Follow Us :              

Launching Simolek, Pemprov Jateng Gagas Jogo Tonggo untuk Edukasi dan Literasi Keuangan

  18 November 2022  |   07:00:00  |   dibaca : 1070 
Kategori :
Bagikan :


Launching Simolek, Pemprov Jateng Gagas Jogo Tonggo untuk Edukasi dan Literasi Keuangan

18 November 2022 | 07:00:00 | dibaca : 1070
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG- Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno meluncurkan Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (Simolek) Edutainment di halaman Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah - DI Yogyakarta, Jumat (18/11/2022). Dengan adanya Simolek, diharapkan dapat mendorong literasi dan inklusi keuangan hingga ke pelosok desa. 

Peluncuran mobil Simolek oleh Sekda didampingi Kepala OJK Regional Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Aman Santosa, akan digunakan untuk pelaksanaan berbagai program edukasi dan literasi keuangan hingga ke pelosok. Terlebih, hingga saat ini tidak sedikit masyarakat yang terjerat penipuan berkedok investasi, pinjaman online (pinjol), rentenir dan sebagainya akibat kurangnya literasi dan edukasi keuangan. 

"Pinjol kita pikir hanya di daerah kota, tetapi karena menggunakan media smartphone, ternyata masyarakat di pucuk gunung pun kena pinjol, karena penggunaan teknologi smartphone tidak terbatas ruang dan waktu. Ini mungkin yang perlu edukasi lebih masif," ujar Sekda di sela peluncuran Simolek. 

Sekda menjelaskan, edukasi keuangan harus terus digencarkan kepada seluruh kalangan masyarakat, termasuk masyarakat di pelosok daerah. Semua bergerak bersama seperti program Jogo Tonggo yang digencarkan saat pandemi Covid -19.  

Sekda meyakini, Gerakan Jogo Tonggo juga dapat diterapkan untuk edukasi dan literasi keuangan di masyarakat. "Jogo Tonggo bisa dikembangkan untuk yang lain. Saya juga sedang menggagas bagaimana Jogo Tonggo menangani stunting, anak putus sekolah, literasi, bagaimana menjaga masyarakat tidak terkena investasi bodong, pinjaman online dan sebagainya." 

Prestasi Jawa Tengah di bidang literasi keuangan cukup membanggakan. Kepala OJK Regional Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Aman Santosa, menjelaskan, literasi dan inklusi keuangan provinsi ini sudah di atas nasional. Prestasi ini berkat dukungan banyak pihak, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terus mendorong Tim Percepatan Akses Keuangan di daerah. 

"Konkretnya, saya mengajak semua industri keuangan supaya menjadikan seluruh outletnya menjadi agen literasi keuangan dimana mereka berada. Ini akan gayung bersambut dengan ide, bahwa para lurah dan kades juga akan menjadi agen literasi keuangan di daerah," terangnya.

Aman menilai, kebijakan tersebut sangat penting karena dengan berbagai upaya edukasi literasi yang dilakukan, ternyata pengaduan masih banyak. Bahkan sampai tingkat desa dan kadang ada pejabat tinggi yabg terkecoh oleh pesan-pesan singkat yang menjebak, sehingga tidak ada cara yang lebih baik kecuali dengan pencegahan. 

Karenanya, edukasi dan literasi keuangan harus menyasar masyarakat hingga ke pelosok desa. Terlebih masih banyak daerah di Jawa Tengah yang belum terlayani OJK. Dicontohkan, banyak petani organik di Grabag, Kabupaten Magelang yang dibiayai Lembaga  Keuangan Mikro (LKM) yang tidak diawasi atau terdaftar di OJK. Selain itu di Desa Candimulyo Kabupaten Magelang, banyak petani durian yang dibiayai tengkulak yang dananya berasal dari bank.

"Artinya masih banyak gab-gab yang harus diisi Industri Jasa Keuangan. Itulah kira-kira yang membuat saya tergerak kembali untuk rekomitmen kembali untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat agar mereka lebih pintar dan cerdas sehingga tidak terjebak industri keuangan yang tidak diawasi oleh OJK," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG- Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno meluncurkan Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (Simolek) Edutainment di halaman Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah - DI Yogyakarta, Jumat (18/11/2022). Dengan adanya Simolek, diharapkan dapat mendorong literasi dan inklusi keuangan hingga ke pelosok desa. 

Peluncuran mobil Simolek oleh Sekda didampingi Kepala OJK Regional Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Aman Santosa, akan digunakan untuk pelaksanaan berbagai program edukasi dan literasi keuangan hingga ke pelosok. Terlebih, hingga saat ini tidak sedikit masyarakat yang terjerat penipuan berkedok investasi, pinjaman online (pinjol), rentenir dan sebagainya akibat kurangnya literasi dan edukasi keuangan. 

"Pinjol kita pikir hanya di daerah kota, tetapi karena menggunakan media smartphone, ternyata masyarakat di pucuk gunung pun kena pinjol, karena penggunaan teknologi smartphone tidak terbatas ruang dan waktu. Ini mungkin yang perlu edukasi lebih masif," ujar Sekda di sela peluncuran Simolek. 

Sekda menjelaskan, edukasi keuangan harus terus digencarkan kepada seluruh kalangan masyarakat, termasuk masyarakat di pelosok daerah. Semua bergerak bersama seperti program Jogo Tonggo yang digencarkan saat pandemi Covid -19.  

Sekda meyakini, Gerakan Jogo Tonggo juga dapat diterapkan untuk edukasi dan literasi keuangan di masyarakat. "Jogo Tonggo bisa dikembangkan untuk yang lain. Saya juga sedang menggagas bagaimana Jogo Tonggo menangani stunting, anak putus sekolah, literasi, bagaimana menjaga masyarakat tidak terkena investasi bodong, pinjaman online dan sebagainya." 

Prestasi Jawa Tengah di bidang literasi keuangan cukup membanggakan. Kepala OJK Regional Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Aman Santosa, menjelaskan, literasi dan inklusi keuangan provinsi ini sudah di atas nasional. Prestasi ini berkat dukungan banyak pihak, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terus mendorong Tim Percepatan Akses Keuangan di daerah. 

"Konkretnya, saya mengajak semua industri keuangan supaya menjadikan seluruh outletnya menjadi agen literasi keuangan dimana mereka berada. Ini akan gayung bersambut dengan ide, bahwa para lurah dan kades juga akan menjadi agen literasi keuangan di daerah," terangnya.

Aman menilai, kebijakan tersebut sangat penting karena dengan berbagai upaya edukasi literasi yang dilakukan, ternyata pengaduan masih banyak. Bahkan sampai tingkat desa dan kadang ada pejabat tinggi yabg terkecoh oleh pesan-pesan singkat yang menjebak, sehingga tidak ada cara yang lebih baik kecuali dengan pencegahan. 

Karenanya, edukasi dan literasi keuangan harus menyasar masyarakat hingga ke pelosok desa. Terlebih masih banyak daerah di Jawa Tengah yang belum terlayani OJK. Dicontohkan, banyak petani organik di Grabag, Kabupaten Magelang yang dibiayai Lembaga  Keuangan Mikro (LKM) yang tidak diawasi atau terdaftar di OJK. Selain itu di Desa Candimulyo Kabupaten Magelang, banyak petani durian yang dibiayai tengkulak yang dananya berasal dari bank.

"Artinya masih banyak gab-gab yang harus diisi Industri Jasa Keuangan. Itulah kira-kira yang membuat saya tergerak kembali untuk rekomitmen kembali untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat agar mereka lebih pintar dan cerdas sehingga tidak terjebak industri keuangan yang tidak diawasi oleh OJK," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu