Follow Us :              

Dorong Produktivitas Pertanian, Pemprov Jateng Terus Tambah Bantuan Pembangunan Irigasi

  08 March 2023  |   12:00:00  |   dibaca : 641 
Kategori :
Bagikan :


Dorong Produktivitas Pertanian, Pemprov Jateng Terus Tambah Bantuan Pembangunan Irigasi

08 March 2023 | 12:00:00 | dibaca : 641
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo senang, warga bisa merasakan langsung manfaat bantuan keuangan provinsi untuk desa. Beberapa antara mereka menggunakan dana tersebut untuk membangun Jaringan Irigasi Desa (JIDes) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITut).

“Maka ada jaringan yang jalan desa, JIDes JITut yang dipakai untuk penanganan yang mendukung pertanian. Sebenarnya itu otoritasnya (pemanfaatan) kami berikan kepada mereka dan lumayan bagus,” kata Gubernur usai Rapat Penanganan Infrastruktur Sumberdaya Air dan Jalan Serta Upaya Pengendalian Kemacetan dan Keselamatan Lalu Lintas di Gradhika Bhakti Praja, Rabu (8/3/2023).

Lebih lanjut dikatakan, bahwa bantuan serupa terus ditambah. Di sisi lain, Gubernur juga mengingatkan, sebenarnya bantuan anggaran tidak hanya datang dari Pemerintah Provinsi, masyarakat desa juga bisa mengoptimalkan bantuan dari Perintah Kabupatenn/Kota, termasuk dari dana desa mereka sendiri. 

"Kami punya bantuan ke kabupaten kota dan desa, mereka yang akan memanfaatkan itu. Sehingga pemanfaatannya itu bisa digunakan sesuai dengan kebutuhannya,” ujar Gubernur.

Salah satu desa yang memanfaatkan bantuan keuangan desa untuk membuat jaringan irigasi adalah Desa Donosari, Kabupaten Kendal. Berkat jaringan irigasi senilai Rp400 juta tersebut, kini para petani mudah mengakses air untuk lahan pertaniannya. Dampaknya hasil panen mereka meningkat secara kualitas dan kuantitas.

Ketua Kelompok Tani Sido Rukun Desa Donosari, Mugiyo mengaku senang, karen jaringan irigasi sepanjang 270 meter mampu mengairi lahan pertanian seluas 55 hektare. “Sekarang kalau bahasa Jawa airnya turah-turah (melimpah-ruah). Kalau dulu, iuran satu hektare Rp1,2 juta, kalau sekarang hanya Rp600 ribu. Jadi mengurangi 50 persen biaya,” ucapnya.

Guna memastikan program bantuan ini terlaksana dan tepat sasaran, Gubernur memastikan pihaknya akan melakukan evaluasi. “Nanti bisa kami evaluasi, mana yang betul-betul dikerjakan dan mana yang manfaat dan mana yang tidak, itu menurut saya sesuatu yang hari ini kami dorong,” ujar pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo senang, warga bisa merasakan langsung manfaat bantuan keuangan provinsi untuk desa. Beberapa antara mereka menggunakan dana tersebut untuk membangun Jaringan Irigasi Desa (JIDes) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITut).

“Maka ada jaringan yang jalan desa, JIDes JITut yang dipakai untuk penanganan yang mendukung pertanian. Sebenarnya itu otoritasnya (pemanfaatan) kami berikan kepada mereka dan lumayan bagus,” kata Gubernur usai Rapat Penanganan Infrastruktur Sumberdaya Air dan Jalan Serta Upaya Pengendalian Kemacetan dan Keselamatan Lalu Lintas di Gradhika Bhakti Praja, Rabu (8/3/2023).

Lebih lanjut dikatakan, bahwa bantuan serupa terus ditambah. Di sisi lain, Gubernur juga mengingatkan, sebenarnya bantuan anggaran tidak hanya datang dari Pemerintah Provinsi, masyarakat desa juga bisa mengoptimalkan bantuan dari Perintah Kabupatenn/Kota, termasuk dari dana desa mereka sendiri. 

"Kami punya bantuan ke kabupaten kota dan desa, mereka yang akan memanfaatkan itu. Sehingga pemanfaatannya itu bisa digunakan sesuai dengan kebutuhannya,” ujar Gubernur.

Salah satu desa yang memanfaatkan bantuan keuangan desa untuk membuat jaringan irigasi adalah Desa Donosari, Kabupaten Kendal. Berkat jaringan irigasi senilai Rp400 juta tersebut, kini para petani mudah mengakses air untuk lahan pertaniannya. Dampaknya hasil panen mereka meningkat secara kualitas dan kuantitas.

Ketua Kelompok Tani Sido Rukun Desa Donosari, Mugiyo mengaku senang, karen jaringan irigasi sepanjang 270 meter mampu mengairi lahan pertanian seluas 55 hektare. “Sekarang kalau bahasa Jawa airnya turah-turah (melimpah-ruah). Kalau dulu, iuran satu hektare Rp1,2 juta, kalau sekarang hanya Rp600 ribu. Jadi mengurangi 50 persen biaya,” ucapnya.

Guna memastikan program bantuan ini terlaksana dan tepat sasaran, Gubernur memastikan pihaknya akan melakukan evaluasi. “Nanti bisa kami evaluasi, mana yang betul-betul dikerjakan dan mana yang manfaat dan mana yang tidak, itu menurut saya sesuatu yang hari ini kami dorong,” ujar pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu