Follow Us :              

Mikro Targeting, Cara Baru Jawa Tengah Tangani Stunting

  17 January 2023  |   11:00:00  |   dibaca : 607 
Kategori :
Bagikan :


Mikro Targeting, Cara Baru Jawa Tengah Tangani Stunting

17 January 2023 | 11:00:00 | dibaca : 607
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BOGOR - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah menyiapkan program mikro targeting dalam penanganan kemiskinan dan persoalan stunting. Untuk melaksanaan strategi ini, Gubenur akan bekerja sama dengan para kepala desa hingga camat di semua daerah di Jawa Tengah. 

Hal itu disampaikan Gubernur usai menghadiri acara Rakornas Forkopimda 2023 di Sentul, Bogor, Selasa (17/1/2023). Dalam acara itu, Presiden Joko Widodo yang mempimpin langsung acara, memberikan sejumlah arahan kepada seluruh kepala daerah dan jajaran Forkopimda. 

Beberapa arahan yang dberikan dalam pertemuan tersebut, diantaranya mengenai persoalan penanganan kemiskinan dan stunting. 

"Saya kira Pak Presiden sedang mengibarkan bendera start untuk tahun anggaran 2023, agar semuanya siap," kata Gubernur 

Terkait arahan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan strategi baru program penanganan kemiskinan dan stunting yaitu dengan sistem mikro targeting. Sistem ini menggunakan pendekatan yang menyasar pada segmen masyarakat secara personal, tidak secara massal.

"Sehingga kita harapkan bisa ketahuan dengan detil, yang miskin siapa, di mana saja, jumlahnya berapa, intervensinya seperti apa. Dan kalau sudah ada (data), penanganannya mesti dilakukan secara kolaboratif," ucapnya. 

Gubernur mengatakan, sebenarnya selama ini program penanganan kemiskinan dan stunting di Jawa Tengah sudah berjalan dengan baik. Namun, pasca pandemi ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan. 

"Tapi kami tetap siaga. Maka insyaallah mulai minggu ini kami akan roadshow di beberapa tempat dan memberikan penugasan pada kawan-kawan kades untuk mendata dengan detail. Camat saya minta mengkoordinasikan dan masing-masing bupati akan bertanggungjawab di daerah-daerahnya," tegasnya. 

Tidak hanya itu, Gubernur juga menyoroti pesan Presiden untuk mempermudah investasi. Pesan lainnya, Presiden meminta penggunaan APBD dan APBN dimaksimalkan pemanfaatannya untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi serta bisa mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan. 

"Maka harapannya, setelah pengarahan ini kami semua akan makin solid dan siap untuk betul-betul menghadapi 2023 dengan lebih pasti, lebih terukur dengan target yang lebih jelas," pungkasnya. 

Arahan Presiden yang juga harus mendapat perhatian dengan serius adalah penanganan inflasi. Sehingga harus segera melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak dan mencari solusinya. 

"Inflasi itu sekarang jadi momok semua negara. Patut kita syukuri inflasi kita 5,5 persen. Lihat negara lain bahkan hingga 92 persen. Saya minta seluruh gubernur, bupati wali kota bersama Bank Indonesia terus menjaga inflasi dengan memantau harga barang dan jasa yang ada di lapangan," katanya. Hasil pemantauan tersebut sangat diperlukan untuk membuat langkah antisipasi. 

Terkait kemiskinan ekstrem, Presiden mengatakan semua pihak harus bekerja keras dan bergotong royong untuk menyelesaikannya. Menurutnya, semua data sudah ada, cara penyelesaiannya juga sudah dipahami, termasuk cara mengintervensinya. 

"Termasuk penanganan stunting, semua data itu sudah ada. Tinggal ditangani secara serius. Kita bisa belajar dari penanganan pandemi. Kalau sungguh-sungguh dan bekerja keras seperti saat penanganan Covid-19, saya yakin pasti bisa," tegasnya.


Bagikan :

BOGOR - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah menyiapkan program mikro targeting dalam penanganan kemiskinan dan persoalan stunting. Untuk melaksanaan strategi ini, Gubenur akan bekerja sama dengan para kepala desa hingga camat di semua daerah di Jawa Tengah. 

Hal itu disampaikan Gubernur usai menghadiri acara Rakornas Forkopimda 2023 di Sentul, Bogor, Selasa (17/1/2023). Dalam acara itu, Presiden Joko Widodo yang mempimpin langsung acara, memberikan sejumlah arahan kepada seluruh kepala daerah dan jajaran Forkopimda. 

Beberapa arahan yang dberikan dalam pertemuan tersebut, diantaranya mengenai persoalan penanganan kemiskinan dan stunting. 

"Saya kira Pak Presiden sedang mengibarkan bendera start untuk tahun anggaran 2023, agar semuanya siap," kata Gubernur 

Terkait arahan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan strategi baru program penanganan kemiskinan dan stunting yaitu dengan sistem mikro targeting. Sistem ini menggunakan pendekatan yang menyasar pada segmen masyarakat secara personal, tidak secara massal.

"Sehingga kita harapkan bisa ketahuan dengan detil, yang miskin siapa, di mana saja, jumlahnya berapa, intervensinya seperti apa. Dan kalau sudah ada (data), penanganannya mesti dilakukan secara kolaboratif," ucapnya. 

Gubernur mengatakan, sebenarnya selama ini program penanganan kemiskinan dan stunting di Jawa Tengah sudah berjalan dengan baik. Namun, pasca pandemi ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan. 

"Tapi kami tetap siaga. Maka insyaallah mulai minggu ini kami akan roadshow di beberapa tempat dan memberikan penugasan pada kawan-kawan kades untuk mendata dengan detail. Camat saya minta mengkoordinasikan dan masing-masing bupati akan bertanggungjawab di daerah-daerahnya," tegasnya. 

Tidak hanya itu, Gubernur juga menyoroti pesan Presiden untuk mempermudah investasi. Pesan lainnya, Presiden meminta penggunaan APBD dan APBN dimaksimalkan pemanfaatannya untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi serta bisa mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan. 

"Maka harapannya, setelah pengarahan ini kami semua akan makin solid dan siap untuk betul-betul menghadapi 2023 dengan lebih pasti, lebih terukur dengan target yang lebih jelas," pungkasnya. 

Arahan Presiden yang juga harus mendapat perhatian dengan serius adalah penanganan inflasi. Sehingga harus segera melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak dan mencari solusinya. 

"Inflasi itu sekarang jadi momok semua negara. Patut kita syukuri inflasi kita 5,5 persen. Lihat negara lain bahkan hingga 92 persen. Saya minta seluruh gubernur, bupati wali kota bersama Bank Indonesia terus menjaga inflasi dengan memantau harga barang dan jasa yang ada di lapangan," katanya. Hasil pemantauan tersebut sangat diperlukan untuk membuat langkah antisipasi. 

Terkait kemiskinan ekstrem, Presiden mengatakan semua pihak harus bekerja keras dan bergotong royong untuk menyelesaikannya. Menurutnya, semua data sudah ada, cara penyelesaiannya juga sudah dipahami, termasuk cara mengintervensinya. 

"Termasuk penanganan stunting, semua data itu sudah ada. Tinggal ditangani secara serius. Kita bisa belajar dari penanganan pandemi. Kalau sungguh-sungguh dan bekerja keras seperti saat penanganan Covid-19, saya yakin pasti bisa," tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu