Follow Us :              

Totalitas Gubernur Tangani Stunting Diapresiasi Kepala BKKBN

  13 February 2023  |   09:00:00  |   dibaca : 468 
Kategori :
Bagikan :


Totalitas Gubernur Tangani Stunting Diapresiasi Kepala BKKBN

13 February 2023 | 09:00:00 | dibaca : 468
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah,  Ganjar Pranowo terus mendorong percepatan penanggulangan stunting. Dana Alokasi Khusus untuk penanganan stunting sudah diserahkan ke daerah, karena itu semua daerah harus serius mengatasi persoalan ini, tidak boleh setengah-setengah.

“Sekarang optimalkan, manfaatkan, serap dengan cepat (anggaran). Teorinya semua sudah tahu, teknisnya semua sudah tahu. Hanya saya tekankan, kepada kawan-kawan dari kabupaten kota, praktek-praktek baik di beberapa kabupaten bisa dicontoh dan share,” ujar Gubernur dalam acara Rapat Kerja Daerah dengan tajuk Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Jateng, di Hotel Santika, Senin (13/2/2023).

Gubernur menyebutkan, bahwa di beberapa daerah, seperti di Brebes, di Banyumas Raya yakni Cilacap dan Kebumen, penanganan stunting akan disatukan dengan program pengentasan kemiskinan. Hal ini karena isu stunting bukan isu tunggal. Masalah tersebut selalu beririsan dengan persoalan kemiskinan, sehingga penanganannya harus bersamaan. 

“Ini menjadi perhatian kita dan ini berhimpitan dengan angka kemiskinan juga, makanya kami akan jadikan satu program bersama yang juga akan kami evaluasi,” tandasnya.

Dalam sambutannya di raker tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo mengapresiasi keseriusan Gubernur dalam menangani stunting. Strategi penanganan tersebut menurutnya bisa dicontoh oleh daerah lain yang memiliki persoalan yang sama.  

Hasto melaporkan, saat ini rapor Jawa Tengah terkait Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBa), termasuk perkawinan dini, lebih rendah dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur.

Angka kehamilan pada usia 15 tahun hingga 19 tahun di Jawa Tengah itu sebanyak 23 per seribu. Lebih rendah dari Jawa Barat yakni 24 per seribu dan Jawa Timur ada 31 per seribu.

“Jadi Jo Kawin Bocah programnya Pak Ganjar ini luar biasa. Karena se Pulau Jawa ini yang paling tidak kawin bocah adalah di Jawa Tengah untuk provinsi yang besar,” kata Hasto.

Tidak hanya itu, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) juga dinilai positif karena berhasil mengurangi jumlah AKI di Jawa Tengah.

“Angka kematian bayinya juga bagus, 12 per seribu, dan angka kematian balitanya 14 per seribu. Inilah prestasi Jawa Tengah, jumlah yang meninggal menurun,” katanya.

Hasto juga optimis target penurunan stunting di Jawa Tengah akan tercapai. “Jangan khawatir, karena indikator-indikator yang lainnya bagus. Saya optimis mudah-mudahan di tahun 2023 akhir, kita doakan, stunting di Jawa Tengah turun dengan signifikan,” tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah,  Ganjar Pranowo terus mendorong percepatan penanggulangan stunting. Dana Alokasi Khusus untuk penanganan stunting sudah diserahkan ke daerah, karena itu semua daerah harus serius mengatasi persoalan ini, tidak boleh setengah-setengah.

“Sekarang optimalkan, manfaatkan, serap dengan cepat (anggaran). Teorinya semua sudah tahu, teknisnya semua sudah tahu. Hanya saya tekankan, kepada kawan-kawan dari kabupaten kota, praktek-praktek baik di beberapa kabupaten bisa dicontoh dan share,” ujar Gubernur dalam acara Rapat Kerja Daerah dengan tajuk Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Jateng, di Hotel Santika, Senin (13/2/2023).

Gubernur menyebutkan, bahwa di beberapa daerah, seperti di Brebes, di Banyumas Raya yakni Cilacap dan Kebumen, penanganan stunting akan disatukan dengan program pengentasan kemiskinan. Hal ini karena isu stunting bukan isu tunggal. Masalah tersebut selalu beririsan dengan persoalan kemiskinan, sehingga penanganannya harus bersamaan. 

“Ini menjadi perhatian kita dan ini berhimpitan dengan angka kemiskinan juga, makanya kami akan jadikan satu program bersama yang juga akan kami evaluasi,” tandasnya.

Dalam sambutannya di raker tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo mengapresiasi keseriusan Gubernur dalam menangani stunting. Strategi penanganan tersebut menurutnya bisa dicontoh oleh daerah lain yang memiliki persoalan yang sama.  

Hasto melaporkan, saat ini rapor Jawa Tengah terkait Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBa), termasuk perkawinan dini, lebih rendah dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur.

Angka kehamilan pada usia 15 tahun hingga 19 tahun di Jawa Tengah itu sebanyak 23 per seribu. Lebih rendah dari Jawa Barat yakni 24 per seribu dan Jawa Timur ada 31 per seribu.

“Jadi Jo Kawin Bocah programnya Pak Ganjar ini luar biasa. Karena se Pulau Jawa ini yang paling tidak kawin bocah adalah di Jawa Tengah untuk provinsi yang besar,” kata Hasto.

Tidak hanya itu, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) juga dinilai positif karena berhasil mengurangi jumlah AKI di Jawa Tengah.

“Angka kematian bayinya juga bagus, 12 per seribu, dan angka kematian balitanya 14 per seribu. Inilah prestasi Jawa Tengah, jumlah yang meninggal menurun,” katanya.

Hasto juga optimis target penurunan stunting di Jawa Tengah akan tercapai. “Jangan khawatir, karena indikator-indikator yang lainnya bagus. Saya optimis mudah-mudahan di tahun 2023 akhir, kita doakan, stunting di Jawa Tengah turun dengan signifikan,” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu