Follow Us :              

Jembatan Bantuan Pemprov Jateng Di Magelang, Jadi Jalur Evakuasi dan Tingkatkan Perekonomian

  10 August 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 869 
Kategori :
Bagikan :


Jembatan Bantuan Pemprov Jateng Di Magelang, Jadi Jalur Evakuasi dan Tingkatkan Perekonomian

10 August 2022 | 11:00:00 | dibaca : 869
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

MAGELANG - Jembatan Senowo yang berada di antara Desa Dukun dan Mangunsoko Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang menjadi dua lajur berkat bantuan dari Pemprov Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.  

Kini, jembatan senilai Rp7,25 miliar dari anggaran bantuan provinsi (Banprov) 2021 itu berfungsi sebagai jalur alternatif Magelang-Boyolali, sekaligus jalur evakuasi bencana erupsi Merapi. Bukan hanya itu, jembatan yang dulunya sering terbawa arus lahar dingin itu, sekarang mampu mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. 

Sekretaris Desa Dukun, Yudo Wasito menuturkan, Jembatan Senowo yang dibangun tahun 2021 atas bantuan Provinsi Jawa Tengah tersebut, kini menjadi akses antar kabupaten. "Itu menghubungkan antar kabupaten, yakni Magelang-Boyolali-Semarang," ujarnya, Rabu (10/8/2022). Ia mengatakan, dulu jembatan tersebut hanya satu jalur, sehingga harus buka-tutup bagi kendaraan roda empat. 

"Dulu hanya satu jalur. Untuk kendaraan truk dan yang mengangkut sayur itu harus bergantian karena jalan sempit. Apalagi saat erupsi Merapi pasti semrawut. Ada (rawan) kecelakaan juga, biasanya itu orang yang belum paham jalur sini, karena jalan satu jalur, nanjak dan sempit," terang Yudo. 

"Dampaknya banyak, ya memperlancar ekonomi karena mayoritas petani bisa angkut hasil pertanian. Ada juga pasar desa dekat jembatan. Jadi memperlancar evakuasi. Desa Dukun jaraknya 12 kilometer dr puncak Merapi, karena di atas ada beberapa desa, sehingga jalur evakuasi ini sangat vital," tambahnya lagi. 

Kepala Pasar Desa Dukun, Yazid Aiman menambahkan bahwa pasar yang dikelola merupakan aset desa. Keberadaan jembatan itu nampu meningkatkan pendapatan asli desa secara drastis. "Iya, khususnya untuk pasar sangat berpengaruh. PAD yang awalnya Rp12 juta per bulan meningkat menjadi Rp 20 juta per bulan itu dari retribusi," katanya. Yazid juga mengatakan, selain Pasar Desa, sekitar jarak 300 meter juga terdapat pasar milik kabupaten. 

Salah satu pedagang juga menyampaikan dampak dari pembangunan jembatan tersebut, mempengaruhi jumlah pembeli yang datang, sehingga penghasilannya bertambah. "Banyak yang lewat jadi banyak pembeli. Kalau dulu Rp400 ribu per hari, sekarang bisa dapat Rp700 ribu per hari. Kalau puasa malah sampai Rp 1 juta per hari," ujar Genduk, pedagang nasi rames di Pasar Desa Dukun. 

Selain Jembatan Kali Senowo di ruas jalan Tlatar-Talun Magelang, ada pula Jembatan Kali Tangsi di ruas jalan Krasak-Kajoran yang dibangun dari anggaran Banprov. Jembatan Kali Tangsi mendapat anggaran Rp 8,45 miliar, sementara jembatan Senowo menelan anggaran sebesar Rp7,25 miliar. Saat mengecek pembangunan dua jembatan tersebut pada 18 Mei 2022 lalu, Gubernur terlihat puas dengan pengerjaan dua proyek tersebut.


Bagikan :

MAGELANG - Jembatan Senowo yang berada di antara Desa Dukun dan Mangunsoko Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang menjadi dua lajur berkat bantuan dari Pemprov Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.  

Kini, jembatan senilai Rp7,25 miliar dari anggaran bantuan provinsi (Banprov) 2021 itu berfungsi sebagai jalur alternatif Magelang-Boyolali, sekaligus jalur evakuasi bencana erupsi Merapi. Bukan hanya itu, jembatan yang dulunya sering terbawa arus lahar dingin itu, sekarang mampu mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. 

Sekretaris Desa Dukun, Yudo Wasito menuturkan, Jembatan Senowo yang dibangun tahun 2021 atas bantuan Provinsi Jawa Tengah tersebut, kini menjadi akses antar kabupaten. "Itu menghubungkan antar kabupaten, yakni Magelang-Boyolali-Semarang," ujarnya, Rabu (10/8/2022). Ia mengatakan, dulu jembatan tersebut hanya satu jalur, sehingga harus buka-tutup bagi kendaraan roda empat. 

"Dulu hanya satu jalur. Untuk kendaraan truk dan yang mengangkut sayur itu harus bergantian karena jalan sempit. Apalagi saat erupsi Merapi pasti semrawut. Ada (rawan) kecelakaan juga, biasanya itu orang yang belum paham jalur sini, karena jalan satu jalur, nanjak dan sempit," terang Yudo. 

"Dampaknya banyak, ya memperlancar ekonomi karena mayoritas petani bisa angkut hasil pertanian. Ada juga pasar desa dekat jembatan. Jadi memperlancar evakuasi. Desa Dukun jaraknya 12 kilometer dr puncak Merapi, karena di atas ada beberapa desa, sehingga jalur evakuasi ini sangat vital," tambahnya lagi. 

Kepala Pasar Desa Dukun, Yazid Aiman menambahkan bahwa pasar yang dikelola merupakan aset desa. Keberadaan jembatan itu nampu meningkatkan pendapatan asli desa secara drastis. "Iya, khususnya untuk pasar sangat berpengaruh. PAD yang awalnya Rp12 juta per bulan meningkat menjadi Rp 20 juta per bulan itu dari retribusi," katanya. Yazid juga mengatakan, selain Pasar Desa, sekitar jarak 300 meter juga terdapat pasar milik kabupaten. 

Salah satu pedagang juga menyampaikan dampak dari pembangunan jembatan tersebut, mempengaruhi jumlah pembeli yang datang, sehingga penghasilannya bertambah. "Banyak yang lewat jadi banyak pembeli. Kalau dulu Rp400 ribu per hari, sekarang bisa dapat Rp700 ribu per hari. Kalau puasa malah sampai Rp 1 juta per hari," ujar Genduk, pedagang nasi rames di Pasar Desa Dukun. 

Selain Jembatan Kali Senowo di ruas jalan Tlatar-Talun Magelang, ada pula Jembatan Kali Tangsi di ruas jalan Krasak-Kajoran yang dibangun dari anggaran Banprov. Jembatan Kali Tangsi mendapat anggaran Rp 8,45 miliar, sementara jembatan Senowo menelan anggaran sebesar Rp7,25 miliar. Saat mengecek pembangunan dua jembatan tersebut pada 18 Mei 2022 lalu, Gubernur terlihat puas dengan pengerjaan dua proyek tersebut.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu