Follow Us :              

Buka Rakor KPA se-Jateng, Taj Yasin : Kunci Pelayanan Optimal Dengan Mendapat Kepercayaan ODHA

  28 November 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 619 
Kategori :
Bagikan :


Buka Rakor KPA se-Jateng, Taj Yasin : Kunci Pelayanan Optimal Dengan Mendapat Kepercayaan ODHA

28 November 2022 | 09:00:00 | dibaca : 619
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG -  Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengungkap kunci penanganan HIV/AIDS adalah dengan kepercayaan. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri rapat koordinasi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) se-Jateng di kantor Dinas Kesehatan Jateng, Senin (28/11/2022).  

Menurut wagub, sebelum melakukan penanganan, para petugas harus bisa mendapatkan kepercayaan dari orang dengan HIV/AIDS terlebih dahulu. Dengan demikian, lanjutnya, program 3 zero (zero penularan, zero kematian, zero diskriminasi) bisa terwujud pada tahun 2030 nanti. 

"kunci masuk penanganan AIDS itu adalah bagaimana mendapat kepercayaan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Teman-teman ODHA membutuhkan komunikasi dan kepercayaan. Dukungan moral kita kepada mereka. Baru setelah itu bisa kita capai 3 zero," kata Taj Yasin.  

Wagub menambahkan, petugas medis juga perlu diberi arahan dalam menangani ODHA. Menurutnya, dengan pemahaman yang tepat maka petugas medis bisa lebih optimal memberikan layanan kesehatan. Lebih jauh Taj Yasin meminta akses informasi layanan kesehatan kepada ODHA harus diperbanyak dan jelas. Dia ingin, ODHA memperoleh informasi yang cukup supaya mereka mau terbuka. 

"Ini juga harus kita beri informasi penanganan (ODHA). (Prosedur) pemberian obat seperti ini dan seterusnya. kita benar-benar (ingin) rumah sakit atau puskesmas yang sudah memberikan layanan HIV ini, SoP nya harus benar-benar disampaikan kepada pihak-pihak rumah sakit. Supaya kalau ada pasien atau aduan seperti ini (HIV), kita cepat segera (lakukan) penanganan tersebut," paparnya. 

Selain itu, wagub juga meminta agar para petugas kesehatan, KPA, serta LSM untuk melakukan jemput bola terhadap ODHA. Menurutnya, ada beberapa persoalan seperti akses jalan dan tidak adanya identitas ODHA yang harus diselesaikan. Dia menilai, dengan upaya jemput bola, ODHA bisa ditangani lebih optimal. 

Menambahkan, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, mengatakan hingga saat ini, jumlah ODHA di Jateng mencapai 42 ribu orang. Dari jumlah tersebut baru 14.528 orang yang diketahui aktif mengkonsumsi Antiretroviral (ARV). 

Pemprov Jateng terus berupaya memberikan layanan kepada ODHA melalui 1.086 layanan konseling yang tersedia di 35 kabupaten/kota. Dia menyebut masih diperlukan optimalisasi kinerja agar ODHA bisa mendapatkan akses ARV secara mudah. 

"Masih perlu dilakukan peningkatan (layanan). Kita perlu memperkuat koordinasi lintas tugas dan lintas sektor untuk perkuat koordinasi KPA kabupaten kota," kata Yunita.


Bagikan :

SEMARANG -  Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengungkap kunci penanganan HIV/AIDS adalah dengan kepercayaan. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri rapat koordinasi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) se-Jateng di kantor Dinas Kesehatan Jateng, Senin (28/11/2022).  

Menurut wagub, sebelum melakukan penanganan, para petugas harus bisa mendapatkan kepercayaan dari orang dengan HIV/AIDS terlebih dahulu. Dengan demikian, lanjutnya, program 3 zero (zero penularan, zero kematian, zero diskriminasi) bisa terwujud pada tahun 2030 nanti. 

"kunci masuk penanganan AIDS itu adalah bagaimana mendapat kepercayaan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Teman-teman ODHA membutuhkan komunikasi dan kepercayaan. Dukungan moral kita kepada mereka. Baru setelah itu bisa kita capai 3 zero," kata Taj Yasin.  

Wagub menambahkan, petugas medis juga perlu diberi arahan dalam menangani ODHA. Menurutnya, dengan pemahaman yang tepat maka petugas medis bisa lebih optimal memberikan layanan kesehatan. Lebih jauh Taj Yasin meminta akses informasi layanan kesehatan kepada ODHA harus diperbanyak dan jelas. Dia ingin, ODHA memperoleh informasi yang cukup supaya mereka mau terbuka. 

"Ini juga harus kita beri informasi penanganan (ODHA). (Prosedur) pemberian obat seperti ini dan seterusnya. kita benar-benar (ingin) rumah sakit atau puskesmas yang sudah memberikan layanan HIV ini, SoP nya harus benar-benar disampaikan kepada pihak-pihak rumah sakit. Supaya kalau ada pasien atau aduan seperti ini (HIV), kita cepat segera (lakukan) penanganan tersebut," paparnya. 

Selain itu, wagub juga meminta agar para petugas kesehatan, KPA, serta LSM untuk melakukan jemput bola terhadap ODHA. Menurutnya, ada beberapa persoalan seperti akses jalan dan tidak adanya identitas ODHA yang harus diselesaikan. Dia menilai, dengan upaya jemput bola, ODHA bisa ditangani lebih optimal. 

Menambahkan, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, mengatakan hingga saat ini, jumlah ODHA di Jateng mencapai 42 ribu orang. Dari jumlah tersebut baru 14.528 orang yang diketahui aktif mengkonsumsi Antiretroviral (ARV). 

Pemprov Jateng terus berupaya memberikan layanan kepada ODHA melalui 1.086 layanan konseling yang tersedia di 35 kabupaten/kota. Dia menyebut masih diperlukan optimalisasi kinerja agar ODHA bisa mendapatkan akses ARV secara mudah. 

"Masih perlu dilakukan peningkatan (layanan). Kita perlu memperkuat koordinasi lintas tugas dan lintas sektor untuk perkuat koordinasi KPA kabupaten kota," kata Yunita.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu