Follow Us :              

Buka UKW PWI Jateng, Gubernur Jateng: Wartawan Penting Dalam Warnai Rumah Indonesia

  24 August 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 698 
Kategori :
Bagikan :


Buka UKW PWI Jateng, Gubernur Jateng: Wartawan Penting Dalam Warnai Rumah Indonesia

24 August 2022 | 09:00:00 | dibaca : 698
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Keakuratan dan kredibilitas wartawan dalam memberikan informasi menjadi ujung tombak perwujudan spirit nasionalisme dan patriotisme. Begitu pentingnya, bahkan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menilai, wartawan adalah pemberi warna pada "rumah" Indonesia. 

"Sebenarnya warna cat rumah Indonesia itu yang ngecat ya wartawan. Hari ini ada pesaingnya, yaitu medsos, di mana semua orang bisa memberi informasi dan citizen journalism berkembang," kata Gubernur saat membuka uji kompetensi wartawan (UKW) angkatan ke-35PWI Jateng di Hotel Khas Semarang, Rabu (24/8/2022). 

Meskipun semua orang dapat menulis, memotret, dan semua bisa menjadi jurnalis, bahkan membuat televisi sendiri, namun wartawan memiliki kelebihan. Wartawan memiliki kode etik jurnalistik sehingga masih mendapat kepercayaan dari masyarakat. Namun itu bisa berubah apabila kepercayaan dari masyarakat hilang. 

"Artinya uji kompetensi wartawan menjadi penting karena di sana ada regulasi, etika, dan tata cara penulisan. Kredibilitas itu mahal, dan kalau itu bisa dijaga, maka rumah Indonesia dengan spirit nasionalisme dan patriotisme akan terbentuk." 

Gubernur mengaku pernah menemukan media yang kurang memiliki kredibilitas menayangkan berita yang tidak sesuai dengan fakta dan tanpa konfirmasi. 

"Kalau diberitakan beda biasanya saya langsung komplain telepon Pemrednya agar semua jelas. Makanya ini kawan-kawan yang uji kompetensi, saya yakin di ruangan ini nilai-nilai itu akan ada sehingga lebih prudent," ungkapnya. 

Hal senada disampaikan oleh Ketua Komisi Pendidikan dan Pelatihan PWI Pusat, Hendro Basuki, saat memberikan sambutan. Menurutnya di tengah melubernya informasi di banyak media, mulai ada kecenderungan arus balik ke media mainstream karena masyarakat membutuhkan akurasi tinggi untuk setiap informasi. 

"Ketika wartawan berpegang etika jurnalistik, taat hukum pers, dan menulis berita dengan tepat dalam konteks terpenuhi aspek jurnalistik, maka profesi ini masih akan bertahan. Terima kasih juga kepada Pak Ganjar yang selalu support untuk kegiatan seperti ini dan perhatian dengan pendidikan wartawan," ujarnya. 

Ketua PWI Jateng, Amir Mahmud, mengatakan UKW angkatan ke-35 itu diikuti oleh 24 peserta yang berasal dari berbagai media di Jawa Tengah dan luar Jawa Tengah termasuk Papua. Kegiatan itu didukung juga oleh SKK Migas Jabanusa.

"UKW ini menyatukan kompetensi teknis dan etis. Kecerdasan etika kita utamakan dengan pemahaman hukum pers dan kode etik. Martabat profesi kita (wartawan) ada pada sikap batin kita sendiri dan pada kecerdasan etika kita," tegas Ketua PWI Jateng.


Bagikan :

SEMARANG - Keakuratan dan kredibilitas wartawan dalam memberikan informasi menjadi ujung tombak perwujudan spirit nasionalisme dan patriotisme. Begitu pentingnya, bahkan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menilai, wartawan adalah pemberi warna pada "rumah" Indonesia. 

"Sebenarnya warna cat rumah Indonesia itu yang ngecat ya wartawan. Hari ini ada pesaingnya, yaitu medsos, di mana semua orang bisa memberi informasi dan citizen journalism berkembang," kata Gubernur saat membuka uji kompetensi wartawan (UKW) angkatan ke-35PWI Jateng di Hotel Khas Semarang, Rabu (24/8/2022). 

Meskipun semua orang dapat menulis, memotret, dan semua bisa menjadi jurnalis, bahkan membuat televisi sendiri, namun wartawan memiliki kelebihan. Wartawan memiliki kode etik jurnalistik sehingga masih mendapat kepercayaan dari masyarakat. Namun itu bisa berubah apabila kepercayaan dari masyarakat hilang. 

"Artinya uji kompetensi wartawan menjadi penting karena di sana ada regulasi, etika, dan tata cara penulisan. Kredibilitas itu mahal, dan kalau itu bisa dijaga, maka rumah Indonesia dengan spirit nasionalisme dan patriotisme akan terbentuk." 

Gubernur mengaku pernah menemukan media yang kurang memiliki kredibilitas menayangkan berita yang tidak sesuai dengan fakta dan tanpa konfirmasi. 

"Kalau diberitakan beda biasanya saya langsung komplain telepon Pemrednya agar semua jelas. Makanya ini kawan-kawan yang uji kompetensi, saya yakin di ruangan ini nilai-nilai itu akan ada sehingga lebih prudent," ungkapnya. 

Hal senada disampaikan oleh Ketua Komisi Pendidikan dan Pelatihan PWI Pusat, Hendro Basuki, saat memberikan sambutan. Menurutnya di tengah melubernya informasi di banyak media, mulai ada kecenderungan arus balik ke media mainstream karena masyarakat membutuhkan akurasi tinggi untuk setiap informasi. 

"Ketika wartawan berpegang etika jurnalistik, taat hukum pers, dan menulis berita dengan tepat dalam konteks terpenuhi aspek jurnalistik, maka profesi ini masih akan bertahan. Terima kasih juga kepada Pak Ganjar yang selalu support untuk kegiatan seperti ini dan perhatian dengan pendidikan wartawan," ujarnya. 

Ketua PWI Jateng, Amir Mahmud, mengatakan UKW angkatan ke-35 itu diikuti oleh 24 peserta yang berasal dari berbagai media di Jawa Tengah dan luar Jawa Tengah termasuk Papua. Kegiatan itu didukung juga oleh SKK Migas Jabanusa.

"UKW ini menyatukan kompetensi teknis dan etis. Kecerdasan etika kita utamakan dengan pemahaman hukum pers dan kode etik. Martabat profesi kita (wartawan) ada pada sikap batin kita sendiri dan pada kecerdasan etika kita," tegas Ketua PWI Jateng.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu