kali tidak diketahui. Misalnya angkutan umum, orang masuk sekolah, dan juga kebijakan terkait kenaikan harga BBM. 

"Jangan salah, orang bayar sekolah bisa jadi inflasi juga. Ini sebentar lagi soal kenaikan harga BBM umpama. Itu beberapa kebijakan yang akan mendorong (inflasi). Maka yang penting kontrol dan pengendalian yang musti kita lakukan," tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan, inflasi di Jateng sudah mulai menurun meskipun harga cabai masih cenderung tinggi. Tingginya harga cabai itu menurutnya, karena memang belum masuk musim panen. "Kalau cabai itu hanya musimnya saja, maka kami intervensi," terangnya usai menghadiri acara Forum Pusaka Jateng di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Rabu (3/8/2022). 

Terkait tingginya harga cabai, Gubernur mengajak masyarakat untuk mulai mencari alternatif cabai segar. Misalnya penggunaan cabai olahan sehingga ke depan harga cabai dapat stabil. 

"Berikutnya kita harus bicara juga penggunaan cabai termasuk cabai olahan sehingga kita tidak harus menggunakan cabai yang fresh. Ini butuh edukasi tadi" bahasanya.   

Gubernur menjelaskan, secara umum inflasi di Jateng mulai menurun setelah dilakukan intervensi dan operasi pasar yang dilakukan secara masif oleh Pemerintah Provinsi Jateng, perwakilan Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lain. 

"Betul-betul kita melakukan checking data. Maka sistem yang pernah kita buat sama BI yang namanya SIHATI itu kita harapkan betul-betul semuanya meng-update tiap hari. Kalau bisa tiap hari itu bisa menjadi data awal bagaimana kita membaca situasi," jelasnya. 

Volatile food yaitu komoditas pangan yang harganya bergejolak,  menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi inflasi. Untuk itu Gubernur mendorong peningkatan produksi komoditas pangan sehingga produksi dalam negeri mencukupi kebutuhan. Imbauan itu sebagai langkah siaga terkait kenaikan harga komoditas pangan yang dipengaruhi faktor eksternal atau perubahan global yang sedang terjadi. 

"Pasti selalu saja ada hubungannya. Ini momentum buat kita bangkit. Hari Jumat besok kita sama BI mau ke Tegal, di sana sudah ada learning center untuk petani belajar menanam bawang putih. Dulu kita sudah menanam di Tawangmangu dan Temanggung, hari ini kita buatkan di Tegal. Termasuk bekerja sama dengan IPB dengan satu harapan kelak kemudian hari, umpama ada kebutuhan bawang putih. (Komoditas) ini juga rentan membuat kenaikan inflasi," katanya. 

Turut ditambahkan, produksi komoditas pangan dalam negeri itu juga akan mrngurangi jumlah impor. "Impor boleh tapi jangan banyak-banyak. Masa kita impornya banyak banget, produksi dalam negerinya kurang. Ini intervensi yang coba kita lakukan. Intinya pemerintah daerah tidak boleh duduk manis, hari ini harus "mempelototi" terus   (harga) apa saja yang ada agar kemudian bisa mengendalikan inflasi," tegas Gubernur. 

Selain volatile food, hal lain yang mempengaruhi inflasi adalah administered price (harga jasa) yang sering kali tidak diketahui. Misalnya angkutan umum, orang masuk sekolah, dan juga kebijakan terkait kenaikan harga BBM. 

"Jangan salah, orang bayar sekolah bisa jadi inflasi juga. Ini sebentar lagi soal kenaikan harga BBM umpama. Itu beberapa kebijakan yang akan mendorong (inflasi). Maka yang penting kontrol dan pengendalian yang musti kita lakukan," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu